Sniper Pencabut Nyawa
Perang saudara antara
dua etnis yang berbeda berkecamuk di Bosnia dan korban warga sipil
non-etnis Serbia pun terus berjatuhan. Dengan dukungan militer Serbia
yang kuat, etnis Serbia-Bosnia bahkan berhasil mendirikan Republik
Srpska dan terus berambisi untuk menguasai seluruh Bosnia serta
mengusir dan membantai warga non etnis Serbia. Pasukan Serbia Bosnia
(Bosnia Serbia Army/ BSA) yang mendapat dukungan penuh militer
Serbia, menjadi semakin kuat dan secara politis berhasil menguasai
ibukota Bosnia, Sarajevo.
Selain menguasai Bosnia
secara politik dan militer, BSA juga sering melancarkan teror berupa
pembantaian etnis dengan cara membidik sasaran melalui senjata sniper
mereka. Terkait pembantaian etnis di Bosnia ini menjadi masalah yang
paling serius yang harus dicermati karena kembali mengingatkan
ingatan kelam kita pada ideologi Nazi di benua Eropa. Untuk
mengatasi masalah perang saudara yang semakin berlarut-larut itu,
pasukan NATO dan PBB pun diturunkan ke lapangan. Namun kehadiran
pasukan perdamaian itu sudah terlambat karena Bosnia, khususnya
Sarajevo, telah menjadi ajang pembantaian para sniper Bosnia Serbia
dan terkenal dengan sebutan Sniper Alley.
Tujuan sniper Serbia
Bosnia yang bersembunyi di bukit-bukit dan bangunan yang mengelilingi
kota Sarajevo adalah bertujuan untuk menciptakan teror bagi warga
Bosnia non-Serbia. Warga Bosnia baik itu wanita dan anak-anak,
menjadi sasaran empuk para penembak jitu yang tak kenal rasa
bersalah, di seantero Sarajevo. Korban-korban akibat tembakan para
sniper BSA tiap harinya mulai berjatuhan dan mayat-mayat
bergelimpangan dimana-mana. Militer Bosnia yang rutin berpatroli
sebenarnya merupakan sasaran utama sniper BSA, tapi karena target
mereka adalah untuk menciptakan teror, maka mereka mengincar warga
sipil dengan tembakan sniper merkea sehingga dengan efektif
menciptakan aura kematian yang mencekam di sekitar lokasi kejadian.
Seorang anak kecil terkapar tak berdaya setelah mendapat terjangan peluru sniper
dari pasukan Bosnia-Serbia Army- BSA sengaja menembak target siapa saja,
termasuk wanita dan anak-anak, untuk menyebarkan teror di seantero kota Sarajevo
dari pasukan Bosnia-Serbia Army- BSA sengaja menembak target siapa saja,
termasuk wanita dan anak-anak, untuk menyebarkan teror di seantero kota Sarajevo
Selain menggunakan
sniper untuk menciptakan teror, BSA juga kerap kali menggunakan
senjata penangkis serangan udara dan senapan mesin untuk menghantam
kerumunan warga yang tidak bersenjata. Pada saat-saat tertentu bahkan
pasukan BSA menembakkan peluru meriam artileri dan mortir untuk
menghantam sasaran kerumunan warga.
Modus operandi sniper
BSA adalah menembak target menggunakan Dragunov dan ketika tim
penolong tiba di tempat menggunakan ambulan, mereka pun menghujani
tim tersebut dengan serangan berondongan peluru AK-47, serangan
mortir dan juga serangan meriam artileri. Perilaku sniper BSA
tersebut sangatlah ngawur dan tak terkontrol dalam melancarkan
serangan-serangan mereka. Pasukan NATO dan PBB pun sangat murka
sehingga tim counter-sniper pun diterjunkan dalam jumlah besar
khususnya di Sarajevo. Laporan tim pengamat PBB pun menggambarkan
bdtapa runyamnya perilaku militer dan sniper BSA di Sarajevo.
“Senjata digunakan
untuk melaksanakan pengepungan Sarajevo dan didominasi oleh senjata
yang mampu menembak satu arah seperti meriam artileri yang memiliki
akurasi tinggi. Meriam itu ternyata juga digunakan sebagai senjata
ala sniper. Mortir dan senapan mesin yang seharusnya digunakan untuk
melumpuhkan sasaran dalam jumlah besar ternyata digunakan sebagai
senjata sniper. Akibatnya penduduk yang tidak berdosa banyak yang
menjadi korban. Mereka (sniper Serbia) benar-benar menciptakan teror
karena warga sipil non-kombatan menjadi sasaran sniper dan senjata
meriam artileri mereka. Menyerang warga sipil yang tidak bersenjata
serta membantai etnis tertentu jelas merupakan suatu kejahatan perang
(War Crime) yang tidak dapat dimaafkan.“
Disadur
dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi; The Great Stories of Sniper.
Edisi Koleksi No.78- Februari 2012
.............."Akibatnya penduduk yang tidak berdosa banyak yang menjadi korban"............. kami revisi, seharusnya menjadi : ..........."Akibatnya penduduk yang tidak BERSALAH banyak yang menjadi korban".........
ReplyDeletetks.
in the context of sniper random murder, The "Innocent people" is a preffered term used in the article, I write them without adding more suffix. so it's purily the full context of real article written by the real author. No need to debate them..
Delete