.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Saturday 5 May 2012

Perang Falklands


Falklands War (Perang Falklands)
2 April 1982  – 14 Juni 1982





Perang Falklands, juga dikenal dengan sebutan “Konflik Falklands” atau “Krisis Falklands”, merupakan konflik yang berlangsung pada 1982 antara Argentina dan Inggris. Konflik itu sendiri pecah dari perselisihan atas kekuasaan pulau-pulau Falkland dan pulau-pulau Georgia Selatan dan pulau-pulau Sandwich Selatan, yang terletak di Atlantik Selatan, sebelah timur Negara Argentina.

Kepulaun British Falkland terletak di Atlantik Selatan dan terdiri dari dua pulau utama Falklands Barat dan Timur, dan terdapat lebih dari 100 pulau-pulau yang lebih kecil. Lebih ke arah Selatan terdapat pulau Georgia Selatan, salah satu pulau lain milik Inggris. Perang pecah ketika Argentina mencoba menginvansi dan menduduki pulau Georgia Selatan pada 19 Maret 1982, dan pada 2 April di tahun yang sama, menduduki pulau Falkland.


Perang pun pecah pada jumat 2 April 1982, ketika militer Argentina menyerbu dan menduduki pulau-pulau Falkland dan Georgia Selatan. Untuk merespon pendudukan tersebut, Pemerintah Inggris memberangkatkan dan mengirim satuan naval (Angkatan Laut) untuk terlibat dalam pertempuran melawan Angkatan Laut dan Udara Argentina, dan mengambil alih kembali pulau-pulau yang direbut Argentina melalui penyerangan Amfibi. Perang berlangsung selama 74 hari dan berakhir atas menyerahnya Argentina pada 14 Juni 1982, yang akhirnya mengembalikan pulau-pulau kepada kendali Inggris. 649 personel militer Argentina tewas, 255 prajurit Inggris tewas dan 3 orang penduduk pulai Falkland tewas ketika konflik berlangsung. Konflik tersebut menyisakan konflik eksternal terkini antara Inggris tanpa adanya bantuan Negara sekutu yang berlangsung sejak tahun 1880-an.




Penyebab konflik yang pecah antara Inggris dan Argentina adalah berawal dari konfrontasi sejarah yang panjang mengenai kekuasaan atas pulau-pulau tersebut. Argentina menyatakan bahwa pulau-pulau Falkland masuk kedalam wilayah teritori Argentina sejak abad ke-19 dan, sampai saat ini pun, tidak ada tanda-tanda bagi Argentina untuk melepaskan klaim kekuasaan atas pulau-pulau tersebut. Bahkan klaim kepemilikan pulau-pulau tersebut  kemudian dituangkan kedalam Konstitusi Argentina setelah reformasi nya pada tahun 1994. Seperti contohnya, Argentina mengganggap bahwa pendudukan mereka dipulau adalah perebutan ulang atas wilayah teritori mereka sendiri, sementara Pemerintah Inggris melihatnya sebagai sebuah ancaman dan pendudukan atas wilayah teritori Inggris. Bagaimanapun, tidak ada satu pun negara yang mendeklarasikan perang, walaupun memang pada akhirnya perang, dan perseteruan di antara keduanya dibatasi hanya pada wilayah dan pulau-pulau yang menjadi sengketa.


 Peta wilayah yang menjadi sengketa antara Inggris - Argentina



Konflik itu sendiri menciptakan dampak yang kuat baik di Argentina maupun di Inggris. Di Argentina, rasa patriotik dan nasionalisme berkembang, namun akibat protes-protes berskala besar yang menentang Kebijakan Militer Pemerintah Argentina, dengan segera menyebabkan kebimbangan di dalam kebijakan militer Argentina dan pada akhirnya mengalami kegagalan. Di Inggris, Perdana Menteri Margaret Thatcher cukup puas dengan hasil ketika konflik berlangsung, walaupun dukungan untuk Kebijakan Militer Inggris melemah tahun 1983 dalam Pemilihan Umum. Perang itu sendiri telah memainkan peranan penting dalam budaya diantara kedua Negara, dan telah menjadi beberapa subjek dalam buku-buku, film dan lagu. Topik-topik pembicaraan mengenai budaya dan politik di Inggris yang merupakan dampak perang, memang tidak seheboh di Argentina, yang masih merupakan topik diskusi publik yang populer.



