OPERASI INTELIJEN; MEMBURU OSAMA BIN LADEN
Presiden Barack Obama bersama pejabat tinggi AS lainnya menyaksikan langsung penyerbuan Osama bin Laden
Andai saja Osama mengikuti perkembangan tentang
rilis-rilis WikiLeaks yang berisi dokumen pemerintah AS serta membacanya
dengan seksama, mungkin Osama bisa mengetahui bahwa AS sudah mulai
mengetahui tempat persembunyiannya di Abottabad, Pakistan. Itulah
bocoran mengejutkan yang dirilis beberapa hari sebelum Obama
memerintahkan serbuan helikopter yang membawa malapetaka bagi pimpinan
tertinggi Al-Qaeda, Osama bin Laden.
Osama bin Laden tewas setelah diterjang peluru di
kepala dan dadanya pada 2 Mei 2011, sekitar pukul 01.00 waktu Pakistan.
Penyerbuan itu memakan waktu 40 menit lamanya, yang dilakukan oleh
kelompok tentara elit Amerika Serikat. Operasi penyerbuan dengan sandi
‘Neptune Spear’ ini dilancarkan di rumah persembunyian Osama di Bilal
Town, Abbottabad, Pakistan. Karena itu operasi ini juga dikenal dengan
sebutan ‘Abbottabad Operation’.
Operasi Neptune Spear diperintahkan langsung oleh
Barrack Obama dan dilaksanakan oleh para personel elit US Navy SEAL dari
NAVAL Special Warfare Development Group (DEVGRU), kelompok unit elit
tersebut dikenal juga sebagai ‘SEAL Team Six’, dibawah kendali komando
Joint Special Operation Command yang digabungkan dengan operasi rahasia
CIA. Tim ini dikirim melintasi perbatasan Afghanistan-Pakistan untuk
melancarkan operasi rahasia.
Sebelum operasi untuk melancarkan penyerbuan terhadap
Osama dilakukan, Intelijen AS sudah menjalankan aksi pengintaian dan
perburuan Osama dari jauh-jauh hari sebelumnya. Kemudian lokasi tempat
persembunyian Osama bin Laden diketahui dan terlacak melalui salah satu
kurirnya. Sementara itu, Osama betul-betul yakin bahwa keberadaannya
tidak tercium oleh Amerika. Keyakinan ini beralasan, karena Osama
menutupi jejak keberadaannya dari dunia luar, dan dari siapapun termasuk
dari kelompok Al-Qaeda itu sendiri dan para pimpinan-pimpinan Al-Qaeda.
Di sisi lain, Amerika sepertinya memang tak mau
melepaskan begitu saja Osama tanpa terdeteksi. Bahkan sebulan sebelum
pemilihan presiden AS tahun 2008, Obama sudah mengungkapkan
kesungguhannya untuk memburu Osama. Saat itu, Presiden Obama yang masih
menjabat sebagai senator dari illinois tengah mengikuti debat calon
presiden berhadapan dengan John McCain, di Belmont University,
Nashville. Salah seorang hadirin kemudian bertanya apakah ia akan
memburu pimpinan tertinggi Al-Qaeda di Pakistan, meskipun itu berarti
menginvasi negara lain?. Jawab Obama; “Jika kita menemukan Osama bin
Laden dan pemerintah Pakistan tidak sanggup, atau tidak mau
menangkapnya, maka saya kira kita harus bertindak dan melakukannya. Kita
akan membunuh Osama. Kita akan menghancurkan Al-Qaeda. Itu harus
menjadi prioritas utama dalam skala nasional.”
Kesungguhan AS dalam memburu Osama dibuktikan dengan
dikerahkannya kekuatan Intelijen profesional; seperti CIA. Identifikasi
kurir Al-Qaeda merupakan langkah awal bagi CIA untuk melakukan
interogasi di markas rahasia CIA dan kamp. Pengasingan Guantanamo Bay.
Tahun 2002, penginterogasi mendengar klaim yang tidak bisa dipastikan
mengenai kurir Al-Qaeda dengan nama julukan Abu Ahmed al-Kuwaiti (kadang
disebut juga Sheikh Abu Ahmed of Kuwait). Dalam mengorek Informasi dari
berbagai sumber di Guantanamo dengan cara menjalankan taktik
interogasi, CIA sempat mendapatkan satu nama; Maulwai Abd. Al-Khaliq
Jan, yang disebut-sebut sebagai kurir Osama. Namun CIA tidak lantas
percaya bagitu saja.
Tahun 2007 pejabat berwenang mengetahui nama
al-Kuwait yang asli. Namun mereka tidak mengungkapkan nama tersebut
maupun cara bagaimana mereka mengetahuinya. Agustus 2010, penyadapan
terhadap tersangka lain mendapatkan pembicaraan dengan al-Kuwaiti. Agen
CIA menemukan al-Kuwaiti lalu membuntutinya hingga ke kompleks Osama di
Pakistan. Kelak, al-Kuwaiti bersama saudara laki-lakinya terbunuh
bersama dengan Osama dalam serbuan yang dilancarkan pada 2 Mei 2011.
