Wednesday, 13 June 2012

Organisasi Gehlen


Reinhard Gehlen (1902-1979)



Reinhard Gehlen, pimpinan intelijen Nazi khususnya untuk melawan Uni Soviet, benar-benar memanfaatkan Operasi Paperclip. Dengan cerdik ia memasuki celah pemikiran elite intelijen AS untuk memuat diri dan kelompoknya tetap eksis. Yang lebih penting lagi, ideologi Nazi tetap bisa dihidupkan walaupun terpinggirkan dalam pertarungan ideologi antara demokrasi (AS) melawan komunis (Uni Soviet).

Kategori “sangat berbahaya”, mungkin Gehlen masuk kedalam kategori ini. Namun faktanya Gehlen secara terhormat diterima oleh musuhnya. Pada 24 Agustus 1945, dengan menggunakan seragam militer jenderal AS, pria ini terlihat menuruni sebuah pesawat pengangkut milik AD AS di Bandara Nasional Washington. Ia kemudian bergegas ke sebuah van tanpa jendela yang langsung membawanya ke Fort Hunt di luar ibukota. Disana ia bermalam dan dilayani layaknya tamu agung. Pagi harinya, dengan setelan jas abu-abu gelap, ia telah ditunggu oleh petinggi-petinggi intelijen AS untuk merundingkan kesepakatan rahasia.

Bagaimana Gehlen bisa sampai diterima dengan sangat baik di AS? Sebagai intelijen, Gehlen sepenuhnya sadar bahwa perang kemungkinan besar akan dimenangkan oleh Pihak Sekutu. Maka ketika tanda-tanda kekalahan sudah mulai nampak, ia bergegas. Semua berkas-berkas penting ia simpan didalam tong kedap air dan kemudian disembunyikan di sebuah tempat bernama Misery Meadow di Pegunungan Alpen. Seragam Wehrmacht-nya bersama bordir elang dan swastika juga dikuburkan. Lalu dengan hanya menggunakan mantel, ia menyerahkan diri pada Korps Kontra Intelijen AD AS di Bavaria pada 22 Mei 1945. Secara sadar ia memilih menyerah kepada AS daripada kepada Uni Soviet.

Gehlen paham, dalam demokrasi AS, ia masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri. Namun jika berhadapan dengan Soviet, ia mungkin akan langsung dieksekusi. Pasukan Soviet yang kemudian menerobos markas besar Gehlen di Zossen hanya menemukan lemari file yang sudah kosong.

Gehlen menyerahkan diri kepada AS tidak tanpa siasat. Sebaai sesama anti-komunis, ia punya kelebihan daripada intelijen AS. Gehlen dan jaringannya memiliki informasi intelijen lengkap mengenai Soviet. AS yang paranoid pada saat era Perang Dingin nyatanya sangat membutuhkan data intelijen itu. Itulah sebabnya tokoh intelijen sekaliber Allen Dulles, pimpinan CIA sampai mengatakan, “Yang paling penting, ia (Gehlen) ada di pihak kita!”

CIA pun menghapus file-file kasus kejahatan perang yang pernah dilakukan Gehlen dan rekan-rekannya yang memiliki posisi penting dalam jaringan organisasi Nazi. Tidak itu saja, CIA juga mengucurkan dana 200 juta dolar untuk membiayai organisasi intelijen yang dibentuk bersama Gehlen. Organisasi intelijen yang bekerjasama langsung dengan CIA itu sering disebut sebagai “Organisasi Gehlen” atau juga disebut “Org” saja. Pada awalnya hanya berupa 350 agen mantan Nazi Jerman yang direkrut. Namun kemudian berkembang dengan cepat hingga mencapai 4.000 agen.

Jadi, alih-alih mendapatkan sanksi dan diadili di pengadilan Nuremberg, para tokoh Nazi ini pun justru mampu eksis dan hidup dalam kemakmuran.
Pada tahun 1955, Org dipindah ke Jerman Barat. Namun kerjasama dengan CIA justru semakin erat. Org disinyalir berada dibalik pelatihan rahasia para agen AS di Atsugi, Jepang. Para agen ini rencananya akan dikerahkan ke Soviet. Salah satu dari agen tersebut yang kemudian tertangkap adalah pilot pesawat pengintai U-2, Francis Gary Power, yang pesawatnya tertembak jatuh oleh Soviet.

Org juga terlibat dalam penggulingan PM Mossadeg di Iran untuk kemudian digantikan dibawah monarki Shah Iran. Dan sebagai puncaknya, Org dituduh bersekongkol dengan banyak pimpinan intelijen AS dalam operasi pembunuhan Presiden AS John. F Kennedy pada bulan November 1963.



Disadur dari: Majalah Angkasa Edisi Koleksi – The World’s Most Shocking Covert Operations; Delapan Operasi Terselubung Paling Menggegerkan / Edisi Koleksi no. 75 Tahun 2011

No comments:

Post a Comment