British Task Force

 

Pemerintah Inggris memang memiliki kemungkinan rencana untuk sebuah penyerangan ke pulau pulau sengketa, dan pasukan Angkatan Laut Task Force pun dikirim dengan segera. Kapal selam nuklir Conqueror bergerak dari Perancis pada 4 April, sementara dua Kapal pengangkut pesawat Invicible dan Hermes, untuk dukungan dan pengawalan terhadap kapal Selam, meninggalkan Portsmouth hanya sehari setelahnya. Setelah kembalinya Kapal Pesiar Canberra ke Southampton melakukan pelayaran dunia, Canberra pun diambil alih dan berlayar dua hari setelahnya dengan para prajurit dari 3 Commando Brigade didalamnya. Kapal Pesiar Queen Elizabeth 2 yang seharusnya dipakai untuk tujuan pelayaran sipil dan komersial, juga di ambil alih dan meninggalkan Southampton pada 12 Mei dengan mengangkut para prajurit dari 5th Infantry Brigade. Total kapal yang dilibatkan Inggris dalam konflik ini berjumlah 127 kapal, 43 kapal boat Royal Navy, 22 kapal pendukung Angkatan Laut, dan 62 Kapal komersial.

Bagi Inggris, mengambil alih kembali atas pulau-pulau Falkland bukanlah perkara mudah. Mereka harus menghadapi serangan-serangan militer Argentina dari darat, laut, dan udara. Inggris memiliki 28 Sea Harrier, 14 Harrier GR.3s yang disiapkan untuk operasi perang udara, melawan Angkatan Udara Argentina yang memiliki sekitar 122 Jet tempur, 55 diantaranya digunakan oleh pilot-pilot handal dan merupakan ancaman yang nyata bagi Inggris. 


 Para prajurit Argentina dan sebuah Tank LVTP-7 
terlihat berpatroli di Stanley


Pada pertengahan April, British Royal Air Force telah menyiapkan base di sebuah pulau yang berlokasi di Pertengahan Laut Atlantic yang merupakan Wideawake Airfield USA. Inggris menyiapkan dukungan besar untuk antisipasi atas serangan terhadap base tersebut dengan menyiapkan pesawat bomber Avro Vulcan B Mk 2, Pesawat Handley Page Victor K Mk 2, dan jet tempur McDonnell Douglas Phantom FGR Mk 2. Sementara itu British Naval Force yang tiba di base dipersiapkan untuk melakukan penyerangan amfibi. Beberapa pasukan dengan jumlah yang sedikit juga dikirim ke Selatan untuk menduduki dan mengambil alih Georgia Selatan. 


Pertemuan di udara terjadi pada bulan April, ketika British Task Force dibuntuti oleh Pesawat Boeing 707 milik Angkatan Udara Argentina ketika Inggris berusaha menuju ke Selatan. Beberapa pesawat-pesawat ini dicegat oleh Sea Harriers diluar zona ekslusif Inggris; pesawat sipil Boeing 707 yang tidak bersenjata tidak diserang Inggris karena usaha-usaha diplomatik antara kedua Pemerintah masih terus diusahakan dan Inggris pun belum memutuskan untuk menyerang pesawat Argentina. Pada 23 April, pesawat komersial Brazil Douglas DC-10 dari Perusahaan Penerbangan VARHG yang akan terbang menuju Afrika Selatan dicegat oleh pesawat British Harriers yang secara visual diidentifikasi sebagai pesawat sipil.



Operasi SAS

Pasukan marinir Inggris yang baru tiba di pulau Falkland. pulau yang 
menjadi wilayah sengketa kedua negara.



Operasi Paraquet
Operasi Paraquet, yaitu operasi untuk merebut Georgia Selatan, dipimpin oleh Mayor Guy Sheridan, melibatkan Prajurit marinir dari 42 Commando, para personel dari Special Air Service (SAS) dan Special Boat Service (SBS). Mereka dirancang untuk mendarat di pulau sebagai bagian dari pasukan awal pengintai dan mata-mata untuk membuka serangan bagi British Royal Marines. Mereka diterjunkan dari pesawat Ridespring. Yang pertama tiba di pulau adalah Kapal Selam Churchill-class Conqueror pada 19 April, dan dengan cepat seluruh pulau dilindungi oleh radar-mapping Handley Page Victor pada 20 April.
Para prajurit khusus Inggris (SAS), dikirim dan diterjunkan pertama kali ke Georgia Selatan pada 21 April, akan tetapi, musim gugur dibelahan bumi Selatan membuat mereka kesulitan beradaptasi. Cuaca disana sangatlah buruk untuk pendaratan Pesawat dan pesawat yang lainnya pun menunggu beberapa hari untuk mendarat setelah 2 helikopter bertabrakan dalam kabut yang tebal. Pada 24 April, Pasukan AB Inggris dikumpulkan kembali dan bersiap-siap untuk menyerang.

