Px4 SD (Special Duty
Variant).
Ketika SOCOM AS mengirimkan permintaan untuk pistol baru,
Beretta menjawab tantangan ini. Px4 SD dibangun dengan melebihi persyaratan
yang dituntut oleh SOCOM. Dibangun dengan menggunakan slide dan bingkai dari Px4
.45 , hampir setiap komponen secara khusus dirancang, diproduksi, dan
diperlakukan khusus untuk membuat pistol yang tak tertandingi dalam kinerjanya
di kondisi yang sulit, berpasir, garam, dan lumpur.
Satu varian tambahan yang cukup mendapatkan perhatian adalah
Px4 Storm Special Duty (SD). Berbeda dengan kakaknya yang tersedia dalam
kaliber 9mm dan .40 S&W yang menjadi ukuran standar Kepolisian AS di
mayoritas Negara Bagian, Beretta nampak benar berusaha memasarkan Px4 Storm SD
untuk militer utama AS. Mengakomodasi kaliber .45 ACP yang dipopulerkan oleh
sang legenda pistol 1911. Beretta ingin mengisi ceruk pasar pistol pengganti M9
yang programnya kini berada dalam status quo. Sekedar mengembalikan ingatan,
Angkatan Bersenjata AS memiliki cita-cita mulia untuk menggantikan pistol M9
dalam program JCP (Joint Combat Pistol) pada tahun 2005-2006. Program ini ingin
menggantikan dan menciptakan satu pistol standar, ketidakpopulerannya
menyebabkan dipergunakannya pistol lain seperti P226 (SEAL) dan Glock 19 (AU
AS). Kaliber 9mm juga kurang mumpuni karena dianggap tidak memiliki stopping
power yang memadai.
Untuk memanfaatkan desain yang telah dibuat. Beretta
menyempurnakannya menjadi varian Px4 Storm Special Duty. Dalam pembuatannya,
Beretta mengacu pada parameter yang telah ditentukan SOCOM. Fitur-fitur yang
membuatnya berbeda antara lain penggunaan lapisan anti-korosi yang lebih baik,
baik pada laras maupun magasin. Frame polimernya menampilkan warna FDE (Flat
Dark Earth) yang memang diperuntukkan untuk medan Operasi AS di Irak dan
Afghanistan (pada waktu itu). Larasnya dibuat ‘keluar’ memanjang dari slide,
siap dipasangi peredam. Bahkan kotak pembungkusnya pun dibuat istimewa, tahan
banting, dan tahan air. Tiap pembelian Px4 Storm SD akan mendapatkan dua magasin,
berkapasitas 9 dan 10 butir, alat pembersih, dan minyak pelumas.
Glock vs Beretta
Glock dan seluruh variannya, patut diakui merupakan satu
pistol yang amat berkualitas, aman, dan andal dalam segala kondisi.
Kehadirannya mulai medio 90an menggusur dinasti Beretta 92. The Wondernine yang
dulunya sempat menggusur tahta revolver. Zaman berubah, dan perubahan itu
sifatnya absolut. Yang tergusur, ya harus bersedia minggir. Walaupun Beretta
secara resmi masih menguasai pasar militer, dimana M9 masih digunakan sebagai
pistol standar militer AS, namun mereka harus memikirkan cara untuk kembali
merajai pasar yang paling potensial. Maklum, makin ke sini ancaman makin
mengintai. Komunitas Pasukan Elite AS (Special Forces), mulai menggunakan
pistol lain seperti Glock 17, 19 atau SigSauer P226 menggantikan M9.
Pistol Glock 19
Sistem pengaman magasin pistol Glock,
Sistem pengaman yang sangat handal dan terpercaya
Sistem pengaman yang sangat handal dan terpercaya
Beretta sebagai pabrikan senjata kaya tradisi berusia 500
tahun tentu tak mau dikalahkan begitu saja oleh Glock, yang terhitung anak
kemarin sore. Desainernya mempelajari apa yang membuat Glock series begitu populer.
Percobaan pertama yaitu dengan membuat pistol berbasis polimer, yaitu Beretta
9000 dan dirilis tahun 2000, dan kurang memperoleh sambutan di pasaran karena
keseimbangannya tidak terlalu bagus dan gaya tolak balik yang cukup keras. Desainnya
juga dinilai masih mempertahankan bentuk Beretta 92 dengan slide dibuat terbuka
dan memperlihatkan larasnya. Khas Beretta tetapi mungkin bagi konsumen dinilai
terlalu konvensional dan tidak membawa perubahan dibanding 92F/S.
