LOCKHEED C-130 Hercules
adalah pesawat militer yang paling banyak melaksanakan misi udara.
Pesawat tersebut bukan sekedar digunakan untuk latihan saja,
melainkan untuk menjalankan misi yang sesungguhnya, baik itu berupa
operasi militer maupun operasi militer non-tempur, serta operasi
kemanusiaan. Setiap saat atau setiap hari dapat dipastikan ada saja
Hercules yang terbang di seluruh pelosok dunia. Bukan sekedar isapan
jempol belaka, melainkan USAF pun sebagai pengguna terbanyak armada
Hercules pun mengakui hal ini.
Pesawat-pesawat tempur
macam Lockheed Martin F-16 Fighting Falcon atau F-22 Raptor boleh
saja memiliki sosok sangar dan dilengkapi dengan persenjataan canggih
dan mematikan. Namun, mereka hanya diterjunkan manakala sebuah
operasi tempur dilakukan. Sementara pembom-pembom bertubuh gambot
serta berbanderol mahal seperti Boeing B-1B Lancer atau pembom
siluman B-2 Spirit, lebih jarang keluar untuk beraksi dalam medan
tempur sesungguhnya. Selain itu, kalaupun harus terbang, itu tidak
lebih dari sekedar memenuhi jadwal latihan.
Pesawat angkut Hercules
Lockheed C-130 Hercules lebih kerap beraksi lantaran memiliki tingkat
fleksibilitas yang cukup tinggi. Bagian dalam yang cukup besar
membuatnya mampu melakukan segala jenis misi dan operasi militer.
Serta dapat diandalkan, mulai dari dapat dipakai sebagai pesawat
angkut militer, tanker, evakuasi medis udara, pemadam kebakaran
hutan, bahkan, sampai hal-hal yang diluar batas kewajaran, yakni
digunakan sebagai pesawat pembom. Untuk yang satu ini, USAF sendiri
sempat menjalaninya, Hercules digunakan sebagai pesawat angkut untuk
bom jenis BLU-82 yang memiliki bobot hampir 7 ton, bahkan ide yang
lebih gila lagi muncul dari AU Pakistan yang juga memiliki armada
pesawat angkut C-130 Hercules. Mereka pernah berusaha menggunakan
pesawat tersebut untuk membawa dan menjatuhkan bom nuklir untuk
menghancurkan New Delhi, ibukota India.
Seperti sempat
disinggung sebelumnya, daya angkut serta dimensi yang terbilang pas
adalah keunggulan yang dimiliki pesawat Hercules, yang notabene
menjadi modal untuk mengalahkan rival-rivalnya. Hal ini berlaku tidak
hanya terhadap para pesaing yang terdapat di Amerika saja, tapi juga
untuk para pesaing yang berasal dari luar.
Dek barang yang
ketinggiannya dirancang sejajar dengan ketinggian rata-rata bak truk
membuatnya mampu mengalahkan pesawat-pesawat angkut jenis lain yang
terdapat dalam daftar pesawat-pesawat angkut USAF. Lockheed C-27
Spartan yang semula dianggap sebagai calon pengganti Hercules,
ternyata tidak memiliki jarak tempuh yang jauh seperti Hercules.
Antonov An-12 Cub buatan Rusia merupakan renkarnasi pesawat Hercules
dari blok Timur, ternyata tidak memiliki fasilitas yang memungkinkan
proses bongkar muat yang harus dilakukan dengan cepat. Terakhir Eropa
Barat mencoba melepas ketergantungannya terhadap pesawat Hercules
dengan cara menghadirkan pesawat C-160 Transall, ternyata pun tidak
sanggup mengimbangi atau menyaingi kehebatan dan jangkauan yang
dimiliki Hercules. Dapat dipastikan sampai detik ini dan sampai
kapanpun, bahwa pesawat angkut Hercules C-130 akan tetap menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari sejarah penerbangan pesawat,
khususnya penerbangan dunia militer.
