.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Wednesday 31 October 2012

Release The Jackal!!



Speed and Power, itu adalah doktrin Inggris bagi kendaraan taktis tempur mereka yang digunakan selama bertahun-tahun. Adalah Inggris yang memprakarsai penggelaran kendaraan taktis yang kemudian menjadi populer dan menjadi tren dalam sejarah pertempuran modern.

Inggris memulainya dengan Long Range Desert Group yang diprakarsai oleh Ralph Ager Bagnold. Kontra dengan pandangan publik mengenai Special Air Service yang dipimpin David Stirling, adalah LRDG yang memprakarsai penggunaan kendaraan segala medan. Dalam hal ini truk Chevrolet WB yang bersenjatakan Lewis MG dan .303 Browning Mk II, untuk melancarkan raid (penyerbuan) terhadap posisi pasukan Italia dan Jerman. SAS hanya sekadar menjadi penumpang para desert battle ini, dan kemudian menirunya untuk melancarkan raid sendiri termasuk di Eropa.

Inggris, secara menyedihkan bersiap memasuki gelanggang perang Afghanistan dan Irak dengan persiapan perang yang minim, karena konservatif dengan anggaran perang mereka. Kendaraan taktis yang dimiliki AB Inggris kesemuanya berbasis Land Rover 110. Ada dua jenis, Wolf WMIK (Weapons Mounted Installation Kit), dan Land Rover Snatch yang memperoleh namanya karena digunakan untuk menculik (Snatch) para tersangka teroris IRA pada masa-masa konfrontasi di Irlandia Utara. Wolf WMIK yang telah digunakan sejak 1991 oleh Kesatuan elite SAS Inggris dan kemudian diproduksi massal pada tahun 1994, telah menjadi simbol dari kemampuan mobilitas pasukan Inggris di wilayah Afghanistan dan Irak.

Pada perkembangannya, situasi dan kondisi lapangan telah berubah drastis dibandingkan pada era 1940-an dimana Inggris berjaya di gurun Afrika. Mobilitas dan kecepatan yang menjadi senjata tidak selalu mampu digelar secara maksimal di wilayah urban yang dipenuhi belokan-belokan dan gang-gang sempit. Ditambah lagi kerawanan medan, termasuk ranjau, Wolf dan Snatch dengan segera mendapat kritikan dari pasukan di lapangan. Ledakan sebutir granat bahkan mampu dengan mudah menghancurkan bonnet dan mesin sebuah Land Rover Snatch. Kerusakan yang sama juga dihasilkan oleh pecahan peluru mortir.



 HMT 600/Coyote TSV



Untuk menanggulangi masalah ini, Inggris tak menempuh jalan yang sama seperti yang dilakukan AS, yang membangun Humvee dengan kit perlindungan anti-ranjau dan peluru. Mungkin mereka berpendapat, modifikasi serupa pada Land Rover akan membuatnya kepayahan untuk berakselerasi, dan room for growth untuk Landy sudah nyaris tak ada karena ukurannya yang kecil.

Karena tak sempat membuat konsep kendaraan baru mengingat gentingnya situasi dan kondisi di Irak dan Afghanistan saat itu. Inggris akhirnya merilis Urgent Operational Requirement untuk kendaraan pengganti Wolf pada tahun 1999. Sejumlah perusahaan pun dilibatkan, seperti Supacat, Alliant Technisystems, dan AutomotiveTechnik yang turut dalam kontes.

Toh pada akhirnya hanya Supacat yang siap dengan Supacat HMT 400 Truck, rantis ringan dengan mobilitas tinggi. Kendaraan ini awalnya didapuk sebagai rantis pembawa beban, dengan kemampuan mengangkut satu palet mengikuti standar NATO. Kendaraannya dibangun secara modular, dimana inti dari kendaraan sebenarnya adalah sejumlah kerangka tubular yang ditempelkan ke mesin Cummins BTA 5.900 cc.


 HMT 400/ Jackal MWMIK




Ketika Supacat diumumkan sebagai pemenang, mereka bingung lantaran tak memiliki kapabilitas dalam hal produksi mass`l untuk kendaraan mereka. Untungnya, solusi pun datang dari kontraktor Devonport Management Ltd, kontraktor Pertahanan Inggris yang biasanya membuat kapal dan kapal selam. Urusan lini produksi pun selesai, Supacat bisa berkonsentrasi dalam upayanya membangun varian Supacat HMT 400 yang mampu memenuhi kebutuhan Angkatan Darat Inggris, yang dinamai sebagai HMT 400 Jackal MWMIK (Mobility Weapon Mounted Installation Kit).

