Bomber B-2 Spirit
Profil pesawat pembom B-2 Spirit yang berhasil diciptakan AS
Untuk memenuhi kebutuhan
pesawat pembom yang dapat terbang tinggi dan tidak terdeteksi radar
musuh, militer AS kembali menggelar proyek Advanced Technology Bomber
(ATB). Proyek rahasia ini dikontrol langsung oleh Pemerintahan AS
yang saat itu berada dibawah pimpinan Presiden Jimmy Carter
(1977-1981).
Jika anda pernah
memainkan game Pc: Command and Qonquer General: versi Zero
Hours, tentunya anda sudah tidak asing lagi dengan pesawat pembom
B-2 Spirit. Pesawat ini merupakan hasil keberhasilan Amerika dalam
menciptakan sebuah pesawat pembom yang tak ada tandingannya, dengan
bentuknya yang aneh, berwarna hitam dengan sayap yang membentang
sangat panjang, dan tak terdeteksi radar. Namun dibalik aura monster
dan “ghost” yang disematkan untuk pesawat ini karena
pesawat mampu menghilang dari radar musuh, pengoperasiannya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan karena pengoperasian B-2
teramat besar dan menguras kantong finansial AS, maka saat ini tidak
banyak B-2 Spirit yang diterjunkan untuk melakukan misi pemboman
kecuali jika situasi yang mendesak memungkinkan untuk dilakukan.
Proyek ATB yang juga
melibatkan Pentagon, Dephan AS, dan USAF, sama-sama memfokuskan
proyeknya untuk mewujudkan ppesawat pembom yang akan digunakan
menyerang Soviet. Tim dari militer dan Pemerintah AS tidak hanya
menginginkan terciptanya pesawat pembom berat yang anti-radar dan
aman sewaktu melintasi wilayah udara musuh, namun juga mampu
mengangkut bom pintar (smart bomb) yang sangat presisi
(akurat) serta dapat mengangkut bom nuklir.
Berdasarkan pengalaman
pertempuran di Vietnam dan Timur Tengah, yang mengakibatkan ratusan
pesawat AS jatuh terkena hantaman rudal anti-pesawat, upaya untuk
menghadirkan pesawat yang bisa lolos dari kejaran rudal menjadi
semakin mendesak. Sebenarnya hal ini cukup sulit diwujudkan. Dalam
tugas khusus, pesawat yang dikenal sebagai Northrop Grumman B-2
Spirit itu bahkan harus memiliki spesifikasi multi-role. Sebagai
pesawat pembom jarak jauh anti-radar, B-2 juga harus bisa difungsikan
untuk melaksanakan misi pengintaian dari udara.
Proyek untuk menciptakan
pesawat tempur stealth anti-radar ini, sebenarnya sudah mulai
dikerjakan AS pada pertengahan tahun 1970. Tujuan utama militer AS
adalah terwujudnya pesawat pembom strategis yang bisa menggantikan
pesawat pembom berat yang masih rawan terkena hantaman rudal
darat-ke-udara (SAM), yakni pesawat Boeing B-52 Stratofortress.
Prototipe yang menjadi cikal bakal pesawat siluman pun mulai
diproduksi seperti B-70 dan B-1A. Namun karena dua pesawat siluman
tersebut masih rawan terhadap tembakan rudal lawan, proyek untuk B-70
dan B-1A kemudian dihentikan.
Pada 20 Oktober 1981
rancangan pesawat stealth buatan Northrop/Boeing akhirnya
memenangkan kompetisi dan resmi dinamai B-2 Spirit. Nama yang diambil
sekaligus untuk menghormati kapal Perang AS bertenaga nuklir dan
bersenjata rudal balistik, USS Kitty Hawk (Spirit of Kitty Hawk).
