Monday, 3 December 2012

Latihan Armada Jaya XXXI/2012 (Latihan perang marinir TNI AL)

13 Oktober 2012


Menguji Teori, Mencetak Sejarah

 Rudal Yakhont



Kepada seluruh prajurit yang terlibat dalam latihan Armada Jaya XXXI/2012, Saya atas nama pribadi dan selaku Kastaf AL beserta seluruh jajaran TNI AL, mengucapkan selamat atas keberhasilan penembakan rudal Takhont dari KRI OWA 354. Pertahankan keberhasilan ini demi kejayaan AL tercinta. Bravo Zulu...”



Dengan suara bergetar, kata-kata itu diumumkan KSAL Laksamana TNI Soeparno lewat saluran radio VHF ke seluruh kapal perang yang mengikuti latihan puncak TNI AL 2012, Armada Jaya XXXI, di perairan Sulawesi Utara, Sabtu pagi (13 Oktober 2012). Dari rona wajahnya, ia tampak puas sekali dengan uji coba penembakan rudal Yakhont, senjata strategis terbaru TNI AL yang diunggulkan dalam latihan ini. Rudal yang ditembakkan dari KRI Oswald Siahaan (354) yang biasa disingkat OWA ini, berhasil menjebol dan menenggelamkan sasarannya, eks KRI Teluk Berau, dengan jarak 182 kilometer, hanya dalam waktu delapan menit.



Sasaran terhantam pada menit ke-5, dan pada menit ke-8 kapal yang menjadi target ini tenggelam. Karamnya kapal sasaran ini diakui amat diluar dugaan banyak pihak. Pasalnya, Yakhont diyakini hanya akan menjebol bagian tengah kapal, namun tidak menenggelamkannya. Untuk menenggelamkannya, telah disiapkan khusus Torpedo SUT yang akan menjebol dari bawah bodi kapal, mematahkannya menjadi dua bagian, melambung ke atas, sehingga praktis akan menenggelamkannya. Karakter galak Torpedo memang seperti ini, sehingga serangannya yang nyaris tak terdeteksi ini amat sangat ditakuti oleh kapal-kapal perang Sekutu saemasa Perang Dunia II.

Untuk itu saya jadi “amat kecewa” karena dalam latihan puncak kali ini tak dapat melihat demo penembakan senjata strategis lain yang sudah disiapkan. Kapal sasaran sudah terlanjur tenggelam,” ujar KSAL Laksamana Soeparno sambil bercanda kepada segenap jajaran pimpinan TNI AL. Selain untuk target yang sama, juga akan didemokan rudal Exocet MM-40 Block II yang akan ditembakkan dari KRI Diponegoro (365) dan rudal C-802 dari KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355).


 detik-detik penembakan Yakhont dari KRI OWA 354




detik-detik menegangkan hancurnya sasaran KRI Teluk Berau
terhantam rudal Yakhont dari jarak sekitar 182 kilometer




SEJARAH PERSENJATAAN DUNIA

Tenggelamnya Landing Ship Tanks (LST) eks KRI Teluk Berau, dilaporkan dari awak KRI Cakra yang memantau dari jarak sekitar 6km. Proses tenggelamnya kapal dengan panjang bodi sekitar 85meter ini begitu dramatis. Buritannya terlebih dulu karam, sementara haluan yang sempat mendongak keatas, menyusul kemudian.

Didampingi sejumlah pejabat tinggi TNI AL, KSAL pun menyalami para perwira yang bertugas di KRI Surabaya (591), yang menjadi kapal markas komando. Suasananya jauh berbeda ketika menyaksikan KRI OWA sedang melakukan persiapan penembakan rudal dari jarak 500meter. Tegang sekali. Tegang karena khawatir uji coba tersebut gagal kembali seperti yang terjadi pada demo tahun 2011. Kala itu, di Samudera Hindia, Yakhont yang juga ditembakkan dari KRI OWA, tak bisa mengunci target dan hilang kendali tenggelam di laut setelah kehabisan bahan bakar.