Satu tim pengintai SAS dipersiapkan untuk operasi penyusupan dan infiltrasi laut. Sebuah Heli Westland Sea King membawa tim pengintai yang rebelumnya lepas landas dari Kapal Invicible di malam hari pada 17 Mei, namun lagi-lagi cuaca buruk memaksa mereka mendarat sekitar 50 mil (80km) dari target mereka, dan misi pun dibatalkan. Pesawat lalu terbang ke Chili dan mendaratkan tim SAS, namun mereka tidak dapat berbuat banyak karena mereka masuk kedalam wilayah otoritas Chili. Penemuan-penemuan pesawat yang terbakar, jatuh, dan tertembak pun dengan segera menjadi perhatian dunia Internasional pada waktu itu.

Pada 14 Mei, SAS mengemban operasi penyerbuan di Pulau Pebble di Falklands, dimana Angkatan Laut Argentina telah bersiap-siap menunggu. Bagaimanapun, SAS telah berhasil melakukan penyerbuan dan meledakkan pesawat-pesaw`t Argentina di pangkalan udara di Pebble.


Pertempuran di pulau-pulau Falkland dan Perang Kapal Perang
Disepanjang malam pada 21 Mei, Pasukan Amfibi Inggris Task Force dibawah komando Commodore Michael Clapp (Commodore, Amphibious Warfare- COMAW) mengeluarkan Operasi Sutton, yaitu pendaratan amfibi di pantai di sekitar San Carlos di garis pantai Utara dari arah Timur Falkland. Teluk di dekat sisi Timur Falkland, yang disebut oleh Inggris sebagai “Bomb Alley”, merupakan skema dari serangan militer Inggris yang intens yang menggunakan jet-jet tempur milik AB Argentina yang terbang rendah dan hanya menunggu perintah untuk menyerang dan membom.


 Kapal perang Inggris Antelope yang meledak setelah
 diserang pesawat tempur Argentina


                Di laut, kekurangan kapal-kapal anti-pesawat Inggris untuk mendeteksi dan menghancurkan pesawat tempur Argentina, menyebabkan tenggelamnya Kapal Perang Ardent akibat terjangan bom pesawat tempur pada 21 Mei, lalu pada 24 Mei, lagi-lagi kapal Perang Antelope tenggelam, dan Kapal Conveyor Atlantic, juga yang dihantam oleh serangan udara AM39 Exocets milik AU Argentina.
Untuk memecah konsentrasi tinggi dari pertahanan udara Inggris, pilot-pilot Argentina pun memilih terbang rendah dan menjatuhkan perbekalan militer dari ketinggian yang rendah.  

                Beberapa bom-bom yang dijatuhkan dari pesawat Argentina juga memiliki parasut kecil untuk memperlambat pergerakan jatuhnya bom. Bom-bom parasut memiliki waktu yang sedikit untuk membuka parasutnya. Pilot-pilot memang telah sadar akan hal ini, namun mereka juga harus waspada terhadap konsentrasi tinggi dari tembakan akurat rudal anti-pesawat SAM dan juga terhadap serangan dari AAA (Artileri Anti-pesawat).

 Kapal Perang Argentina Belgrano, tenggelam setelah
terkena hantaman serangan udara Inggris

                 

Dibawah ini merupakan rincian akibat dari perang yang ditimbulkan oleh kedua belah pihak yang berseteru:
Total 907 jiwa terbunuh dalam perang yang berlangsung selama 74 hari:
  • Argentina649  korban jiwa
    • Personel AD194 tewas (16 opsir, 35 NCO and 143 sukarelawan wajib militer)
    • Personel AL– 341 tewas (termasuk 321 personel di Belgrano and 4 orang kru AL)
      • IMARA ( Pasukan Marinir) – 34 personel tewas
    • Angkatan Udara – 55 tewas (termasuk 31 pilot and 14 orang kru darat)
    • Pasukan Nasional Penjaga Perbatasan – 7 orang tewas
    • Pasukan Penjaga Pantai – 2 orang tewas
    • Nelayan berkebangsaan Argentina– 16 orang tewas

