Operasi khusus memiliki resiko lebih besar dari
operasi militer konvensional. Biasanya terjadi di wilayah musuh,
seringkali dalam medan dan iklim yang tak bersahabat. Walaupun operasi
dipersiapkan dengan cermat, masih saja bisa gagal sehingga pasukan
khusus harus selalu mengasumsikan bahwa kemungkinan terburuk pasti akan
terjadi. Untuk alasan ini, setiap prajurit harus berlatih untuk bertahan
hidup dan menemukan jalan pulang ke markasnya.
Kemampuan untuk bertahan hidup dari bencana, cuaca,
dan kelaparan adalah persyaratan utama bagi personel pasukan khusus.
Para ahli-ahli militer menilai bahwa, prajurit akan lebih banyak
menanggung resiko, karena tahu bahwa segalanya bisa saja gagal. Mereka
berasumsi bahwa setiap prajurit yang dikirimkan memiliki pengetahuan
militer untuk beroperasi di segala jenis medan. Jika semuanya gagal,
maka harus akan menghindari penangkapan musuh. Kalaupun gagal, maka para
komandan pun tahu bahwa semua personel pasukan khusus dilatih untuk
bertahan dari kejamnya integorasi.
MAKANAN, AIR DAN PAKAIAN
Tidaklah mungkin membawa Ransum yang cukup untuk misi
yang membutuhkan waktu lebih dari 10 hari. Jadi, Pasukan khusus harus
mengandalkan perbekalan yang disembunyikan di tempat-tempat tertentu,
atau diisi ulang dari markas. Jika kedua pilihan ini tidak memungkinkan,
maka mereka harus menambah perbekalan dengan makanan dan air yang
tersedia di medan tersebut. Air harus selalu dimurnikan, karena disentri
dapat melumpuhkan seorang prajurit. Bertahan prima dan segar saat
bertahan hidup saat kondisi ekstrem untuk waktu yang lama membutuhkan
perhatian yang terus-menerus pada perawatan kesehatan diri, khususnya
pada kebersihan kaki, gigi, dan luka-luka apapun.
Pakaian basah akan sangat berbahaya karena menyedot
panas tubuh yang sangat berharga. Seorang prajurit harus belajar
menghemat pakaian kering dan menghindari bahaya terkena hawa dingin yang
dapat mengakibatkan bencana. Ada kemungkinan besar bahwa tanpa adanya
tempat berlindung (naungan), prajurit akan menggigil kedinginan pada
malam hari, atau pada saat mereka tidak bergerak sama sekali pada saat
mereka melakukan pengamatan dalam waktu yang sangat lama.
KONDISI EKSTREM
Unit Pasukan Khusus menempuh pendidikan bertahan
hidup dalam kondisi dan iklim yang berbeda guna mempersiapkan diri
menghadapi misi-misi di medan apapun. Contohnya di hutan, dengan
panasnya yang lembab, serangga yang mengganggu, dan vegetasi yang lebat,
adalah lingkungan yang berat dan berpotensi tidak sehat. Seorang
prajurit terbiasa mengenakan pakaian kotor dan basah hari demi hari, dan
hanya mengganti pakaian dengan pakaian yang kering pada malam harinya
saat situasi aman di kamp. Saat beroperasi di belakang garis musuh,
pasukan khusus menyesuaikan diri dengan apa yang disebut dengan “hard
routine” (rutinitas berat). Ini berarti tidak memasak, berbicara,
ataupun tidak membuat tempat naungan, dan bergerak dengan penuh
kehati-hatian untuk menghindari suara-suara yang tidak perlu. Setiap
goresan dan gigitan serangga harus segera disterilkan untuk menghindari
infeksi. Karena usaha bergerak melalui hutan yang lebat, tingkat hidrasi
tubuh seorang prajurit harus terus dijaga.
Jika kondisi hutan yang panas dan lembab memberikan
sejumlah masalah yang unik, begitu pula dengan kondisi ekstrem kutub
utara yang membekukan. Masalah hawa dingin seperti frostbite dan paparan
udara dingin adalah ancaman yang terus ada. Dehidrasi juga merupakan
ancaman yang sangat serius, walaupun ada banyak salju dan es. Hawa
dingin, udara yang sangat kering, dan juga beratnya pernafasan akibat
hawa dingin yang disebabkan oleh ber-ski jarak jauh dengan membawa beban
berat membuat tubuh membutuhkan banyak cairan. Perbekalan prajurit juga
harus cukup untuk bertahan didalam misi di kutub. Karena ransum kutub
yang dibungkus dalam bentuk yang dikeringkan, memerlukan tambahan air
sebelum dapat dikonsumsi. Dan untuk mendapatkan air, harus melelehkan
salju, untuk melelehkan salju, berarti memerlukan alat-alat seperti
kompor dan alat lainnya, yang berarti menambah beban seorang prajurit
dari ganasnya medan kutub.
Kondisi gurun juga menghadirkan kesulitan tersendiri
dalam bertahan hidup. Tanaman jarang ada, dan bertahan hidup dari alam
nyaris tidak mungkin. Kekurangan air juga merupakan ancaman nyata bagi
kesuksesan seorang prajurit didalam sebuah misi. Temperatur panas yang
membakar dapat mengakibatkan kelelahan dan dehidrasi dalam waktu yang
sangat singkat. Khususnya bagi mereka yang membawa senjata dan beban
yang berat. Untuk mengatasi masalah ini, biasanya prajurit dibekali
dengan 19 liter (4 galon) air per-hari nya. Prajurit juga harus membawa
tablet khusus untuk dikonsumsi, untuk menggantikan mineral seperti
garam, yang hilang bersama keringat saat dehidrasi.
Setiap lingkungan menghadirkan tantangannya
tersendiri. Oleh karena itu, bagi unit Pasukan khusus, penting bagi
mereka dalam mempelajari teknik-teknik bertahan hidup dan juga
teknik-teknik yang mempelajari keahlian didalam medan dan cuaca yang
tidak bersahabat. Teknik-teknik tersebutlah yang menjadi kesuksesan
prajurit pasukan khusus dalam bertahan hidup di medan yang ekstrem, yang
kemudian menjadi kemenangan didalam suatu misi atau operasi rahasia.
No comments:
Post a Comment