.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Monday, 19 March 2012

Gurkha


GURKHA



Gurkha, adalah orang-orang Asia, yang tangguh dan pantang menyerah, mereka berasal dari dataran tinggi Nepal, yang direkrut menjadi prajurit perang yang tangguh dibawah komando Angkatan Bersenjata Inggris. Mereka dikenal sebagai tentara pemberani, tangguh, dan membuat takut banyak lawan. Tak heran oleh karena keberanian dan sifat kesatria mereka, Inggris lalu kerap kali menurunkan mereka ke medan tempur dan ke dalam operasi-operasi militer yang sulit. Dua diantaranya adalah dikirim ke Serawak (ketika konfrontasi antara Indonesia-Malaysia – 1962-1966), dan ke medan perang Falkland (bertempur melawan tentara Argentina yang menduduki wilayah Inggris).

Hubungan antara Inggris dan Gurkha beralngsung secara kebetulan ratusan tahun yang lalu, persisnya ketika Inggris gagal menduduki Nepal pada tahun 1816. Dalam pertikaian senjata yang berlangsung selama dua tahun itu, Inggris mengaku kewalahan menghadapi perlawanan yang sengit dari orang-orang Nepal. Walau hanya berbekal senjata seadanya, mereka (Gurkha) seolah tak takut mati. Di mata tentara Inggris, Gurkha tampak sangar terutama ketika menghunus Khukri (pisau yang selalu dibawa oleh prajurit Gurkha), yang diselipkan di pinggang mereka. Dan digunakan untuk membunuh atau memenggal kepala musuh di medan perang.

Alih-alih memerangi mereka, Inggris pun dengan cerdik lalu memanfaatkan mereka, dan menjadikan mereka untuk menjadi prajurit di bawah komando Inggris yang menjaga kepentingan wilayah-wilayah Inggris yang tersebar di seantero dunia. Di awal hubungan antara Inggris dengan Gurkha, Inggris hanya membawa ratusan Gurkha yang dijadikan pasukan khusus di dalam tubuh Angkatan Bersenjata Inggris. Jumlah itu kemudian bertambah besar seiring keterlibatan Inggris dalam perang-perang yang berkecamuk, termasuk menerjunkan mereka didalam Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2. Lebih dari 200.000 prajurit Gurkha telah bertempur dan mengabdi untuk Inggris, dan 43.000 diantaranya gugur di dua Perang Dunia. Kini, jumlah personel Gurkha diperkecil, diciutkan hanya menjadi sekitar 3.500 prajurit.

Karena kekaguman Inggris yang sangat besar terhadap mereka, Inggris pun memboyong ratusan orang Gurkha untuk dijadikan tentara dan pengawal yang dipimpin oleh para perwira militer Inggris. Mereka banyak ditempatkan di dalam negeri, dan juga dibanyak wilayah di luar Inggris sendiri. Tentunya di wilayah-wilayah persemakmuran Inggris, seperti; Malaysia, Singapura, India, dan di banyak negara lainnya. Mereka telah diterjunkan di banyak operasi militer untuk kepentingan Inggris, (seperti konflik Indonesia-Malaysia, di Kalimantan, Hongkong, Siprus, Perang Falkland, Kosovo, Perang Irak, dan di Afghanistan). Mereka juga merupakan kebanggaan Ratu Inggris. 13 Prajurit Gurkha juga pernah menerima penghargaan bintang Victoria Cross.

Salah satu ketangguhan dan kehebatan mereka yang telah terbukti adalah, semasa mereka diterjunkan untuk menumpas penyusup di Serawak, Kalimantan. Di dalam hutan belantara tropis, mereka ternyata sangat tangguh dan mampu bergerak dengan cepat dan menjadi pasukan pemukul yang sangat ditakuti. Mereka berperang dengan gagah berani dan tak kenal rasa takut, dan juga mereka tidak pernah mengeluh.

Kombinasi Gurkha serta pisau Khukri mereka yang bentuknya unik, menjadikan mereka ditakuti lawan dan dianggap sebagai mesin pembunuh. Aura propaganda yang dihembuskan cukup efektif ketika Inggris mengerahkan Gurkha ke dalam Perang Falkland. Tentara Argentina lumayan gentar dengan para prajurit Gurkha yang dikenal “sangar, tangguh, dan sering memenggal kepala lawan”.

Namun jelas didalam Gurkha sendiri memang ada perbedaan pemikiran. Memang ada perbedaan yang cukup mendasar dalam pola pikir orang-orang Gurkha saat mereka bertugas sebagai tentara Inggris. Mereka hanya mengganggapnya hanya sebagai sebuah pekerjaan yang harus dituntaskan, itu saja. Mereka akan bertempur habis-habisan, namun tidak sampai mengedepankan semangat atau rasa nasionalisme yang berasal dari bangsa yang tengah menimang mereka.

AB Inggris pun nampaknya juga tidak terlalu memandang penting perkara nasionalisme. Orang-orang Gurkha itu memang disumpah menjadi prajurit Inggris, namun para perwira Inggris menyadari bahwa perkara nasionalisme memang adalah suatu hal yang tak dapat dipaksakan. Sebab, bagi para panglima Inggris, yang penting adalah bagaimana para prajurit Gurkha dapat bertempur semaksimal mungkin untuk kepentingan Inggris. Karena, sekali lagi, yang diperlukan mereka toh hanyalah keberanian dan jasa mereka di medan perang. Mereka dimanfaatkan untuk berperang di dalam peperangan yang sulit demi kepentingan Inggris. Dan mereka (Gurkha) pun bangga akan hal itu, bangga lantaran mereka dapat bertempur di medan perang. Jiwa setiap orang Gurkha, adalah jiwa seorang petarung dan orang-orang yang gemar berperang. Toh mereka akan senang jika mereka diterjunkan untuk berperang. Bagi mereka, perang adalah kebanggaan.



Gurkha di era lampau








Para prajurit Gurkha di era modern- dengan Pisau Khukri khas mereka.
Walaupun saat ini Gurkha diciutkan jumlahnya, mereka tetap menjadi kebanggaan 
tersendiri bagi Angkatan Perang Inggris Raya.







Disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi; Gurkha The Great Britain Special Force. Edisi Koleksi No.74. Agustus 2011

No comments:

Post a Comment