.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Sunday 26 February 2012

NORAD - Amerika Serikat

NORAD- Warisan Perang Dingin



Sejak kemunculan pesawat terbang, kekuatan udara sudah diramalkan akan mengubah peta konflik dan peperangan di masa mendatang. Salah satunya yang paling terlihat adalah, kekuatan udara yang otomatis memunculkan upaya untuk menangkalnya, yang disebut sebagai aspek pertahanan udara (Air defense).
Seolah tak ada habisnya, dalam sejarah konflik besar yang dialami umat manusia, pembelajaran dari suatu konflik dapat berlanjut dan diterapkan pada konflik-konflik selanjutnya. Begitu pula antara Perang dunia II dan Perang dingin. Bedanya, kalau PD II adalah konflik terbesar yang bermandikan darah dan memakan jutaan korban jiwa, kalau Perang dingin sifatnya berbeda dari perang sebelumnya, namun masih memiliki dampaknya hingga saat ini.
Salah satu pelajaran penting yang didapat dari PD II, yang berdampak luas dalam era perang dingin adalah terkait masalah kekuatan udara (Air power). Bom nuklir yang meluluhlantahkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang berujung pada menyerahnya Jepang kepada sekutu, otomatis mengangkat aura penggentar (deterrence) senjata maut itu. Perkembangan teknik pembuatan bom nuklir serta rancang bangun pesawat pembom jarak jauh pun membawa implikasi serius, bahkan bagi negara sebesar Amerika Serikat, yang notabene merupakan kekuatan utama Blok barat.

Kemampuan terbang pesawat pembom Soviet yang mampu menjangkau Amerika Utara lewat rute lintas Arktik (Kutub Utara), membuat dua negara tersebut saling bersitegang. Amerika sebagai kekuatan utama NATO tentu layak merasa cemas akan ancaman pesawat pembom Soviet memasuki wilayah udara Kanada di bagian Utara Amerika. Jika hal itu terjadi dan sukses dilakukan, maka jangan berbicara masalah nuklir dulu, ancaman yang ditebar melalui jalur udara berbekal ratusan ton munisi konvensional, bukanlah perkara yang bisa dianggap sepele.

Sebaliknya bagi Kanada sendiri yang ukuran wilayahnya berbatasan langsung dengan AS, dan dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit daripada populasi AS, Kanada memiliki banyak wilayah-wilayah kosong alias tak berpenduduk. Bukan tak mungkin keadaan ini dimanfaatkan Soviet untuk menyusupkan kekuatan militernya guna menduduki Kanada dan menjadikannya staging area untuk menggempur Amerika. Dan komposisi demografi wilayah kanada tak banyak berubah sejak permulaan Perang dingin hingga sekarang.


Pesawat F-16 yang terbang dalam misi NORAD- di atas kota New York- AS


Berangkat dari kecemasan bersama, meski dengan latar belakang agak berbeda, muncul wacana akan pembentukan sistem pertahanan udara gabungan, yang kemudian disatukan dan dinamakan NORAD (North American Air Defense Command). Tujuan utama sistem pertahanan udara yang merupakan gabungan dan kerjasama antara AS dan Kanada ini adalah untuk meng-kordinasi pertahanan udara berdasarkan masukan yang didapat dari radar sensor yang ditebar di sekitar wilayah Amerika Utara.
Pada awalnya misi NORAD berfokus pada peringatan dini terhadap ancaman dari udara, namun NORAD mulai bereaksi dan merespon serius terhadap kemunculan dan eksistensi senjata nuklir jarak jauh dalam bentuk rudal balistik antar-benua. Fokus ini diperluas dari “pertahanan udara” menjadi “pertahanan ruang udara”, atau dengan kata lain sistem gabungan ini memperluas wilayah cakupannya hingga mampu mendeteksi ancaman udara dari luar atmosfir. Dan kata “Air” didalam singkatan NORAD pun berubah menjadi “Aerospace”.

Di tengah desas-desus yang tengah menjadi bahan pembicaraan dalam era Perang dingin, NORAD pun eksis dalam segala ceritanya, mitos, dan bahkan teori konspirasinya. Bahkan di masa sekarang dimana NORAD sudah lebih terbuka, tetap saja, segala prasangka, dan mitos-mitos lainnya pun masih tetap eksis. Soviet boleh runtuh dan Perang dingin bisa saja dinyatakan berakhir, nyatanya keberadaan dan kehadiran NORAD tetap tak dapat dihapus begitu saja.
Insiden 9/11 di Amerika menjadi bukti tak terbantahkan akan pentingnya keberadaan NORAD. Pada 11 September silam, beberapa pesawat penumpang AS dibajak sekelompok teroris dan diarahkan ke gedung-gedung yang merupakan fasilitas penting dan mewah di negeri itu, menjadikan hari itu seperti peristiwa Pearl Harbor silam.

Terlepas dari berbagai teori konspirasi, salah satunya adalah tuduhan yang menyatakan bahwa Peristiwa 11 September merupakan rekayasa agar warisan Perang dingin yang dianggap kurang relevan seperti NORAD, bisa terus eksis. Aspek pertahanan udara sudah tak mungkin terhapuskan atau dihilangkan dari peta pertahanan negara manapun. Selama masih ada yang namanya ancaman udara dan senjata, ancaman-ancaman tersebut merupakan ancaman nyata yang tiap saat bisa saja terjadi. Dan kemudian menghadirkan NORAD sebagai sistem penangkal dari kemungkinan ancaman-ancaman udara tersebut.



Disadur dari; majalah COMMANDO- Info Populer Kemiliteran & Kepolisian / Volume VII / Edisi No.5 / Tahun 2011

No comments:

Post a Comment