Tak mau sasarannya lolos, operasi rahasia pengintaian
dan pengumpulan data Intelijen pun segera dilaksanakan. Yang terlibat
dalam operasi rahasia ini diantaranya adalah; CIA, National Security
Agency (NSA), dan National Geospatial-Intelligence Agency) NGA.
Menggunakan foto citra satelit dan laporan Intelijen, CIA melakukan
identifikasi dan menentukan identitas penghuni rumah dan kemana kurir
itu akan pergi.
Pada September 2010, CIA mengetahui dan menyimpulkan
bahwa kompleks tersebut dibangun khusus untuk menyembunyikan seseorang
yang sangat penting. Dan bahwa kemungkinan besar itu adalah tempat
persembunyian Osama. Dugaan resmi menyatakan bahwa ia tinggal di
kompleks tersebut bersama dengan istri mudanya.
Dari citra foto satelit, Waziristan Haveli tidak ada
di tahun 2001, namun muncul di gambar yang diambil pada 2005. Untuk
menghasilkan foto detail empat dimensi dari kompleks Osama, US National
Counter-terrorism Center menggunakan drone-derived Intelligence.
Peta yang didapat kemudian digunakan untuk menciptakan model kompleks yang kelak digunakan untuk latihan tim operasi khusus.
Selain melakukan uji data Intelijen, Amerika Serikat
bahkan sempat melakukan progam imunisasi di wilayah Waziristan Haveli
untuk memastikan bahwa Osama tinggal disana. Program ini sesungguhnya
merupakan rangkaian dari operasi terselubung yang dilancarkan AS. Untuk
mendapatkan sampel DNA dari anak-anak yang tinggal di kawasan Waziristan
Haveli, yang dicurigai sebagai anak dari Osama bin Laden. Namun
kenyataannya tidak berhasil, tidak ada satu pun yang berhasil
“dipancing” untuk melakukan imunisasi.
Pada 29 April 2011, pukul 08.20 pagi. Presiden Obama
memberi arahan kepada penasehat John Brennan, Thomas E. Donilon, dan
penasehat keamanan lainnya di Diplomatic Reception Room dan memberi
perintah final untuk menyerbu kompleks Abbottabad, Pakistan.
Sebuah spekulasi menyebutkan bahwa penyerbuan ke
Abbottabad dipercepat untuk berjaga-jaga. Alasannya, nama Maulawi Abd
al-Khaliq Jan yang sempat diungkap oleh Abu Faraj al-Libi sebagai kurir
Osama ini muncul dalam evaluasi tahanan JTF-GTMO (Joint Task Force
Guantanamo) Abu Faraj al-Libi. Dan seperti biasa, bocoran ini dirilis
oleh WikiLeaks pada tanggal 24 April 2011.
Meski sudah mendesak, namun penyerbuan itu terpaksa
ditunda dan dilaksanakan esok hari karena cuaca yang tidak bersahabat.
Setelah Presiden Osama memerintahkan untuk membunuh atau menangkap Osama
bin Laden, Panetta memberi perintah untuk meneruskan rencana pada
tengah hari 1 Mei.
Operasi penyerbuan dilaksanakan oleh SEAL Team Six dengan helikopter dari 160th
Special Operations Aviation Regiment (SOAR), sebuah unit Airbone AD AS.
Operasi penyerbuan ini dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisasi
dampak yang tidak perlu dan resiko terhadap individu yang tidak
mengancam didalam kompleks, termasuk terhadap warga sipil Pakistan di
lokasi sekitar kompleks. Menurut pernyataan Panetta, 25 Personel elite
Navy SEAL terlibat didalam penyerbuan. Tim elite Angkatan Laut AS ini
didukung oleh seekor anjing pengendus bom.
Pasukan elite AS- US Navy Seal
Night Stalkers- sebutan untuk SOAR- menyediakan 2 helikopter Black Hawk yang dimodifikasi dan 2 Chinooks sebagai cadangan. Pesawat lain yang kabarnya ikut memberi dukungan termasuuk jet tempur dan drones.
Penyerbuan dilakukan saat sinar bulan tak terlalu terang sehingga
helikopter dapat masuk Pakistan dengan posisi sangat rendah dan tanpa
terdeteksi. Pada malam hari tanggal 2 Mei, dua helikopter Black Hawk
lepas landas dari Afghanistan (kemungkinan dari daerah Bagram atau
Jalalabad) menuju Abbottabad.
Sementara itu, pagi hari pada 1 mei (waktu
Washington), pejabat tinggi Gedung Putih membatalkan jadwal kunjungan,
memesan makanan dan mengubah kondisi ruangan menjadi tempat pertemuan.
Tepat pukul 11, penasehat-penasehat utama Presiden Obama mulai berkumpul
mengelilingi meja konferensi. Mereka semua siap menyaksikan siaran
langsung video penyerbuan terhadap Osama bin Laden, video penyerbuan itu
terhubung langsung ke Panetta di markas besar CIA, dan McRaven di
Afghanistan.