Akhirnya, pada tahun 2005 Beretta merilis keluarga baru
pistol semi-otomatis yang diberi nama Px4 Storm. Meninggalkan tradisi penamaan
keluarga pistolnya dengan nama family Felidae (kucing besar). Beretta membawa
perubahan mendasar dalam mendesain Px4 Storm. Paling kentara adalah bahasa
desain yang jauh lebih radikal dibanding pendahulunya. Tidak mau meniru Glock
yang cenderung kaku, Beretta menggunakan desain dipenuhi lengkungan (indah
namun tetap fungsional), ciri khas desain Italia. Beretta memvisikan Px4 Storm
dapat digunakan untuk berbagai kalangan; mulai dari militer, kepolisian, dan
masyarakat sipil. Sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui.
DETAIL PISTOL
Pistol Px4 Storm, dengan trigger guard yang dibuat berukuran
besar, sehingga yang mengenakan sarung tangan tetap dapat mengoperasikan Px4
Storm. Mekanisme pelatuk dan tarikan pelatuk menggunakan komponen serupa
Beretta 92, sehingga pengguna yang migrasi ke Px4 tidak kagok. Didepannya ada
satu rel aksesoris standar MIL-STD- 1913 untuk menempelkan aksesoris seperti
senter atau bidikan laser. Sistem bidik pisir-pejeranya menggunakan tiang
standar dengan tiga titik putih (2 di pejera, 1 di pisir) yang tinggal disejajarkan
untuk membantu akuisisi cepat. Bukan sistem bidik kelas kompetisi memang,
paling banter pengguna dapat menambahkan cat nyala dalam gelap yang mengandung
fosfor untuk membuat akuisisi dalam kondisi gelap lebih mudah.
Bagi pengguna kidal tidak perlu khawatir. Beretta membuat
Storm dengan tuas-tuas kontrol ambidextrous. Tuas safety di belakang slide,
lagi-lagi ciri khas Beretta, dibuat di sisi kiri dan kanan. Tuas pelepas slide
(slide release) juga ada disana. Yang hanya ada di satu sisi adalah tombol
rilis magasin, tetapi itupun bisa ditukar dari sisi kanan apabila diinginkan.
Kalau ukuran tombol rilis magasin dirasa kurang besar, tersedia opsi tombol
ukuran sedang atau besar (oversize) yang dapat dipesan ke pihak Beretta. Untuk
tangan orang Asia, penempatan tuas safety mungkin agak canggung karena
tempatnya cukup tinggi di Slide. Penggunaan trigger safety ala Glock rasanya
masih merupakan pengaman yang lebih efektif dibandingkan tuas safety
konvensional ala Storm.
Pistol keluaran Beretta yang menjadi andalan: Px4 Storm SD
Dari sisi produksi, laras bisa dibuat se-presisi mungkin,
dengan toleransi tinggi dari mesin CNC karena laras Storm bisa dibuat lebih
sederhana. Proses pembuatan nya pun jauh lebih cepat. Biarpun sederhana dalam
proses produksi, Beretta tidak main-main. Setiap laras dibuat dari blok baja
murni (virgin steel) yang ditempa dengan teknologi cold hammer forging. Jika
dilihat proses pabrikasinya, setiap laras dihantam empat ‘palu’ robotik secara
diagonal sambil dialiri air dingin. Proses ini memberikan tekanan merata di
setiap sisi, menghasilkan laras yang amat rigid dan memiliki ketahanan pemuaian
yang baik walaupun ditembakkan berkali-kali.
Umur laras pun juga panjang, apalagi bagian dalamnya juga
diberi lapisan krom sebagai pelindungnya. Hasilnya, akurasi bisa dipertahankan
walaupun sudah ditembakkan terus-menerus. Beretta mengklaim pistol Px4 dapat
ditembakkan hingga 150.000 butir peluru tanpa ada komponen yang rusak, patah,
atau hancur. Tidak mengherankan, dalam waktu relatif singkat, sudah banyak
negara mempercayakan Px4 Storm dan variannya untuk memperkuat Angkatan
Bersenjata nya. Selain Italia yang menggunakannya sebagai pistol standar AB
mereka, Malaysia, Venezuela, Argentina, Kanada, Portugal, Afrika Selatan, dan
Turkmenistan membelinya dalam jumlah ribuan. Kepolisian AS yang menjadi pasar
terbesr produk pistol, pun mulai menyukai Px4 ini. Tercatat Kepolisian
Maryland, Sparta (NJ), Providence (Rhode Island), Fresno, dan Rochester (NY)
telah mempercayakan dan menggunakan pistol ini.
No comments:
Post a Comment