  • Inggris (UK)Total kerugian korban jiwa di pihak Inggris adalah 255 personel militer inggris dan 3 wanita penduduk sipil Falkland tewas ketika Perang Falkland berlangsung.
    • Royal Navy – 86 prajurit tewas
    • Royal Marines – 27 tewas (2 opsir lapangan, 14 NCO and 11 prajurit marinir)
    • Royal Fleet Auxiliary – 8 prajurit tewas
    • Merchant Navy – 8 prajurit tewas (termasuk 4 orang berkewarganegara Hongkong)
    • Satuan AD Inggris – 123 prajurit tewas (7 opsir lap`ngan, 40 NCO and 76 sukarelawan wajib militer)
    • Royal Air Force – 1 opsir lapangan tewas
    • Penduduk sipil Falkland – 3 wanita terbunuh akibat tembakan salah sasaran
 Pesawat pembom Argentina- A-4C Skyhawk yang dioperasikan 
dalam Perang Falkland, membawa 494 kg bom yang siap untuk dijatuhkan




Pesawat pembom strategis AU Inggris- Black Buck Raid - RAF Avro Vulcan B.Mk.2 



Peran Pasukan Khusus SAS di Falkland

Pertempuran Georgia Selatan, pada akhir April, murni operasi pasukan khusus. Akan tetapi, operasi tersebut hampir berujung bencana ketika personel SAS berupaya untuk mendarat di pulau tersebut, helikopter yang mendarat di tebing es yang disapu badai, dan dengan menggunakan kapal serbu Gemini. Dua helikopter jatuh, dan salah satu kapal nyaris hanyut. Pada 25 April, pasukan gabungan dadakan antara Royal Marines Special Boat Service (SBS), SAS, dan Regu Intai dari 3 Commando Brigade mencoba merebut pelabuhan utama Georgia Selatan, Grytviken. Mereka didukung tembakan kapal perang yang dipandu dua tim dari 148 Commando Forward Observation Unit (148 FOU), dan Royal Marines.

Saat Pasukan khusus SAS bergerak ke wilayah tengah Falkland Timur yang tandus dan ke puncak tertinggi Mount Kent, tim SBS pun diam-diam bergerak di sekitar alur perairan di teluk sebelah utara pulau. Tim pengamat garis depan mengirim data intelijen posisi musuh. Tim-tim ini meliputi posisi 148 FOU yang mengamati Port Stanley, ibukota Falklands. Dalam dua minggu pertempuran, 148 FOU mengarahkan serangan tembakan kapal pada radar musuh, artileri, dan helikopter yang sedang terparkir di sekitar kota.

Tembakan kapal perang ini menjatuhkan moral garnisum Argentina, dan berkontribusi atas penyerahan musuh pada 14 Juni. Anggota 148 FOU telah memainkan peran kunci dalam kemenangan Inggris dalam pertempuran. 
 
 
British Task Force - Pesawat tempur Inggris milik Royal Navy - Sea Harrier FRS1



Kesimpulan
Perang yang berlangsung diantara kedua belah pihak, antara Inggris dan Argentina, merupakan konflik sengketa wilayah teritorial yang diklaim kedua belah pihak yang berseteru memperebutkan wilayah yang diklaim. Walaupun perang tidak dideklarasikan secara terbuka, namun banyak konflik-konflik yang terjadi di sekitar wilayah Georgia Selatan dan disepanjang pulau-pulau Falkland. AB Inggris mengirimkan dan melancarkan operasi-operasi militer laut dan udara ke dua pulau yang diklaim. Begitupun Argentina, berusaha menduduki dan mengambil alih pulau-pulau Falkland dan Georgia Selatan, dan melakukan pertahanan darat, laut, dan udara dari ancaman serangan militer Inggris. Secara keseluruhan, Perang ini dimenangkan oleh Inggris walaupun sampai sekarang Argentina belum menarik  klaim dan masih tetap bersikukuh atas kepemilikan pulau-pulau Falkland.

Majalah Perang terbitan Argentina yang terbit pada masa itu,
merupakan sarana yang efektif untuk membangkitkan "moral", psikologis, 
dan semangat tempur para prajurit Argentina dalam upaya mereka melawan Inggris

No comments:

Post a Comment