Begitu penyerbuan dimulai, ada kemungkinan militer
Pakistan melacak jet tempur mereka namun tidak ikut campur dalam operasi
penyerbuan. Kabarnya, Pakistan diberitahu oleh AS tentang penyerbuan
tersebut pada saat penyerbuan dimulai, namun diminta untuk tidak ikut
campur.
SEAL Team Six
Begitu berada pada posisi, personel elite Team Six
meluncur dengan cepat menggunakan tali (rappelling) dari Black Hawks.
Setelah tim berada di darat, salah satu helikopter mengalami stall
akibat terkena vortex yang dihasilkan oleh wash propelernya sendiri
terhadap dinding kompleks yang tinggi. Akibatnya, heli terpaksa mendarat
darurat.
Walaupun pendaratan diupayakan di luar komples, namun
ternyata heli tersebut jatuh terguling ke bagian dalam kompleks. Dari
foto yang beredar, setelah penyerbuan usai, sisa-sisa heli Black Hawk
yang terjatuh itu sudah dimodifikasi demikian rupa dan dilengkapi dengan
fitur stealth dan cat penyerap gelombang radar.
Sekitar pukul 1.00 pagi waktu setempat, Team Six
berhasil mendobrak dinding kompleks menggunakan peledak dan melakukan
penyerbuan bersamaan dengan tembakan dari penghuni didalam kompleks.
Team Six berhasil melumpuhkan dua penjaga yang diduga adalah sang kurir
dan saudara laki-lakinya. Team Six kemudian mengamankan
bangunan-bangunan kompleks, termasuk bangunan utama, ruang demi ruang.
Baku tembak terjadi di lantai satu bangunan utama,
serta lantai 2 dan 3 dimana bin Laden tinggal bersama keluarganya. Kedua
lantai tersebut merupakan bagian terakhir dari kompleks yang diamankan.
Personel keamanan di kompleks ditangkap oleh SEAL, termasuk sejumlah
perempuan dan anak-anak. Mereka lalu diikat dengan pengikat plastik dan
dibiarkan di tempat hingga penyerbuan usai, baru kemudian mereka dibawa
keluar.
Team Six berhadapan dengan Osama di lantai 3, Osama
digambarkan mengenakan pakaian gamis khas Pakistan. Menurut pejabat
tinggi AS, Osama melakukan perlawanan. Paling tidak dua peluru
merobohkan Osama bin laden, satu peluru menembus sisi kiri kepalanya dan
satunya lagi kemungkinan di bagian kepala atau dadanya.
Sementara jasad Osama bin Laden dibawa oleh Pasukan
AS, keempat jasad lainnya ditinggalkan di kompleks. Jumlah maupun
identitas pasti dari penghuni kompleks tak jelas. Beberapa diantaranya
merupakan anggota keluarga Osama. Termasuk kemungkinan istri keempatnya
dan anak perempuan mereka.
Penyerbuan yang semula dilancarkan dalam waktu 30
menit, akhirnya tuntas dalam waktu 40 menit. Dalam operasi penyerbuan
tersebut, Team Six juga melucuti dan menyita hard drive computer,
dokumen-dokumen, DVD, USB, dan peralatan elektronik lainnya yang
kemudian akan diperiksa.
Karena rusak dan tidak dapat dipakai terbang lagi,
heli yang melakukan pendaratan darurat terpaksa ditinggalkan setelah
perangkat-perangkat pentingnya dirusak dan diledakkan. Sebagai gantinya,
satu heli Chinook yang sebelumnya telah bersiap di udara siap memberi dukungan, dan dengan segera menyusul ke lokasi.
Heli yang jatuh yang ditemukan warga disekitar lokasi kejadian
Setelah operasi, 2 helikopter terbang ke Laut Arab
Utara dan mendarat di atas kapal induk USS Carl Vinson. Pimpinan militer
Pakistan dan Intelijen Pakistan diberi tahu mengenai operasi rahasia
tersebut tak lama setelah helikopter-helikopter AS keluar dari
Abbottabad.
Beberapa bulan berselang, banyak media menyebut bahwa operasi Abbottabad sebagai operasi yang sekelas dengan Operation Eagle Claw dan insiden “Black Hawk Down”. Akan tetapi hal ini disanggah oleh pejabat resmi militer dari Departemen Pertahanan AS. Kalau mau disamakan sebagai “Operasi Terminasi”
Osama, menurut yang bersangkutan, misi tersebut hanyalah satu dari
sekian ribu misi rutin yang dilaksanakan AS dalam beberapa tahun
terakhir.
Kerumunan warga Pakistan yang ingin melihat lokasi kejadian usai tewasnya Osama
Operasi Neptune Spear jelas hanya satu dari sekian
banyak operasi rahasia yang dilakukan AS. Meski hasilnya diumumkan
secara resmi, pada akhirnya, selayaknya operasi rahasia, banyak detail
dari operasi yang hanya bisa diduga-duga akurasi
nya oleh publik.
Tulisan ini disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi. Dengan judul “The World’s Most Shocking COVERT OPERATIONS. Delapan operasi terselubung paling menggegerkan”. Angkasa Edisi Koleksi no.75 2011. Edisi bulan September 2011.
No comments:
Post a Comment