Ali Hassan Salameh (1940-1979)
Enam
tahun setelah kegagalan operasi Mossad di Norwegia, Salameh yang
terus diburu dan memiliki nama lain Abu Hassan, sudah menjadi tokoh
besar di kalangan PLO (Palestine Liberation Organization)/ Organisasi
Pembebasan Palestina dan organisasi Black September. Ketika Mossad
salah menembak korbannya di Norwegia, sesungguhnya Salameh memang
berada di negara itu. Namun dirinya ternyata luput dari incaran
Mossad dan setelah peristiwa penembakan tersebut dirinya menjadi
semakin waspada dan semakin lihai. Salameh juga dikenal sebagai ahli
dalam penyamaran dan berkali-kali pula ia lolos dari kejaran Mossad.
Keahlian menyamar itu ternyata ia peroleh dari rekannya yang juga
menjadi tokoh teroris dunia yang jago menyamar dan meloloskan diri,
yaitu Carlos The Jackal.
Tapi
Salameh mulai menunjukkan kelemahannya saat ia bermukim kembali ke
Beirut dan menikah lagi dengan gadis Lebanon, Georgina Rizak, yang
pernah menjadi Ratu Kecantikan tahun 1971. Kepopuleran Georgina-lah
yang kemudian membuat Mossad kembali mengendus jejaknya. Mossad pun
kemudian melancarkan operasi pembunuhan terhadap dirinya.
Untuk
memasuki Beirut, agen Mossad yang terdiri dari tim pria dan wanita
nampaknya tidak mengalami kesulitan yang berarti. Bahkan untuk
mendeteksi kegiatan Salameh yang berada di kediaman apartemen nya dan
sering wara-wiri bersama istri barunya sangat mudah terendus.
Sayangnya, Salameh dan para pengawalnya yang selalu waspada nampaknya
tidak menyadari kehadiran agen Mossad di sekitar kediamannya. Salah
seorang agen penyamaran wanita yang ditugaskan dari Mossad, Erika
Mary Chambers, yang tinggal di seberang apartemen Salameh pun
memantau kegiatan sehari-hari Salameh. Erika dalam aksi
penyamarannya, dikenal sebagai wanita genit dan penggemar kucing
serta suka melukis memang sama sekali tidak mencerminkan ia sebagai
agen mata-mata. Setelah Erika berhasil memastikan runititas Salameh,
ia pun memanggil tim pembunuh Mossad untuk melakukan tindakan lebih
lanjut, membunuh Salameh.
Tim
pembunuh pun datang ke Beirut. Agen Mossad yang pertama tiba di
Beirut pada bulan Januari 1978 adalah Peter Sriver. Ketika tiba di
Beirut, Peter yang berpaspor Inggris mengaku sebagai konsultan teknik
dan usahawan asal Inggris. Peter lalu menginap di salah satu hotel
dan menyewa Volkswagen yang nantinya akan difungsikan sebagai bom
mobil. Sehari kemudian Agen Mossad yang kedua pun tiba, Ronald
Kolberg, ia menginap di hotel yang tidak jauh dari tempat menginap
Peter. Tujuan menginap di hotel terpisah itu adalah untuk menghindari
kecurigaan bahwa mereka saling kenal. Ronal menggunakan paspor
Kanada. Setelah mengisi Volkswagen dengan bahan peledak dan
meninggalkan kunci untuk Kolberg. Sriver segera terbang ke Lebanon
menggunakan paspor bukan Inggris. Kolberg yang sudah menyewa mobil
pun meluncur ke hotel tempat menginap Sriver lalu mengambil kunci
Volkswagen dan mengendarainya di jalan biasa yang sering dilewati
Salameh. Kolberg lalu memarkir mobil yang dipenuhi bom tersebut di
dekat apartemen Salameh. Tanpa mengundang kecurigaan, ia pun segera
hilang dengan menaiki taksi.
Tepat
pada 22 Januari pukul 15:35 petang, Salameh yang mengendarai
Chevrolet bersama empat pengawalnya melintas tepat disamping
Volkswagen. Bom yang dipicu melalui gelombang radio pun meledak
menghancurkan mobil Chevrolet bersama isinya. Tak hanya Salameh,
empat pengawal pribadinya juga ikut tewas. Mossad dan rakyat Israel
pun merasa puas dan lega setelah tewasnya Salameh karena dendam
mereka terbalas. Namun tewasnya Salameh ternyata tidak mampu
menghentikan aksi teror terhadap Israel. Gerakan teror Organisasi
Black September bahkan menjadi momentum kebangkitan terorisme
Internasional untuk melancarkan serangan mereka ke seluruh penjuru
dunia. Aksi terorisme di AS pada 9 September 2002 yang menghancurkan
dua gedung kembar WTC di New York pun bahkan memanfaatkan bulan
“September” sebagai ikon aksi pembalasan mereka.
Artikel Rekomendasi lainnya: Organisasi teroris Black September
Disadur dari: Majalah Angkasa Edisi
Koleksi – The World’s Most Shocking Covert Operations; Delapan
Operasi Terselubung Paling Menggegerkan / Edisi Koleksi no. 75 Tahun
2011
No comments:
Post a Comment