Tuesday, 23 July 2013

SPU (Sistem Pertahanan Udara) Iron Dome Israel




Pada 27 Maret 2011, Al Jazeera English melaporkan bahwa Iron Dome telah digunakan (oleh Israel) untuk pertama kalinya. Brigadir Jenderal Doron Gavish, Seorang Komandan Pertahanan AU Israel, menjelaskan bahwa Iron Dome telah melewati serangkaian uji kelayakan dan tahap-tahap evaluasi. Basis pertahanan Iron Dome ditempatkan di Beersheba.



Pengenalan

Iron Dome (Hebrew: כִּפַּת בַּרְזֶל, kipat barzel, ) disebut juga Iron Cap, merupakan perangkat pertahanan udara mobile milik Israel yang mampu bertahan di segala jenis cuaca, dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems. Sistem tersebut mampu mencegat dan menghancurkan roket-roket jarak pendek dan misil-misil artileri yang ditembakkan dari jarak 4 hingga 70 km jauhnya dan juga mencegat jalur dari misil-misil tersebut yang sekiranya akan menghantam wilayah perkotaan dan wilayah yang berpopulasi padat. Israel berharap peningkatan jarak dari pencegatan Iron Dome, dari jarak standar maksimal yakni 70km (45 mil), menjadi 250km jauhnya dan membuatnya lebih menjangkau banyaknya roket-roket yang datang sekaligus.


Iron Dome secara resmi beroperasi pada 27 Maret 2011 di dekat Beersheba. The Jerusalem Post melaporkan pada 10 Maret 2013, bahwa Sistem Pertahanan Udara Israel tersebut telah berhasil mencegat dan melumpuhkan 90% roket-roket yang diluncurkan dari Gaza. Pada November 2012, Pihak otoritas Israel mengindikasikan bahwa mereka telah berhasil mencegat dan menghancurkan sedikitnya 400 roket-roket yang ditembakkan dari Gaza. Reporter Pertahanan Mark Thompson menulis bahwa “Jatuhnya sedikit korban jiwa dari pihak Israel menandakan bahwa Iron Dome adalah sistem yang sangat efektif, Sistem Pertahanan Anti-Misil yang telah disaksikan dunia.”








Latar Belakang

Kelompok militan Hezbollah, telah mulai menembakkan roket-roket secara serampangan ke arah populasi Israel bagian Utara pada pertengahan tahun 90an, membuat IDF menjadi semakin waspada. Pada 2004, Ide pembuatan SPU (Sistem Pertahanan Udara) Iron Dome mendapatkan momentumnya ketika Brigjen Daniel Gold menjabat sebagai Kepala Unit Pengembangan dan Penelitian IDF. Gold sangat antusias dalam mendukung langkah pengembangan Proyek SPU Anti-misil. Ia juga turut mengajak banyak politisi Israel untuk turut mendukung langkah tersebut.


Spesifikasi SPU-ID
SPU Israel didesain untuk meng-counter roket-roket jarak pendek dan peluru-peluru artileri 155mm dengan jarak hingga 70km. Menurut pengembangnya, Iron Dome mampu beroperasi siang dan malam, dibawah kondisi cuaca yang ekstrem, dan mampu merespon ancaman-ancaman roket secara berkelanjutan.

Iron Dome memiliki 3 komponen utama:
1.  Detection & Tracking Radar: Adalah sistem radar yang dibangun oleh Elta, Perusahaan Pertahanan Israel     dan mendapatkan subsidi dari Israel Aerospace Industry, termasuk IDF.
2. Battle Management & Weapon Control (BMC): merupakan pusat kontrol yang dibangun oleh mPrest           Systems, sebuah perusahaan software Israel.
3. Missile Firing Unit: Yang meluncurkan misil pencegat Tamir, yang di isi dengan sensor electro-optic dan        beberapa kontrol lanjutan misil untuk bermanuver tinggi. Misil dibuat oleh Rafael.

Radar SPU dikembangkan oleh Divisi ELTA IAI dan disebut juga ELM-2084. Radar tersebut dapat mendeteksi peluncuran roket dan melacak jalur terbangnya. Lalu BMC menghitung perkiraan arah terbang roket menurut laporan data, dan menggunakan informasi tersebut untuk menentukan apakah roket merupakan sebuah ancaman atau tidak (masuk ke dalam wilayah yang berpopulasi atau berada di luar jangkauan).


Iron Dome Radar


Battery SPU-ID  

Battery SPU Iron Dome Israel terdiri dari sebuah unit radar, unit kontrol misil dan beberapa peluncur, semua ditempatkan ditempat yang sama. Setiap peluncur berisi 20 misil pencegat, yang secara cerdik meluncur ketika dioperasikan melalui jaringan wireless. Menurut laporan yang diterima, setiap Battery Iron Dome mampu melindungi dan menjangkau wilayah perkotaan hingga berjarak 150 kilometer jauhnya.