Untuk memenuhi persyaratan bahwa kendaraan harus tahan terhadap ledakan ranjau anti-personel, maka Supacat menggandeng Jankel Armouring Ltd, yang membuat pelat baja sebanyak dua modul. Modul depan menempel di atas as depan, sementara pelat belakang menempel di atas mesin hingga ke as belakang. Sementara untuk melindungi penumpang HMT 400, Jankel membuat 9 modul pelat baja yang mengelilingi kendaraan, dengan yang tertebal ada dibagian belakang dan depan.

Bila pelat baja terpasang seluruhnya, hanya dibagian bahu dan kepala penumpang depan yang terekspos. Tidak memadai memang, namun HMT 400 dikendarai dengan kecepatan tinggi, bukan untuk pertempuran statis. Pelat ini mampu menahan impact peluru 7,62mm dan dapat dilepas-lepas sesuai kebutuhan. Apabila mengangkut kargo misalnya, konfigurasi minim proteksi dapat diaplikasikan.

Keunggulan lain dari Jackal adalah warisan banyaknya ruang kargo yang tersedia dari Supacat. Dibagian belakang, di sisi kiri dan kanan Jackal dapat diisi dengan 4 jerigen air (sisi kiri) atau BBM/Diesel (sisi kanan) di tiap sisinya, membuat Jackal mampu beroperasi pada jarak yang lebih jauh lagi. Berkat sistem transmisi otomatis 5 transmisi dan sebuah mesin 5,9 liter (Jackal 1) atau 6,7 liter (Jackal 2/2A) yang sangat bertenaga, pengemudi Supacat armored ini bisa merasa bak pengemudi mobil rally dan lupa kalau yang dikemudikannya adalah kendaraan taktis plus persenjataan lengkap. Maklum saja, begitu gas digeber maksimal, kecepatan 120 km/jam di jalanan aspal dapat dengan mudah dilalui, apalagi didukung dengan air suspension yang cenderung berkarakter lembut. Kemampuan halang rintang kendaraan ini sangatlah baik, karena suspensinya dapat dinaikkan sampai selisih satu meter, cukup untuk melintasi genangan air yang mungkin ditemukan di medan terbuka.

Namun dalam Operasi Kapcha Baz pada Maret 2009, lain lagi ceritanya. Operasi besar yang melibatkan 250 prajurit Inggris, mayoritas prajurit Gurkha, dan 100 prajurit ANA (Afghanistan National Army), Jackal memiliki peranan besar dan sentral dalam mobilitas pasukan. Jackal dari A Squadron, 1st The Queen's Dragoon Guards berperan sebagai overwatch yang mengamankan lokasi pendaratan Chinook RAF yang membawa para prajurit Gurkha.

Berdasarkan kesaksian Cpl Cunningham, “Situasinya sangat genting, pasukan di darat ditembaki dari berbagai arah dan semua membutuhkan bantuan kami. Untungnya Jackal sangat lincah dan dapat menghujani posisi lawan setiap kali kami bergerak. Dalam kesempatan ini satu roket meledak tepat di atas Jackal, menyirami penumpangnya dengan serpihan pecahan metal, tapi untungnya tak ada yang terluka.”

Pada akhirnya keputusan yang mengatakan bahwa Jackal merupakan pengganti Wolf MWMIK yang tepat adalah kembali pada doktrin yang diterapkan. Untuk Pasukan Khusus seperti SAS dan SBS, patroli dan serangan kilat ke posisi lawan adalah sebuah norma. kemampuan Jackal untuk dapat diangkut dengan Heli transpor sekelas Chinook juga menjadi keunggulan tersendiri. Jackal boleh jadi merupakan penyempurnaan dari Supacat HMT 400 yang digunakan Inggris sebelumnya. Namun bagi pasukan infanteri reguler, perlu dipikirkan kembali keefektifan kendaraan ini.


 HMT Extenda



Patroli dalam wilayah urban yang seringkali diwarnai dengan insiden stop dan go, serta profil ancaman yang datang silih berganti, akan menjadi tantangan tersendiri bagi Jackal yang bisa dibilang tak terlindung sama sekali dari sisi atas kendaraan. Cukup satu lemparan granat tangan, dapat mengakhiri hidup semua penumpangnya. Keunggulan sapuan persenjataan yang meng-cover 360 derajat, akan dengan cepat menghilang apabila serangan lawan datang secara simultan. Untuk Operasi semacam ini, kendaraan MRAP seperti Mastiff yang digunakan oleh AD Inggris, sepertinya mutlak untuk digunakan.








Disadur dari Majalah Commando Volume VIII / Edisi No.4 / Tahun 2012



No comments:

Post a Comment