Reinhard Gehlen (1902-1979)
Reinhard
Gehlen, pimpinan intelijen Nazi khususnya untuk melawan Uni Soviet,
benar-benar memanfaatkan Operasi Paperclip. Dengan cerdik ia memasuki
celah pemikiran elite intelijen AS untuk memuat diri dan kelompoknya
tetap eksis. Yang lebih penting lagi, ideologi Nazi tetap bisa
dihidupkan walaupun terpinggirkan dalam pertarungan ideologi antara
demokrasi (AS) melawan komunis (Uni Soviet).
Kategori
“sangat berbahaya”, mungkin Gehlen masuk kedalam kategori ini.
Namun faktanya Gehlen secara terhormat diterima oleh musuhnya. Pada
24 Agustus 1945, dengan menggunakan seragam militer jenderal AS, pria
ini terlihat menuruni sebuah pesawat pengangkut milik AD AS di
Bandara Nasional Washington. Ia kemudian bergegas ke sebuah van tanpa
jendela yang langsung membawanya ke Fort Hunt di luar ibukota. Disana
ia bermalam dan dilayani layaknya tamu agung. Pagi harinya, dengan
setelan jas abu-abu gelap, ia telah ditunggu oleh petinggi-petinggi
intelijen AS untuk merundingkan kesepakatan rahasia.
Bagaimana
Gehlen bisa sampai diterima dengan sangat baik di AS? Sebagai
intelijen, Gehlen sepenuhnya sadar bahwa perang kemungkinan besar
akan dimenangkan oleh Pihak Sekutu. Maka ketika tanda-tanda kekalahan
sudah mulai nampak, ia bergegas. Semua berkas-berkas penting ia
simpan didalam tong kedap air dan kemudian disembunyikan di sebuah
tempat bernama Misery Meadow di Pegunungan Alpen. Seragam
Wehrmacht-nya bersama bordir elang dan swastika juga dikuburkan. Lalu
dengan hanya menggunakan mantel, ia menyerahkan diri pada Korps
Kontra Intelijen AD AS di Bavaria pada 22 Mei 1945. Secara sadar ia
memilih menyerah kepada AS daripada kepada Uni Soviet.
Gehlen
paham, dalam demokrasi AS, ia masih memiliki kesempatan untuk
menyelamatkan diri. Namun jika berhadapan dengan Soviet, ia mungkin
akan langsung dieksekusi. Pasukan Soviet yang kemudian menerobos
markas besar Gehlen di Zossen hanya menemukan lemari file yang sudah
kosong.
Gehlen
menyerahkan diri kepada AS tidak tanpa siasat. Sebaai sesama
anti-komunis, ia punya kelebihan daripada intelijen AS. Gehlen dan
jaringannya memiliki informasi intelijen lengkap mengenai Soviet. AS
yang paranoid pada saat era Perang Dingin nyatanya sangat membutuhkan
data intelijen itu. Itulah sebabnya tokoh intelijen sekaliber Allen
Dulles, pimpinan CIA sampai mengatakan, “Yang paling penting, ia
(Gehlen) ada di pihak kita!”
CIA
pun menghapus file-file kasus kejahatan perang yang pernah dilakukan
Gehlen dan rekan-rekannya yang memiliki posisi penting dalam jaringan
organisasi Nazi. Tidak itu saja, CIA juga mengucurkan dana 200 juta
dolar untuk membiayai organisasi intelijen yang dibentuk bersama
Gehlen. Organisasi intelijen yang bekerjasama langsung dengan CIA itu
sering disebut sebagai “Organisasi Gehlen” atau juga disebut
“Org” saja. Pada awalnya hanya berupa 350 agen mantan Nazi Jerman
yang direkrut. Namun kemudian berkembang dengan cepat hingga mencapai
4.000 agen.
Jadi,
alih-alih mendapatkan sanksi dan diadili di pengadilan Nuremberg,
para tokoh Nazi ini pun justru mampu eksis dan hidup dalam
kemakmuran.
Pada
tahun 1955, Org dipindah ke Jerman Barat. Namun kerjasama dengan CIA
justru semakin erat. Org disinyalir berada dibalik pelatihan rahasia
para agen AS di Atsugi, Jepang. Para agen ini rencananya akan
dikerahkan ke Soviet. Salah satu dari agen tersebut yang kemudian
tertangkap adalah pilot pesawat pengintai U-2, Francis Gary Power,
yang pesawatnya tertembak jatuh oleh Soviet.
Org
juga terlibat dalam penggulingan PM Mossadeg di Iran untuk kemudian
digantikan dibawah monarki Shah Iran. Dan sebagai puncaknya, Org
dituduh bersekongkol dengan banyak pimpinan intelijen AS dalam
operasi pembunuhan Presiden AS John. F Kennedy pada bulan November
1963.
Disadur dari: Majalah Angkasa Edisi Koleksi – The World’s Most Shocking Covert Operations; Delapan Operasi Terselubung Paling Menggegerkan / Edisi Koleksi no. 75 Tahun 2011
Disadur dari: Majalah Angkasa Edisi Koleksi – The World’s Most Shocking Covert Operations; Delapan Operasi Terselubung Paling Menggegerkan / Edisi Koleksi no. 75 Tahun 2011
No comments:
Post a Comment