GURKHA
Gurkha, adalah
orang-orang Asia, yang tangguh dan pantang menyerah, mereka berasal
dari dataran tinggi Nepal, yang direkrut menjadi prajurit perang yang
tangguh dibawah komando Angkatan Bersenjata Inggris. Mereka dikenal
sebagai tentara pemberani, tangguh, dan membuat takut banyak lawan.
Tak heran oleh karena keberanian dan sifat kesatria mereka, Inggris
lalu kerap kali menurunkan mereka ke medan tempur dan ke dalam
operasi-operasi militer yang sulit. Dua diantaranya adalah dikirim ke
Serawak (ketika konfrontasi antara Indonesia-Malaysia – 1962-1966),
dan ke medan perang Falkland (bertempur melawan tentara
Argentina yang menduduki wilayah Inggris).
Hubungan antara Inggris
dan Gurkha beralngsung secara kebetulan ratusan tahun yang lalu,
persisnya ketika Inggris gagal menduduki Nepal pada tahun 1816. Dalam
pertikaian senjata yang berlangsung selama dua tahun itu, Inggris
mengaku kewalahan menghadapi perlawanan yang sengit dari orang-orang
Nepal. Walau hanya berbekal senjata seadanya, mereka (Gurkha) seolah
tak takut mati. Di mata tentara Inggris, Gurkha tampak sangar
terutama ketika menghunus Khukri (pisau yang selalu dibawa
oleh prajurit Gurkha), yang diselipkan di pinggang mereka. Dan
digunakan untuk membunuh atau memenggal kepala musuh di medan perang.
Alih-alih memerangi
mereka, Inggris pun dengan cerdik lalu memanfaatkan mereka, dan
menjadikan mereka untuk menjadi prajurit di bawah komando Inggris
yang menjaga kepentingan wilayah-wilayah Inggris yang tersebar di
seantero dunia. Di awal hubungan antara Inggris dengan Gurkha,
Inggris hanya membawa ratusan Gurkha yang dijadikan pasukan khusus di
dalam tubuh Angkatan Bersenjata Inggris. Jumlah itu kemudian
bertambah besar seiring keterlibatan Inggris dalam perang-perang yang
berkecamuk, termasuk menerjunkan mereka didalam Perang Dunia 1 dan
Perang Dunia 2. Lebih dari 200.000 prajurit Gurkha telah bertempur
dan mengabdi untuk Inggris, dan 43.000 diantaranya gugur di dua
Perang Dunia. Kini, jumlah personel Gurkha diperkecil, diciutkan
hanya menjadi sekitar 3.500 prajurit.
Karena kekaguman Inggris
yang sangat besar terhadap mereka, Inggris pun memboyong ratusan
orang Gurkha untuk dijadikan tentara dan pengawal yang dipimpin oleh
para perwira militer Inggris. Mereka banyak ditempatkan di dalam
negeri, dan juga dibanyak wilayah di luar Inggris sendiri. Tentunya
di wilayah-wilayah persemakmuran Inggris, seperti; Malaysia,
Singapura, India, dan di banyak negara lainnya. Mereka telah
diterjunkan di banyak operasi militer untuk kepentingan Inggris,
(seperti konflik Indonesia-Malaysia, di Kalimantan, Hongkong, Siprus,
Perang Falkland, Kosovo, Perang Irak, dan di Afghanistan). Mereka
juga merupakan kebanggaan Ratu Inggris. 13 Prajurit Gurkha juga
pernah menerima penghargaan bintang Victoria Cross.
Salah satu ketangguhan
dan kehebatan mereka yang telah terbukti adalah, semasa mereka
diterjunkan untuk menumpas penyusup di Serawak, Kalimantan. Di dalam
hutan belantara tropis, mereka ternyata sangat tangguh dan mampu
bergerak dengan cepat dan menjadi pasukan pemukul yang sangat
ditakuti. Mereka berperang dengan gagah berani dan tak kenal rasa
takut, dan juga mereka tidak pernah mengeluh.
Kombinasi Gurkha serta
pisau Khukri mereka yang bentuknya unik, menjadikan mereka
ditakuti lawan dan dianggap sebagai mesin pembunuh. Aura propaganda
yang dihembuskan cukup efektif ketika Inggris mengerahkan Gurkha ke
dalam Perang Falkland. Tentara Argentina lumayan gentar dengan para
prajurit Gurkha yang dikenal “sangar, tangguh, dan sering
memenggal kepala lawan”.
Namun jelas didalam
Gurkha sendiri memang ada perbedaan pemikiran. Memang ada perbedaan
yang cukup mendasar dalam pola pikir orang-orang Gurkha saat mereka
bertugas sebagai tentara Inggris. Mereka hanya mengganggapnya hanya
sebagai sebuah pekerjaan yang harus dituntaskan, itu saja. Mereka
akan bertempur habis-habisan, namun tidak sampai mengedepankan
semangat atau rasa nasionalisme yang berasal dari bangsa yang tengah
menimang mereka.
AB Inggris pun nampaknya
juga tidak terlalu memandang penting perkara nasionalisme.
Orang-orang Gurkha itu memang disumpah menjadi prajurit Inggris,
namun para perwira Inggris menyadari bahwa perkara nasionalisme
memang adalah suatu hal yang tak dapat dipaksakan. Sebab, bagi para
panglima Inggris, yang penting adalah bagaimana para prajurit Gurkha
dapat bertempur semaksimal mungkin untuk kepentingan Inggris. Karena,
sekali lagi, yang diperlukan mereka toh hanyalah keberanian dan jasa
mereka di medan perang. Mereka dimanfaatkan untuk berperang di dalam
peperangan yang sulit demi kepentingan Inggris. Dan mereka (Gurkha)
pun bangga akan hal itu, bangga lantaran mereka dapat bertempur di
medan perang. Jiwa setiap orang Gurkha, adalah jiwa seorang petarung
dan orang-orang yang gemar berperang. Toh mereka akan senang jika
mereka diterjunkan untuk berperang. Bagi mereka, perang adalah
kebanggaan.
Gurkha di era lampau
Para prajurit Gurkha di era modern- dengan Pisau Khukri khas mereka.
Walaupun saat ini Gurkha diciutkan jumlahnya, mereka tetap menjadi kebanggaan
Walaupun saat ini Gurkha diciutkan jumlahnya, mereka tetap menjadi kebanggaan
tersendiri bagi Angkatan Perang Inggris Raya.
Disadur
dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi; Gurkha The Great Britain Special
Force. Edisi Koleksi No.74. Agustus 2011
No comments:
Post a Comment