Sebelum membaca artikel dibawah ini, ada baiknya anda membaca artikel sebelumnya: Black Jet U2 - Part 2
Francis
Gary Powers, Pilot U-2 yang ditembak jatuh oleh rudal SA-2 Soviet
pada 1 Mei 1960, namun berhasil menyelamatkan diri dan ditawan,
nasibnya sungguh malang. Bukannya dianggap dan dipuja-puja sebagai
pahlawan Amerika, namun oleh sebagian rekan dan atasannya, ia malah
dicap sebagai pengecut, bahkan ada yang menyebutnya sebagai
pengkhianat. Menurut mereka, dia sebaiknya bunuh diri saja dengan
meminum kapsul khusus berisi racun sianida yang telah disediakan,
daripada mempermalukan Negara dan Presidennya sendiri.
Anggapan
ekstrim seperti itu tidaklah terlepas dari situasi yang membuat AS
tersudut, tatkala PM Soviet Nikita Khruschev benar-benar menelanjangi
AS dan Presiden Dwight Eisenhower dalam KTT di Paris antara AS dengan
Uni Soviet. Dengan pintarnya Khruschev memainkan kartu atas insiden
penembakan pesawat mata-mata U-2 dan juga peristiwa tertangkapnya
pilotnya, sementara Presiden AS Eisenhower secara terbuka terlanjur
membantah semua tuduhan yang dituduhkan Khuschev. Tatkala semua
bukti-bukti dibeberkan, maka AS pun tak dapat mengelak lagi.
Eisenhower pun akhirnya terpaksa mengakui penerbangan mata-mata
tersebut dan berjanji tidak akan mengulanginya demi terselamatkannya
KTT dan hubungan antara AS dan Soviet.
Namun
ketika PM Khuschev juga menuntut AS meminta maaf, maka Eisenhower pun
tak tahan lagi dan memilih pulang ke Washington. KTT, yang pada
awalnya adalah sebuah pertemuan untuk mencari perdamaian dalam
koeksistensi antara Blok Barat dengan Blok Timur pun jadi berantakan,
gagal gara-gara sebuah pesawat U-2. Dunia pun tersentak dengan
terungkapnya pengoperasian pesawat mata-mata U-2 yang begitu
dirahasiakan. Akibat kekacauan dan kekalahan AS di KTT Paris itulah,
maka kemarahan pun ditujukan kepada Gary Powers, dia dijadikan
kambing hitam oleh para pejabat CIA, Skunk Works, politisi, dan
pejabat-pejabat pemerintahan lainnya.
Dipertanyakan
mengapa dia tidak menyuntikkan diri saja dengan racun yang telah
disediakan di dalam kit pilot U-2, sebagai pengganti pil sianida.
Mengapa dia bersikap chicken, penakut, pengecut. Begitulah semangat
penuh emosional “para patriot” Amerika terhadap Powers. Padahal
mereka tidak tahu apa yang sebenarnya dialami Powers, yang selama
berbulan-bulan diisolasi, dan dilarang berkomunikasi dengan siapa pun
didalam penjara Lubianka yang terkenal bengis itu.
Oleh pengadian Soviet, Gary Powers dijatuhi hukuman kerja paksa selama 10 tahun. Namun baru dua tahun menjalaninya, pada Februari 1962 ia bebas karena dipertukarkan dengan Rudolph Abel, mata-mata ulung Soviet yang tertangkap oleh AS. Dia dipulangkan ke AS tanpa sambutan apa pun, bahkan dalam kerahasiaannya ia langsung dibawa ke sebuah wisma khusus CIA di Virginia. Disini selama berhari-hari dia terus diinterogasi oleh CIA tanpa henti lengenai apa yang dialaminya di penjara Soviet. Pimpinan Skunk Works, Kelly Jonhson diundang ikut mendengarkan keterangan Gary Powers, khusus untuk sekitar insiden tertembaknya pesawat U-2. Kelly lega dan puas karena pilot ikut menerangkan secara benar apa yang terjadi.
Gary
Powers adalah salah seorang dari kelompok pertama dari enam pilot
yang direkrut dari skuadron tempur Komando Udara Strategis (SAC).
Ketika pertama kali melapor, mereka sudah menjadi orang sipil dengan
identitas baru. Kelly Johnson yang merasa iba terhadap Gary Powers,
kemudian menawarinya pekerjaan sebagai flight test engineer di Skunk
Works, yang diterima oleh Gary Powers dengan sukacita. Dia bekerja
disana selama 8 tahun, dan pada tahun 1970-an ia pindah kerja sebagai
reporter TV dengan tugas utama melaporkan lalu lintas helikopter.
Namun lalu Powers tewas dalam tugasnya ketika helikopternya mengalami
kecelakaan pada 1 Agustus 1977. Baru 10 tahun kemudian, USAF mengakui
jasanya dengan menganugerahi nya medali penghargaan Distinguished
Flying Cross (DFC) secara anumerta. Dia memang pantas
mendapatkannya, namun sayangnya, penghargaan DFC itu sudah terlambat
baginya.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete