.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Saturday, 5 May 2012

GIGN Perancis: Marseilles, 1994





LATAR BELAKANG

Groupe Islamique Arme (GIA) atau kelompok Islam bersenjata adalah bagian dari kelompok teroris Islam yang paling kejam. GIA memilih jalan kekerasan setelah kemenangan Front Islamique de Salut (FIS) dalam pemilu legislatif Aljazair pada Desember 1991 yang kemudian dinyatakan tidak sah oleh Pemerintah. Rezim juga menolak pemilu yang akan diselenggarakan pada 1992. Selain melancarkan perang terhadap Pemerintah, GIA juga menganggap Perancis, mantan kekuatan kolonial, sebagai musuh utama. Mereka menyalahkan Perancis yang mendukung Pemerintahan Liamine Feroual yang semakin anti-Islam, yang berkuasa pada 1994 dan juga karena mendukung Pemerintahan Aljazair dalam perang saudara yang pecah di negara itu pada 1992. Tuduhan-tuduhan tersebut memang ada benarnya, Perancis menyediakan peralatan militer untuk digunakan melawan pemberontakan Islam. Sebagai balasan, GIA memutuskan menyerang Perancis secara langsung dengan cara membajak pesawat komersial dan menerbangkannya ke Paris, Perancis. Kelompok ini berharap agar tindakannya ini dapat menarik perhatian publik Internasional di seluruh dunia, melihat akan perjuagan mereka. Namun di sisi lain, mereka harus siap berhadapan dengan Pasukan elite GIGN.



Pada 1994, empat orang pembajak Aljazair yang sangat terlatih mendaratkan Air France Flight 8969 di Bandara Marseilles di bagian Selatan Perancis. Grup elite GIGN pun segera diterjunkan untuk menyelesaikan situasi yang sangat berbahaya dan beresiko tinggi. Misi mereka yakni menyelamatkan seluruh penumpang serta kru yang berada didalam pesawat, serta menumpaskan para pembajak pesawat. Kesuksesan misi ini pun mengibarkan profil GIGN ke seluruh dunia.


Pada 24 Desember 1994, empat orang teroris GIA Aljazair yang menentang Pemerintahan militer Aljazair dan juga Perancis, memilih membajak pesawat Airbus Air France di Bandara Boumediene, Algiers. Mereka menyamar sebagai petugas keamanan bandara. Dengan 230 penumpang dan kru didalamnya, pesawat sedang menunggu giliran lepas landas saat para teroris mengeluarkan senapan serbu AK-47 dan menuntut agar pesawat diterbangkan ke Paris, Perancis. Untuk menunjukkan bahwa mereka serius, mereka menambak seorang Polisi Aljazair dan Diplomat Vietnam di Tarmac di depan pesawat.



RENCANA SERBUAN

Pasukan elite Anti-teror GIGN segera dipanggil dan mulai mensimulasikan strategi penyelamatan menggunakan miniatur Airbus Air France yang serupa, bermaksud melaksanakan penyelamatan di Aljazair. Akan tetapi Pasukan Komando AD Aljazair hendak melaksanakan serbuan frontal ke pesawat tanpa mempedulikan keselamatan para sandera. Dengan kata lain, GIGN tidak mendapatkan izin atau kesempatan untuk terlibat.

Sementara itu, teroris melepaskan 63 sandera, namun marah karena mereka ditolak terbang ke Paris. Mereka juga membunuh seorang juru masak muda berkewarganegaraan Perancis. Akhirnya Pemerintah Aljazair melunak, membiarkan Pesawat untuk diterbangkan ke Paris. Pada pukul 02.00 tanggal 26 Desember, pesawat lepas landas menuju Perancis dengan para pembajak dan sandera didalamnya.




Ketika pesawat mendarat untuk mengisi bahan bakar di Bandara Marseilles sebelum melanjutkan perjalanan ke Paris, unit GIGN sudah berada di posisi. Penembak runduk ditempatkan di sekitar bandara dan juga di atas puncak menara kontrol. Pasukan Para dari Escadron Parachutiste d'Intervention de la Gendarmerie Nationale (EPIGN) bersembunyi di rerumputan tinggi yang ada di sisi landasan pacu. Tim penyerbu GIGN berkekuatan 8 personel, dengan 3 truk yang dilengkapi tangga bergerak maju untuk naik ke dalam pesawat. Seorang perwira Polisi di menara kontrol Bandara siap melakukan negosiasi. Laporan menyatakan bahwa para teroris berniat meledakkan pesawat di atas Ibukota, laporan lain lalu muncul, mengkonfirmasikan bahwa teroris memang sebelumnya telah memasang bom di dalam pesawat. Mereka juga meminta bahan bakar lebih banyak untuk mencapai Paris.




SERBUAN

Aksi dimulai dengan penembak runduk yang berada di atas menara kontrol. Penembak runduk tersebut menembakkan peluru kaliber besar dari senapan yang berperedam ke arah kokpit untuk membingungkan pembajak. Tim penyerbu kecil GIGN bergerak memasuki pesawat dari tangga setelah melemparkan granat kejut. Satu teroris tewas, namun tembakan gencar dari para teroris lainnya di arah kokpit melukai 6 personel GIGN. Delapan personel GIGN lainnya lalu menyerbu pesawat yang berasap, menembak dengan cepat ke arah kokpit. 


upaya penyelamatan sandera yang dilakukan personel GIGN


Pada waktu yang bersamaan, tim lain bergerak ke arah belakang pesawat dan mengevakuasi sandera melalui pintu darurat. Navigator pesawat melompat dari jendela kokpit. Setelah 10 menit terjadi baku tembak yang sengit, hebatnya, tidak ada sandera yang terbunuh ketika aksi baku tembak berlangsung dan kru di kokpit selamat. Seluruh teroris berhasil dilumpuhkan dan aksi penyelamatan ini merupakan kesuksesan gemilang dan membuat Pasukan elite Anti-teror GIGN Perancis menjadi sangat disegani di seluruh dunia.


 Terlihat seorang kru navigator pesawat mencoba keluar menyelamatkan diri
 dari jendela kokpit pesawat sementara para personel GIGN mencoba 
merangsek masuk melalui pintu samping untuk melumpuhkan teroris


No comments:

Post a Comment