Pada 27
Maret 2011, Al Jazeera English melaporkan bahwa Iron Dome telah digunakan (oleh
Israel) untuk pertama kalinya. Brigadir Jenderal Doron Gavish, Seorang Komandan
Pertahanan AU Israel, menjelaskan bahwa Iron Dome telah melewati serangkaian
uji kelayakan dan tahap-tahap evaluasi. Basis pertahanan Iron Dome ditempatkan
di Beersheba.
Pengenalan
Iron Dome
(Hebrew: כִּפַּת בַּרְזֶל, kipat barzel, ) disebut juga Iron Cap, merupakan
perangkat pertahanan udara mobile milik Israel yang mampu bertahan di segala
jenis cuaca, dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems. Sistem tersebut
mampu mencegat dan menghancurkan roket-roket jarak pendek dan misil-misil
artileri yang ditembakkan dari jarak 4 hingga 70 km jauhnya dan juga mencegat
jalur dari misil-misil tersebut yang sekiranya akan menghantam wilayah
perkotaan dan wilayah yang berpopulasi padat. Israel berharap peningkatan jarak
dari pencegatan Iron Dome, dari jarak standar maksimal yakni 70km (45 mil), menjadi
250km jauhnya dan membuatnya lebih menjangkau banyaknya roket-roket yang datang
sekaligus.
Iron Dome
secara resmi beroperasi pada 27 Maret 2011 di dekat Beersheba. The Jerusalem
Post melaporkan pada 10 Maret 2013, bahwa Sistem Pertahanan Udara Israel tersebut
telah berhasil mencegat dan melumpuhkan 90% roket-roket yang diluncurkan dari
Gaza. Pada November 2012, Pihak otoritas Israel mengindikasikan bahwa mereka
telah berhasil mencegat dan menghancurkan sedikitnya 400 roket-roket yang
ditembakkan dari Gaza. Reporter Pertahanan Mark Thompson menulis bahwa
“Jatuhnya sedikit korban jiwa dari pihak Israel menandakan bahwa Iron Dome
adalah sistem yang sangat efektif, Sistem Pertahanan Anti-Misil yang telah
disaksikan dunia.”
Latar Belakang
Kelompok militan Hezbollah, telah
mulai menembakkan roket-roket secara serampangan ke arah populasi Israel bagian
Utara pada pertengahan tahun 90an, membuat IDF menjadi semakin waspada. Pada
2004, Ide pembuatan SPU (Sistem Pertahanan Udara) Iron Dome mendapatkan
momentumnya ketika Brigjen Daniel Gold menjabat sebagai Kepala Unit
Pengembangan dan Penelitian IDF. Gold sangat antusias dalam mendukung langkah
pengembangan Proyek SPU Anti-misil. Ia juga turut mengajak banyak politisi Israel
untuk turut mendukung langkah tersebut.
Spesifikasi
SPU-ID
SPU Israel didesain untuk
meng-counter roket-roket jarak pendek dan peluru-peluru artileri 155mm dengan
jarak hingga 70km. Menurut pengembangnya, Iron Dome mampu beroperasi siang dan
malam, dibawah kondisi cuaca yang ekstrem, dan mampu merespon ancaman-ancaman
roket secara berkelanjutan.
Iron Dome memiliki 3
komponen utama:
1. Detection & Tracking Radar: Adalah sistem radar yang dibangun
oleh Elta, Perusahaan Pertahanan Israel dan mendapatkan subsidi dari Israel
Aerospace Industry, termasuk IDF.
2. Battle Management & Weapon Control (BMC): merupakan pusat
kontrol yang dibangun oleh mPrest Systems, sebuah perusahaan software Israel.
3. Missile Firing Unit: Yang meluncurkan misil pencegat Tamir, yang
di isi dengan sensor electro-optic dan beberapa kontrol lanjutan misil untuk bermanuver
tinggi. Misil dibuat oleh Rafael.
Radar SPU dikembangkan oleh Divisi ELTA IAI dan disebut juga ELM-2084. Radar tersebut
dapat mendeteksi peluncuran roket dan melacak jalur terbangnya. Lalu BMC
menghitung perkiraan arah terbang roket menurut laporan data, dan menggunakan
informasi tersebut untuk menentukan apakah roket merupakan sebuah ancaman atau
tidak (masuk ke dalam wilayah yang berpopulasi atau berada di luar jangkauan).
Iron Dome Radar
Battery
SPU-ID
Battery
SPU Iron Dome Israel terdiri dari sebuah unit radar, unit kontrol misil dan
beberapa peluncur, semua ditempatkan ditempat yang sama. Setiap peluncur berisi
20 misil pencegat, yang secara cerdik meluncur ketika dioperasikan melalui
jaringan wireless. Menurut laporan yang diterima, setiap Battery Iron Dome
mampu melindungi dan menjangkau wilayah perkotaan hingga berjarak 150 kilometer
jauhnya.
Insiden
Ketika pecah Perang Lebanon Ke-2
(tahun 2006), sekitar 4000 roket-roket Hezbollah (yang sebagian besar merupakan
roket jarak pendek Katyusha) menghantam Utara Israel, termasuk di Haifa, kota
terbesar ketiga di Israel. Peluncuran roket-roket tersebut menewaskan 44 warga
negara Israel dan menyebabkan 250.000 warga sipil Israel mengungsi.
Di sisi Selatan Israel, lebih dari
4000 roket-roket dan 4000 mortar bom ditembakkan secara terus-menerus ke arah
pusat-pusat populasi Israel dari Gaza antara tahun 2000 hingga tahun 2008, yang
kebanyakan dilakukan oleh Hamas. Hampir semua roket ditembakkan adalah Qassams
yang diluncurkan dari 122mm Grad Launchers yang diselundupkan dan ditempatkan
di jalur Gaza, memberikan jarak tembak yang lebih jauh. Sejak berbagai
peristiwa penembakan roket-roket itulah Israel mulai memberikan fokus yang
serius terhadap ancaman roket-roket dari Gaza. Sekitar satu juta warga Israel
yang bermukim di Selatan masuk kedalam wilayah jangkauan roket-roket tersebut.
Jarak jangkauan roket-roket Hamas
Ketika dalam tahap penempatan pada
April 2011, SPU Iron Dome telah berhasil mencegat roket-roket Katyusha yang
ditembakkan militan Palestina. Pada bulan Agustus tahun yang sama, Iron Dome
mencegat 20 misil dan roket yang ditembakkan ke arah wilayah Israel. Namun ada
satu kasus dimana SPU Israel tersebut dihancurkan oleh satu dari lima (1/5)
roket yang ditembakkan di Kota Beersheba, namun gagal menghentikan laju roket
yang kelima yang kemudian menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang
lainnya.
Iron Dome yang diluncurkan Israel.
Operasi Pilar Pertahanan, November 2012
Operasi Pilar Pertahanan, November 2012
Sebelumnya
pada 7 April 2011, setelah melalui tahap eksperimen di lapangan pada 3 April
lalu, sistem pertahanan Iron Dome di wilayah Ashkelon sukses mencegat masuknya roket
yang ditembakkan ke perkotaan, itu merupakan roket jarak pendek-menengah yang
ditembakkan dari Gaza yang berhasil dicegat. Menurut laporan dari lokasi,
peristiwa pencegatan roket itu oleh Iron Dome dapat terlihat dengan jelas di
kota-kota Israel di dekat wilayah Gaza utara. Beberapa saat setelah roket
dicegat Pesawat jet IAF dikerahkan dan sukses menghantam kelompok yang
menembakkan roket tersebut. IDF lalu mengatakan bahwa sistem dari pertahanan
tersebut masih dalam tahap evaluasi lebih lanjut. Pada 8 April 2011, Sistem
Pertahanan Udara Israel tersebut berhasil mencegat dan melumpuhkan empat roket
lainnya yang ditembakkan dari wilayah Gaza.
Pada 12
April 2011, IDF (Israel Defense Forces) akan mempercepat kemunculan dari
battery Iron Dome ke-3. Menurut Haaretz, Pejabat otoritas IDF mengindikasikan
bahwa pembangunan keamanan dari sistem tersebut bertujuan untuk memastikan
bahwa battery ke-3 akan secepatnya tersedia dalam enam bulan ke depan, dari
yang sebelumnya diharapkan selesai dalam 18 bulan kedepan. Menurut rencana,
Peluncur dari sistem yang telah ada akan dikombinasikan dengan
komponen-komponen lainnya yang telah dikembangkan, dalam rangka untuk
mempercepat produksi battery. Dengan begitu Batalyon Operasional Iron Dome
pertama akan tersedia secepatnya dalam kurun waktu 6 bulan, dengan battery-nya
yang mampu ditempatkan di seluruh wilayah bagian Selatan dan wilayah-wilayah
lainnya.
Bagaimanapun, Israel dengan SPU-ID
(Sistem Pertahanan Udara - Iron Dome) telah mampu membuat suatu sistem
pertahanan canggih yang mampu meng-cover wilayah mereka dan melindungi warga
sipil dari ancaman roket-roket udara yang bergentayangan mengincar mangsa. Terlepas
dari konflik yang terjadi antara Israel dan kelompok-kelompok militan di
Palestin, Israel khususnya IDF telah mampu mengembangkan dan menerapkan sistem
lanjutan teknologi modern yang benar-benar kredibel dan menjadi sistem
perlindungan efektif bagi warga Israel terutama bagi militer Israel hingga saat
ini.
Indonesia perlu mencontoh Israel dalam mempertahankan wilayah dan melindungi warganya, komentar juga ya ke blog saya www.goocap.com
ReplyDelete