Insiden
Ketika pecah Perang Lebanon Ke-2 (tahun 2006), sekitar 4000 roket-roket Hezbollah (yang sebagian besar merupakan roket jarak pendek Katyusha) menghantam Utara Israel, termasuk di Haifa, kota terbesar ketiga di Israel. Peluncuran roket-roket tersebut menewaskan 44 warga negara Israel dan menyebabkan 250.000 warga sipil Israel mengungsi.

Di sisi Selatan Israel, lebih dari 4000 roket-roket dan 4000 mortar bom ditembakkan secara terus-menerus ke arah pusat-pusat populasi Israel dari Gaza antara tahun 2000 hingga tahun 2008, yang kebanyakan dilakukan oleh Hamas. Hampir semua roket ditembakkan adalah Qassams yang diluncurkan dari 122mm Grad Launchers yang diselundupkan dan ditempatkan di jalur Gaza, memberikan jarak tembak yang lebih jauh. Sejak berbagai peristiwa penembakan roket-roket itulah Israel mulai memberikan fokus yang serius terhadap ancaman roket-roket dari Gaza. Sekitar satu juta warga Israel yang bermukim di Selatan masuk kedalam wilayah jangkauan roket-roket tersebut.  


Jarak jangkauan roket-roket Hamas



Ketika dalam tahap penempatan pada April 2011, SPU Iron Dome telah berhasil mencegat roket-roket Katyusha yang ditembakkan militan Palestina. Pada bulan Agustus tahun yang sama, Iron Dome mencegat 20 misil dan roket yang ditembakkan ke arah wilayah Israel. Namun ada satu kasus dimana SPU Israel tersebut dihancurkan oleh satu dari lima (1/5) roket yang ditembakkan di Kota Beersheba, namun gagal menghentikan laju roket yang kelima yang kemudian menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya.



Iron Dome yang diluncurkan Israel.
Operasi Pilar Pertahanan, November 2012




Sebelumnya pada 7 April 2011, setelah melalui tahap eksperimen di lapangan pada 3 April lalu, sistem pertahanan Iron Dome di wilayah Ashkelon sukses mencegat masuknya roket yang ditembakkan ke perkotaan, itu merupakan roket jarak pendek-menengah yang ditembakkan dari Gaza yang berhasil dicegat. Menurut laporan dari lokasi, peristiwa pencegatan roket itu oleh Iron Dome dapat terlihat dengan jelas di kota-kota Israel di dekat wilayah Gaza utara. Beberapa saat setelah roket dicegat Pesawat jet IAF dikerahkan dan sukses menghantam kelompok yang menembakkan roket tersebut. IDF lalu mengatakan bahwa sistem dari pertahanan tersebut masih dalam tahap evaluasi lebih lanjut. Pada 8 April 2011, Sistem Pertahanan Udara Israel tersebut berhasil mencegat dan melumpuhkan empat roket lainnya yang ditembakkan dari wilayah Gaza.

Pada 12 April 2011, IDF (Israel Defense Forces) akan mempercepat kemunculan dari battery Iron Dome ke-3. Menurut Haaretz, Pejabat otoritas IDF mengindikasikan bahwa pembangunan keamanan dari sistem tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa battery ke-3 akan secepatnya tersedia dalam enam bulan ke depan, dari yang sebelumnya diharapkan selesai dalam 18 bulan kedepan. Menurut rencana, Peluncur dari sistem yang telah ada akan dikombinasikan dengan komponen-komponen lainnya yang telah dikembangkan, dalam rangka untuk mempercepat produksi battery. Dengan begitu Batalyon Operasional Iron Dome pertama akan tersedia secepatnya dalam kurun waktu 6 bulan, dengan battery-nya yang mampu ditempatkan di seluruh wilayah bagian Selatan dan wilayah-wilayah lainnya.

Bagaimanapun, Israel dengan SPU-ID (Sistem Pertahanan Udara - Iron Dome) telah mampu membuat suatu sistem pertahanan canggih yang mampu meng-cover wilayah mereka dan melindungi warga sipil dari ancaman roket-roket udara yang bergentayangan mengincar mangsa. Terlepas dari konflik yang terjadi antara Israel dan kelompok-kelompok militan di Palestin, Israel khususnya IDF telah mampu mengembangkan dan menerapkan sistem lanjutan teknologi modern yang benar-benar kredibel dan menjadi sistem perlindungan efektif bagi warga Israel terutama bagi militer Israel hingga saat ini.

1 comment:

  1. Indonesia perlu mencontoh Israel dalam mempertahankan wilayah dan melindungi warganya, komentar juga ya ke blog saya www.goocap.com

    ReplyDelete