Tampilan pemandangan dari kokpit Pesawat Hercules C-130
HERCULES – 2
DAISY CUTTER
Lockheed C-130 Hercules
secara teknis bukanlah pesawat tempur maupun pesawat pembom. Hercules
merupakan pesawat angkut militer. Namun, ini bukan menandakan bahwa
pesawat tidak dapat digunakan untuk membom. Hal ini terbukti USAF
pernah menggunakan Hercules untuk membawa bom raksasa BLU-82 yang
memiliki bobot hampir tujuh ton. Bom konvensional BLU (Bomb Live Unit
– 82) atau yang kerap dijuluki dengan sebutan Daisy Cutter ini
pernah digunakan dalam Perang Vietnam, Perang Teluk, serta yang
terakhir adalah Perang di Afghanistan. Dalam Perang Teluk Amerika
setidaknya menerjunkan 11 unit BLU-82 dari varian khusus MC-130
Combat Talon dalam operasi pemboman yang digelar selama lima malam
berturut-turut. Secara teknis bom berfungsi untuk meratakan tanah
dengan jarak radius yang cukup luas sehingga nantinya wilayah
pemboman dapat digunakan untuk pendaratan helikopter. Tergantung
dengan keadaan medan yang dihantam, radius yang dihasilkan dari
ledakan BLU-82 bervariasi antara 100 hingga 300 meter. Karena efek
ledakan, baik itu tekanan maupun suaranya yang begitu dahsyat, bom
baru dilepaskan pada ketinggian minimal 1.800 meter dari permukaan
tanah. Bom sendiri akan meledak satu meter diatas permukaan tanah
untuk menghindari terjadinya kawah bom yang terlalu dalam.
OPERATION IRAQI FREEDOM
Pesawat angkut Lockheed
C-130 Hercules selalu hadir dalam setiap medan pertempuran militer
berskala besar. Salah satunya adalah Operation Iraqi Freedom
(2001-2003). dalam operasi militer di wilayah Irak itu, USAF turut
mengerahkan armada pesawat Hercules milik mereka. Ribuan ton suplai
logistik, ratusan pasukan reguler, puluhan prajurit yang terlukan
maupun yang gugur diangkut oleh Hercules. Sejumlah momen yang terjadi
disepanjang perhelatan konflik di medan tempur, tentulah Hercules
banyak berperan dan menjadi saksi bisu dalam sepak terjang mereka
yang berkaitan dengan kiprah armada Hercules USAF selama operasi
tersebut.
OPERATION ENDURING
FREEDOM
C-130 Hercules selalu
hadir dalam setiap konflik militer di dunia. Setelah invansi perang
besar AS di Irak, kali ini armada Hercules pun siap terbang setiap
saat di atas wilayah udara Afghanistan untuk mendukung operasi
militer sekutu di Afghanistan.
ETHIOPIA
Armada Hercules USAF
juga digunakan untuk mendukung kontingen pasukan AS dan sekutu dalam
operasi kemanusiaan di wilayah Ethiopia, Kenya, dan sekitarnya.
Pesawat-pesawat ini diterbangkan dari Camp Lemonier, Djibouti dengan
jadwal penerbangan dua kali seminggu. Tercatat USAF mengerahkan
armada Hercules mereka yang basisnya di pangkalan udara militer
Dyess, Texas, dan pangkalan udara Elmendorf, Alaska. Selain kondisi
keamanan yang belum stabil di Ethiopia, armada Hercules yang
diterjunkan di sana masih minim. Satu-satunya tempat mendarat adalah
landasan berdebu yang terbentang sejauh 4.500 kaki yang terletak di
pedesaat Bilate, Selatan Ethiopia. Kondisi yang kurang aman membuat
Amerika harus mengerahkan personel darat dari kesatuan Guam Army
National Guards, untuk menjaga pesawat Hercules yang mendarat dan
melaksanakan peroses bongkar-muat barang.
Disadur
dari; Majalah TIC Military; Legenda Pesawat Hercules at US Service.
No comments:
Post a Comment