Sejak saat itu, rudal mematikan yang dibeli dari Rusia pada tahun 2009 tersebut menyisakan banyak tanda tanya besar, mengenai performa dan cara mengendalikannya. Terlebih karena operator asal Rusia yang diperbantukan untuk mengoperasikan penembakan rudal ini tidak meninggalkan data kesalahan atau hasil dari evaluasi penembakan tersebut. Kelegaan KSAL yang ditampakkan usai penembakan pada Sabtu pagi itu, setidaknya menyiratkan juga kepuasan karena perwira pelaksana penembakan dinilai telah menguasai praktik kendali penembakan OTHT (Over The Horizon Target) rudal Yakhont.

Selain menjadi sebuah prestasi baru bagi TNI Angkatan Laut, keberhasilan uji coba penembakan ini praktis menjadi catatan baru bagi sejarah demo persenjataan dunia. Itu karena penembakan dilakukan di wilayah perairan Utara Sulawesi tersebut merupakan keberhasilan pertama penembakan OTHT dari rudal ini. Dengan demikian, keberhasilan ini praktis menjadi perhatian dunia internasional, khususnya dari negara-negara lain pemilik rudal serupa, yakni; Suriah, Vietnam, dan Rusia. Dan boleh jadi, akan menjadi catatan khusus bagi India, pembuat dan pengguna rudal BrahMos- rudal sasaran permukaan laut yang digubah dari P-800 Oniks yang digelanggang internasional dikenal sebagai Yakhont.


Penembakan rudal dan torpedo bukanlah satu-satunya “menu” pada uji coba kali ini. Ditempat lain juga didemokan gempuran senjata berat andalan marinir TNI AL. Pasukan pendarat ini mengusung meriam Artileri MER-57, Howitzer 105 dan roket RM-70 Grad, serta tank-tank terbaru BMP-3F yang didatangkan dari Rusia dan LVTP-7A1 buatan Korea Selatan. Latihan juga masih mengikutkan ranpur lama seperti Tank Amfibi PT-76 dan AMX-10 PAC.

Kendaraan-kendaraan tempur tersebut, berikut para prajurit marinir yang menyertainya, masuk ke wilayah sasaran lewat operasi pendaratan amfibi besar-besaran pada Minggu dini hari (14 Oktober 2012) di Pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur. Ibarat serangan Sekutu ke Normandia semasa PD II, mereka keluar dari mulut kapal-kapal LST dan Landing Perform Dock (LPD) TNI AL bersama Tank-tank Amfibi dan Landing Craft Unit (LCU) yang dapat mengangkut hingga satu kompi prajurit.

Dalam operasi militer untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai musuh itulah Marinir melancarkan serangan Artileri untuk melindungi pasukan. Tembakan pertama dilancarkan oleh Tank-tank Amfibi yang baru saja mendarat di pantai. Berikutnya oleh meriam-meriam Kaliber besar seperti MER-57 dan Howitzer How-105. Untuk serangan yang lebih mematikan, juga ditembakkan roket-roket 122mm Grad. Roket pertahanan yang ditembakkan dari peluncur multi 10x4 ini, jika dioperasikan dengan tepat, dari jarak 20km, mampu meluluhlantahkan wilayah seluas 3 hektar.
























Dengan demikian Armada Jaya XXXI/2012 lengkap memperlihatkan kesiapan penggelaran operasi militer di laut, di pantai pendaratan serta serbuan para prajurit marinir ke wilayah sasaran. Menurut wakil Direktur Latihan Laksma TNI Siwi Sukma yang sehari-hari sebagai Komandan dan Guskamla Armatim TNI AL, keberhasilan penggelaran Latihan Armada Jaya kali ini bisa juga dilihat sebagai keberhasilan Seskoal dalam menerapkan Wargaming System. Dengan alat utama yang biasa disampaikan secara tutorial kepada siswa-siswa Seskoal ini, mereka bisa mengujikan konsep-konsep peperangan dalam gambaran yang utuh dan live.

Skenario Wargame untuk latihan ini kami buat berdasarkan potensi konflik yang aktual. Kemungkinan pihak-pihak tertentu menduduki suatu wilayah selalu ada oleh karena wilayah Indonesia amat luas. Begitu pun semua ini kami lakukan untuk tujuan defensif. TNI hanya menggelar operasi militer seperti ini untuk merebut kembali suatu wilayah yang diduduki musuh,” jelas Laksda TNI Arief Rudianto.



 Tembakan Roket RM-70 Grad dalam Latihan Armada Jaya XXXI / 2012









Sumber:
Majalah COMMANDO Volume VIII / Edisi No.5 / Tahun 2012.

No comments:

Post a Comment