.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Monday 19 March 2012

Aksi Gila di Bosnia


Sniper Pencabut Nyawa




Perang saudara antara dua etnis yang berbeda berkecamuk di Bosnia dan korban warga sipil non-etnis Serbia pun terus berjatuhan. Dengan dukungan militer Serbia yang kuat, etnis Serbia-Bosnia bahkan berhasil mendirikan Republik Srpska dan terus berambisi untuk menguasai seluruh Bosnia serta mengusir dan membantai warga non etnis Serbia. Pasukan Serbia Bosnia (Bosnia Serbia Army/ BSA) yang mendapat dukungan penuh militer Serbia, menjadi semakin kuat dan secara politis berhasil menguasai ibukota Bosnia, Sarajevo.

Selain menguasai Bosnia secara politik dan militer, BSA juga sering melancarkan teror berupa pembantaian etnis dengan cara membidik sasaran melalui senjata sniper mereka. Terkait pembantaian etnis di Bosnia ini menjadi masalah yang paling serius yang harus dicermati karena kembali mengingatkan ingatan kelam kita pada ideologi Nazi di benua Eropa. Untuk mengatasi masalah perang saudara yang semakin berlarut-larut itu, pasukan NATO dan PBB pun diturunkan ke lapangan. Namun kehadiran pasukan perdamaian itu sudah terlambat karena Bosnia, khususnya Sarajevo, telah menjadi ajang pembantaian para sniper Bosnia Serbia dan terkenal dengan sebutan Sniper Alley.

Tujuan sniper Serbia Bosnia yang bersembunyi di bukit-bukit dan bangunan yang mengelilingi kota Sarajevo adalah bertujuan untuk menciptakan teror bagi warga Bosnia non-Serbia. Warga Bosnia baik itu wanita dan anak-anak, menjadi sasaran empuk para penembak jitu yang tak kenal rasa bersalah, di seantero Sarajevo. Korban-korban akibat tembakan para sniper BSA tiap harinya mulai berjatuhan dan mayat-mayat bergelimpangan dimana-mana. Militer Bosnia yang rutin berpatroli sebenarnya merupakan sasaran utama sniper BSA, tapi karena target mereka adalah untuk menciptakan teror, maka mereka mengincar warga sipil dengan tembakan sniper merkea sehingga dengan efektif menciptakan aura kematian yang mencekam di sekitar lokasi kejadian.
 Seorang anak kecil terkapar tak berdaya setelah mendapat terjangan peluru sniper
dari pasukan Bosnia-Serbia Army- BSA sengaja menembak target siapa saja,
termasuk wanita dan anak-anak, untuk menyebarkan teror di seantero kota Sarajevo




Selain menggunakan sniper untuk menciptakan teror, BSA juga kerap kali menggunakan senjata penangkis serangan udara dan senapan mesin untuk menghantam kerumunan warga yang tidak bersenjata. Pada saat-saat tertentu bahkan pasukan BSA menembakkan peluru meriam artileri dan mortir untuk menghantam sasaran kerumunan warga.

Modus operandi sniper BSA adalah menembak target menggunakan Dragunov dan ketika tim penolong tiba di tempat menggunakan ambulan, mereka pun menghujani tim tersebut dengan serangan berondongan peluru AK-47, serangan mortir dan juga serangan meriam artileri. Perilaku sniper BSA tersebut sangatlah ngawur dan tak terkontrol dalam melancarkan serangan-serangan mereka. Pasukan NATO dan PBB pun sangat murka sehingga tim counter-sniper pun diterjunkan dalam jumlah besar khususnya di Sarajevo. Laporan tim pengamat PBB pun menggambarkan bdtapa runyamnya perilaku militer dan sniper BSA di Sarajevo.


Senjata digunakan untuk melaksanakan pengepungan Sarajevo dan didominasi oleh senjata yang mampu menembak satu arah seperti meriam artileri yang memiliki akurasi tinggi. Meriam itu ternyata juga digunakan sebagai senjata ala sniper. Mortir dan senapan mesin yang seharusnya digunakan untuk melumpuhkan sasaran dalam jumlah besar ternyata digunakan sebagai senjata sniper. Akibatnya penduduk yang tidak berdosa banyak yang menjadi korban. Mereka (sniper Serbia) benar-benar menciptakan teror karena warga sipil non-kombatan menjadi sasaran sniper dan senjata meriam artileri mereka. Menyerang warga sipil yang tidak bersenjata serta membantai etnis tertentu jelas merupakan suatu kejahatan perang (War Crime) yang tidak dapat dimaafkan.“






Disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi; The Great Stories of Sniper. Edisi Koleksi No.78- Februari 2012

2 comments:

  1. .............."Akibatnya penduduk yang tidak berdosa banyak yang menjadi korban"............. kami revisi, seharusnya menjadi : ..........."Akibatnya penduduk yang tidak BERSALAH banyak yang menjadi korban".........
    tks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. in the context of sniper random murder, The "Innocent people" is a preffered term used in the article, I write them without adding more suffix. so it's purily the full context of real article written by the real author. No need to debate them..

      Delete