Program selanjutnya untuk memproduksi B-2 dalam skala besar pun
ditandatangani kontraknya pada bulan Oktober 1981. butuh waktu 8
tahun dan dana sebesar 23 militer dolar untuk research and
development, serta melibatkan para pakar dan teknisi penerbangan dari
MIT, hingga kerja keras itu akhirnya berhasil mewujudkan B-2.
UJI TERBANG
Lapangan udara Air Force Plant 42, Palmdale, CA
Produk pertama B-2 yang
dipajang di lapangan udara, Air Force Plant 42, Palmdale, California,
dipublikasikan ke masyarakat luas pada 22 November 1988. Dan
penerbangan B-2 untuk pertama kali dan disaksikan sekitar 13.000
orang berlangsung pada 17 Juli 1989 di Palmdale. Penerbangan perdana
diawasi langsung oleh Combined Test Force, Air Force Flight Test
Center, yang berlokasi di Edwards Air Force Base, California.
Produksi B-2 dalam jumlah besar pun ditandatangani oleh Menhan AS
pada bulan April 1990. Semula, produksi B-2 yang akan diproduksi AS
sebanyak 132 unit tapi demi penghematan, maka Departemen Pertahanan
AS memutuskan untuk memproduksi 76 unit B-2 dengan anggaran 648
miliar dolar AS.
Namun karena tantangan
Perang Dingin memudar akibat Soviet yang bubar, rencana produksi B-2
yang semula berjumlah 76 unit, oleh Presiden AS, direduksi lagi
menjadi hanya 20 unit. Tujuan produksi B-2 yang semula dirancang
untuk melakukan misi terbang jarak jauh ke Soviet pun diubah menjadi
misi penerbangan konvensional yang secara militer tak ada
tantangannya sama sekali.
Program test flight
untuk memastikan bahwa B-2 Spirit siap operasional mendapat
dorongan yang signifikan ketika pada bulan Maret 1996. Melalui
kongres, Presiden AS Bill Clinton mengucurkan dana yang kemudian
digunakan untuk mengupgrade B-2. Dana sebesar 493 juta dolar itu bisa
digunakan untuk mengupgrade 21 unit pesawat B-2. Program upgrade yang
dilakukan adalah untuk mengganti landing gear, perangkat avionik
terbaru, memodifikasi sejumlah struktur pesawat, sistem bahan bakar,
dan sistem persenjataan khusus untuk persenjataan B-2 yang mengangkut
ratusan bom dilengkapi alat ruang bom (bomb bay) khusus
sehingga membuat proses pemasangan bom bisa berjalan lebih cepat.
Kendati biaya produksi,
operasional, dan pemeliharaan B-2 makin membengkak pada tahun 1998,
B-2 yang sudah fully operation mulai dikirim ke USAF. 8 unit
B-2 yang sudah siap upgrade dari Blok 10 ke Blok 30 akan
dikirim paling lambat tahun 2000. Beberapa unit pesawat B-2 yang
diterima oleh USAF, kemudian mereka tergabung kedalam 509th
dan siap menjalani misi tempur.
Para pilot 509th
yang menerbangkan B-2 merupakan penerbang pilihan dan sangat
profesional dengan jam terbang yang tinggi. Dari 70 pilot yang
mendaftar dan umumnya pernah menerbangkan B-2 ketika bergabung di
509th, mereka harus menjalani seleksi ulang secara ketat.
Setelah diseleksi, hanya tersisa 20 calon pilot yang terpilih tapi
setelah menjalani test di Hughes Weapon Sytem Traine, hanya
tersisa 5 pilot yang akhirnya terpilih untuk menerbangkan B-2 di
509th. Sedangkan untuk pilot latih B-2, syaratnya lebih
berat lagi, yakni pilot berpangkat kapten dengan 1.000 jam terbang
untuk pesawat pembom atau 1.600 jam terbang untuk pesawat tempur.
Disadur
dari Majalah Angkasa Edisi Koleksi No.79 tahun 2012- Black
Jet: Cold War Special Weapon's (Book of One). April 2012
terima kasih infonya
ReplyDelete