Sunday, 7 October 2012

Depth Corps - Siluman Baru Israel

DEPTH CORPS – Siluman Baru Israel

Israel bentuk kekuatan strategis untuk operasi rahasia jarak jauh.



    Militer Israel telah membentuk Korps pasukan khusus yang disebut Depth Corps ini dibentuk untuk meng-koordinasikan dan melaksanakan misi multidisiplin sekalipun jauh dari perbatasan negaranya. Tugas utama Korps, menurut Letjen Benny Gantz, Kepala Staf Umum, akan memperpanjang operasi gabungan ke dalam mandala strategis.

    Mengambil model dari US Joint Special Operation Command, pembentukan Depth Corps mengindikasikan visi militer Israel bahwa misi jarak jauh, penyamaran dan misi gabungan antarmatra akan menjadi prioritas utama dibanding operasi konvensional yang selama ini sudah dilaksanakan militer Israel. Selain itu juga menyiratkan bahwa Israel menduga peperangan di masa depan akan lebih lama, sulit, dan tidak dapat dimenangkan hanya dengan bertempur di sepanjang garis perbatasan.

    Keputusan untuk membentuk Komando Khusus ini tidak lepas dari pengalaman panjang Israel bertempur dengan negara tetangga Arab dan Timur Tengah-nya. Dalam fase peperangan yang panjang itu, Israel belajar bahwa negara moderat atau predictable, bisa jadi didominasi oleh Islam garis keras atau bahkan elemen-elemen Jihad, bahkan juga berkekuatan nuklir seperti Iran.

    Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Letjen Gantz, mendesain Korps ini setelah memperoleh rekomendasi dari sebuah tim yang dipimpin Mayjen Gadi Eizenkot, Eizenkot memimpin tim akhir musim panas lalu setelah merampungkan tugasnya sebagai Panglima Komando Utara dari Angkatan Bersenjata Israel (IDF). Dengan tugas tersebut ia bertanggung jawab menjaga perbatasan dengan Lebanon dan Dataran Tinggi Golan.

Korps baru ini dipimpin oleh Mayjen Shai Avital (59), bekas komando Pasukan Komando Sayeret Matkal, veteran ahli operasi rahasia (covert) dan yang terpenting kenal baik dengan Barak. Pemanggilan Avital untuk kembali masuk ke dinas aktif tidaklah lazim. Namun Gantz dan Barak punya alasan sendiri sehingga membuat mereka butuh seorang Avital. Bagaimanapun, Korps ini membutuhkan seorang komandan yang memiliki pengalaman memimpin berbagai jenis pasukan khusus. Orang itu harus mempunyai kemampuan tinggi dan tradisi bertempur yang tinggi. Gabungan pengalaman, kapabilitas, dan tradisi yang kuat itu dibutuhkan Barak untuk memberikan otoritas unik kepada sang Komandan, yang dengan sosoknya yang berpengalaman itu penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri kepada anggotanya.



DEEP-STRIKE FORCE

    Dapat ditebak, beberapa orang menyebut Korps ini dengan Iran Command. Selama ini Israel memang punya komando khusus untuk permasalahan di Iran, yaitu Mossad, yang telah melakukan tugas berat melaksanakan kampanye menghadapi ancaman nuklir Iran. Jika ada unit lain di dalam IDF yang diberi tugas khusus menghadapi Iran secara spesifik, mereka adalah AU Israel. Angkatan Udara Israel telah disiapkan secara khusus untuk melaksanakan misi penyerangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Gantz memberikan instruksi kepada Eizenkot untuk menilai strategi yang telah dikembangkan selama ini di wilayah tersebut guna menentukan apakah IDF perlu membuat perubahan di dalam rencananya.

    Saat mengevaluasi strategi terdahulu, tim Eizenkot yang terdiri dari beberapa perwira tinggi dan seorang pejabat senior Mossad, menemukan bahwa mereka butuh pasukan tempur yang mampu menerobos ke dalam sarang musuh (deep-strike force). Jejak ide ini sebenarnya bisa ditelusuri pada tahun 1982 ketika pasukan seperti ini di level staf umum. Namun pelaksanaannya molor hingga tahun 1986 sebagai hasil dari Perang Lebanon Pertama yang terjadi di tahun 1982.



    Mayjen (Pur) Doron Rubin adalah Komandan Unit pada waktu itu, namun sebagai dampak dari raid menghadapi basis Front Pembebasan Lebanon untuk Kemerdekaan Palestina- Komando Umum pada Desember 1988, dinamakan Operation Blue dan Brown- mengakhiri Komando ini. Selama Operasi yang berlangsung di Nueimeh, empat Resimen Golani tertinggal dan harus diselamatkan oleh helikopter Cobra. Para prajurit yang menggenggam skid Cobra, diterjunkan ke laut untuk diambil alih oleh Angkatan Laut Israel. Rubin mengundurkan diri sesudahnya dan unit operasi khusus ini dilebur ke dalam Komando Utara.

    Konsep misi Depth Corps akan dibagi menjadi dua kategori. Korps akan bekerja terutama dengan pasukan khusus dan kadang-kadang mengawasi operasi rahasia mereka, atau beroperasi secara langsung tapi secara diam-diam (covertly) terhadap target, katakanlah Iran dan fasilitas nuklirnya, yang harus diselesaikan melalui serangan udara. Korps akan memiliki wewenang untuk menggunakan unit operasi khusus bila diperlukan, namun dalam keadaan normal rantai komando setiap unit tidaklah berubah.

    Untuk IDF, Depth Corps adalah sebuah konsep baru untuk pasukan khusus. Pembentukan Komando baru ini akan mendapat pembenaran jika ia berhasil melakukan sinergi antara berbagai unit dan menjadi kekuatan berkemampuan ganda yang mampu menerapkan kemampuan khusus mereka.

    Sebaliknya para ahli memperingatkan, bahwa sinergi ini akan sulit dicapai. Pasalnya, setiap pasukan khusus IDF memiliki tradisi tempur yang berbeda-beda. Seperti Sayeret Matkal misalnya, bisa dibilang mereka adalah pasukan khusus darat Israel yang paling banyak menorehkan kisah, telah melakukan misi-misi yang sangat kompleks dan spektakuler selama bertahun-tahun. Sebagian besar misi mereka masih rahasia, begitu pun dengan Shaldag dan Flotilla 13.

    Sementara Pasukan Khusus Israel telah mengukir keberhasilan spektakuler, yang telah ada dalam Staf Umum sejak Perang Lebanon Kedua di tahun 2006, bahwa unit bisa berbuat lebih banyak jika mereka bekerjasama lebih erat dan melakukan koordinasi yang lebih baik antar cabang. Depth Corps dapat membantu memobilisasi pasukan khusus untuk sebuah operasi. Jauh lebih penting, Depth Corps akan memiliki pekerjaan perencanaan dan memimpin operasi di daerah yang jauh di luar perbatasan Israel, operasi yang terkait dengan covert war melawan organisasi teror dan secara tidak langsung jelas, melawan Iran. Operasi ini akan sama dengan mereka yang telah dianggap berasal dari Israel, seperti serangan AU Israel dan pasukan khusus di Sudan terhadap jaringan teror.






Disadur dari: Majalah Commando Volume VIII No.4 Tahun 2012
   

1 comment: