.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Sunday, 26 February 2012

Teknik Bertahan hidup

Operasi khusus memiliki resiko lebih besar dari operasi militer konvensional. Biasanya terjadi di wilayah musuh, seringkali dalam medan dan iklim yang tak bersahabat. Walaupun operasi dipersiapkan dengan cermat, masih saja bisa gagal sehingga pasukan khusus harus selalu mengasumsikan bahwa kemungkinan terburuk pasti akan terjadi. Untuk alasan ini, setiap prajurit harus berlatih untuk bertahan hidup dan menemukan jalan pulang ke markasnya.
Kemampuan untuk bertahan hidup dari bencana, cuaca, dan kelaparan adalah persyaratan utama bagi personel pasukan khusus. Para ahli-ahli militer menilai bahwa, prajurit akan lebih banyak menanggung resiko, karena tahu bahwa segalanya bisa saja gagal. Mereka berasumsi bahwa setiap prajurit yang dikirimkan memiliki pengetahuan militer untuk beroperasi di segala jenis medan. Jika semuanya gagal, maka harus akan menghindari penangkapan musuh. Kalaupun gagal, maka para komandan pun tahu bahwa semua personel pasukan khusus dilatih untuk bertahan dari kejamnya integorasi.
MAKANAN, AIR DAN PAKAIAN
Tidaklah mungkin membawa Ransum yang cukup untuk misi yang membutuhkan waktu lebih dari 10 hari. Jadi, Pasukan khusus harus mengandalkan perbekalan yang disembunyikan di tempat-tempat tertentu, atau diisi ulang dari markas. Jika kedua pilihan ini tidak memungkinkan, maka mereka harus menambah perbekalan dengan makanan dan air yang tersedia di medan tersebut. Air harus selalu dimurnikan, karena disentri dapat melumpuhkan seorang prajurit. Bertahan prima dan segar saat bertahan hidup saat kondisi ekstrem untuk waktu yang lama membutuhkan perhatian yang terus-menerus pada perawatan kesehatan diri, khususnya pada kebersihan kaki, gigi, dan luka-luka apapun.
Pakaian basah akan sangat berbahaya karena menyedot panas tubuh yang sangat berharga. Seorang prajurit harus belajar menghemat pakaian kering dan menghindari bahaya terkena hawa dingin yang dapat mengakibatkan bencana. Ada kemungkinan besar bahwa tanpa adanya tempat berlindung (naungan), prajurit akan menggigil kedinginan pada malam hari, atau pada saat mereka tidak bergerak sama sekali pada saat mereka melakukan pengamatan dalam waktu yang sangat lama.
KONDISI EKSTREM
Unit Pasukan Khusus menempuh pendidikan bertahan hidup dalam kondisi dan iklim yang berbeda guna mempersiapkan diri menghadapi misi-misi di medan apapun. Contohnya di hutan, dengan panasnya yang lembab, serangga yang mengganggu, dan vegetasi yang lebat, adalah lingkungan yang berat dan berpotensi tidak sehat. Seorang prajurit terbiasa mengenakan pakaian kotor dan basah hari demi hari, dan hanya mengganti pakaian dengan pakaian yang kering pada malam harinya saat situasi aman di kamp. Saat beroperasi di belakang garis musuh, pasukan khusus menyesuaikan diri dengan apa yang disebut dengan “hard routine” (rutinitas berat). Ini berarti tidak memasak, berbicara, ataupun tidak membuat tempat naungan, dan bergerak dengan penuh kehati-hatian untuk menghindari suara-suara yang tidak perlu. Setiap goresan dan gigitan serangga harus segera disterilkan untuk menghindari infeksi. Karena usaha bergerak melalui hutan yang lebat, tingkat hidrasi tubuh seorang prajurit harus terus dijaga.
 
Jika kondisi hutan yang panas dan lembab memberikan sejumlah masalah yang unik, begitu pula dengan kondisi ekstrem kutub utara yang membekukan. Masalah hawa dingin seperti frostbite dan paparan udara dingin adalah ancaman yang terus ada. Dehidrasi juga merupakan ancaman yang sangat serius, walaupun ada banyak salju dan es. Hawa dingin, udara yang sangat kering, dan juga beratnya pernafasan akibat hawa dingin yang disebabkan oleh ber-ski jarak jauh dengan membawa beban berat membuat tubuh membutuhkan banyak cairan. Perbekalan prajurit juga harus cukup untuk bertahan didalam misi di kutub. Karena ransum kutub yang dibungkus dalam bentuk yang dikeringkan, memerlukan tambahan air sebelum dapat dikonsumsi. Dan untuk mendapatkan air, harus melelehkan salju, untuk melelehkan salju, berarti memerlukan alat-alat seperti kompor dan alat lainnya, yang berarti menambah beban seorang prajurit dari ganasnya medan kutub.
Kondisi gurun juga menghadirkan kesulitan tersendiri dalam bertahan hidup. Tanaman jarang ada, dan bertahan hidup dari alam nyaris tidak mungkin. Kekurangan air juga merupakan ancaman nyata bagi kesuksesan seorang prajurit didalam sebuah misi. Temperatur panas yang membakar dapat mengakibatkan kelelahan dan dehidrasi dalam waktu yang sangat singkat. Khususnya bagi mereka yang membawa senjata dan beban yang berat. Untuk mengatasi masalah ini, biasanya prajurit dibekali dengan 19 liter (4 galon) air per-hari nya. Prajurit juga harus membawa tablet khusus untuk dikonsumsi, untuk menggantikan mineral seperti garam, yang hilang bersama keringat saat dehidrasi.
Setiap lingkungan menghadirkan tantangannya tersendiri. Oleh karena itu, bagi unit Pasukan khusus, penting bagi mereka dalam mempelajari teknik-teknik bertahan hidup dan juga teknik-teknik yang mempelajari keahlian didalam medan dan cuaca yang tidak bersahabat. Teknik-teknik tersebutlah yang menjadi kesuksesan prajurit pasukan khusus dalam bertahan hidup di medan yang ekstrem, yang kemudian menjadi kemenangan didalam suatu misi atau operasi rahasia.

Sepak Terjang Prajurit Gurkha di Malaya



Tahun 1960-an merupakan periode yang penuh gejolak bagi Inggris. Selain menghadapi puncak perang dingin di kandang sendiri, wilayah persemakmuran Inggris di Asia Tenggara juga mengalami banyak masalah dan ancaman keamanan yang tidak ringan.
Tanggal 1 Februari 1948, yang menandai terbentuknya Federasi Malaya menjadi awal dari serangkaian pemberontakan etnis melayu yang berpaham komunis. Dilatih oleh Inggris dalam Perang Dunia II untuk menghadapi Jepang, mereka akhirnya tergabung dalam MNLA (Malaya National Liberation Army), dan justru bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan mantan pelatihnya. Ketika pada tahun 1948, MNLA bertindak di luar batas dengan membunuh tiga administrator perkebunan karet, yang ketiganya merupakan warga negara Inggris, genderang perang pun ditabuh. Inggris mengirimkan kontingen pasukannya di bawah komando Field Marshal Sir Gerard Templer, termasuk pasukan Gurkha, yang dikirim ke Malaysia untuk meredam pemberontakan yang dikenal dengan; Malaya Emergency.
Pasukan dari 2-9th Gurkha Rifles di Malaya


Pasukan Gurkha pun dimekarkan, ditandai dengan pembentukan 17th Gurkha Infantry Division dan 17th Gurkha Division Signal Regiment secara bertahap. Inggris merancang operasinya dengan dua wajah berbeda; pada rakyat sipil yang tersebar di berbagai daerah, Inggris melancarkan kampanye hearts and minds dalam bentuk pengobatan gratis, penyuluhan pertanian, dan pengamanan perkampungan- melakukan pendekatan pada rakyat agar mereka terpisahkan dari pemberontak komunis yang hendak diperangi. Pada para komunis, Inggris tanpa kenal ampun melancarkan patroli-patroli hunter and killer dengan panduan pencari jejak (tracker) dari suku Dayak Iban dan Gurkha. Keduanya memiliki kesamaan, kebanggaan tempur dengan memenggal dan mengoleksi kepala lawan sebagai bukti kemenangan mereka. Paduan dari dua operasi tersebut sesungguhnya merupakan inti dari peperangan kontra-gerilya (counter-insurgency), yang kelak dimanfaatkan untuk mengalahkan Indonesia dalam permainannya sendiri saat konflik Indonesia-Malaysia.

 
Perdana Menteri Federasi Malaysia, Tunku Abdul Rahman



KONFRONTASI
Pada 27 Mei 1961, Inggris dan Perdana Menteri Federasi Malaysia, Tunku Abdul Rahman, mengadakan pembicaraan mengenai pembentukan Malaysia yang mencakup; Malaya, Sabah, Sarawak, Brunei dan Singapura. Awalnya, Presiden Soekarno melalui Menteri Luar Negeri Subandrio menyatakan bahwa Indonesia tidak keberatan dengan rencana pembentukan negara Malaysia. Namun peristiwa pada 8 Desember 1962 mengubah segalanya. Seorang politisi kiri, Dr.AM Azahari bin Sheikh Makhmud melancarkan pemberontakan di Brunei dengan payung TNKU (Tentara Nasional Kalimantan Utara). Dengan kekuatan mereka yang berjumlah 4.000 orang, namun dengan persenjataan yang minim. Ia melancarkan kampanye untuk menangkap Sultan Brunei dan ekspatriat Inggris yang bekerja sebagai konsultan perusahaan minyak. Untuk mencegah keadaan semakin memburuk, Inggris mengirimkan 1st Battalion, 2nd King Edward VIII Own Gurkha Rifles. Mereka dikumpulkan pada 7 Desember, pukul 7 malam, para prajurit Gurkha sudah mendarat dengan helikopter pada pagi harinya di Bandar Seri Begawan. Mereka berbaris rapi dengan menghunus pisau Khukri mereka. Konon, begitu mendengar kedatangan tentara Gurkha, para pemberontak pun lari terbirit-birit
Biarpun Brunei dapat diselamatkan, Kiprah Gurkha tak lantas berhenti di sini. Dr. Azahari yang lari masih belum kapok. Ia malah pergi ke Indonesia dan minta bantuan Subandrio. Subandrio yang melihat kesempatan untuk lepas dari bayang-bayang Angkatan Darat yang semakin besar pengaruhnya setelah keberhasilan Trikora, mendukung gerakan Azahari. Azahari diberi fasilitas untuk menyusun kabinet TNKU di Kalimantan, dan puncaknya terjadi pada 20 Januari 1963, yaitu saat Subandrio mendeklarasikan bahwa Indonesia akan menempuh jalur militer dengan Malaysia. Ditambah lagi PKI yang terus memberontak, api dalam sekam akhirnya terbakar jua ketika Negara Federasi Malaysia berdiri pada 13 September 1963, sebelum diumumkannya hasil investigasi PBB. Presiden Soekarno akhirnya memakan umpan konfrontasi tersebut, dengan melancarkan kampanye Dwikora pada 3 Mei 1964- yang bertujuan untuk mengganyang Malaysia yang telah menjadi boneka Inggris. Dwikora seakan menjadi pengesahan bagi ribuan sukarelawan Indonesia yang disusupkan ke perbatasan, untuk melakukan aksi sabotase dan pembunuhan terhadap para tentara dan polisi Malaysia.
Pendaratan Pasukan SAS British yang baru saja tiba di Borneo, Kalimantan

Inggris tentu tidak tinggal diam melihat wilayah persemakmurannya dirongrong begitu saja. Inggris lalu mengirimkan pasukan terbaiknya, RM Commando dan 22 SAS untuk melakukan operasi kontra-insurjen ke wilayah perbatasan Malaysia-Indonesia, dan tentu saja Gurkha sebagai pasukan infantri utama Inggris di Borneo. Pengiriman Gurkha sebagai line infantry bukan tanpa alasan. Gara-gara Sandys Defense Whire Paper 1957 yang menekankan pada kemampuan detterent nuklir, Inggris menciutkan kekuatan militernya, terutama untuk memotong anggaran besar pasca PD II. Di tahun 1960, AD Inggris hanya mempunyai 60 batalion tempur, dimana 20 batalion dikirim ke Timur Tengah dan 24 lainnya ditempatkan di Eropa untuk membendung invasi Soviet yang ternyata tak pernah terwujud, dan sisanya lagi ada di Inggris. Sejarah kemudian membuktikan, bahwa tahun 1960-an diwarnai oleh perang berskala kecil, dan Inggris nyata-nyata tak siap sehingga membesarkan kekuatan tentara Gurkha sampai ke tingkat Divisi.
Pasukan Inggris- RM (Royal Marines) Commando, yang ditugaskan untuk menumpas Tentara Indonesia


Kontingen Gurkha di Borneo dipimpin oleh Mayor Jenderal Walter Walker, GOC (General of ficer Commanding) 17th Gurkha Division yang juga bertindak sebagai Direktur Operasi (DOBOPS= Director of British Operation) Inggris di Borneo. Empat Resimen Gurkha akhirnya diluncurkan, antara lain 2nd, 6th, 7th, dan 10th Gurkha, ditambah lagi dengan Gurkha Signal, Gurkha Artillery, dan Gurkha Engineer yang dibentuk belakangan. Pasukan tiba di Borneo pada Desember 1962 dan langsung diterjunkan untuk melancarkan operasi dalam menghadapi infiltran Indonesia. Dalam melaksanakan operasi, Mayjend Walter Walker menggariskan enam butir aturan dasar yaitu operasi gabungan antara polisi dan tiga cabang Angkatan Bersenjata (AD, AL, dan AU), Informasi intelijen yang tepat dan akurat, kecepatan, mobilitas, dan fleksibilitas, pengamanan markas, dominasi atas hutan rimba, serta memenangkan kepercayaan penduduk pribumi. Diterjunkan dalam sebuah tempur, Gurkha dengan cepat membuktikan kemampuan mereka. Pada 18 Mei 1963, Pasukan 27th Gurkha Rifles berhasil menewaskan Yassin Efendi, pemimpin pemberontakan TNKU melalui penyergapan di Kampong Sendang, di muara rawa-rawa sungai Brunei.

Para personel RPKAD Indonesia- yang diterjunkan dalam
Konfrontasi Malaya


Dalam pertempuran berikutnya yang melibatkan Gurkha, sukarelawan Indonesia melakukan infiltrasi jauh ke dalam Sarawak. Pada 28 September 1963, Infiltran Indonesia menyerang Pos aju di Long Jawai yang dijaga enam pasukan Gurkha dari 1/2nd Gurkha Rifles, tiga polisi, dan 21 Dayak Iban. Pasukan Gurkha terpaksa meninggalkan pos mereka setelah dihujani mortir 60mm dan senapan mesin otomatis, namun CO 1/2nd Gurkha Rifles, Letkol Clements, MC, memerintahkan pengejaran menggunakan helikopter Westland Wessex milik 845 Naval Air Squadron Fleet Air Arms.
Operasi pengejaran segera dilakukan dengan lingkaran patroli yang semakin mengecil. Akhirnya pada 1 Oktober para prajurit Gurkha mendapatkan sasaran mereka, yaitu satu regu sukarelawan yang dipimpin oleh Lt. Pashbandur- sedang mengintai di tepian sungai dan mendapati dua long boat berisi orang-orang berseragam TNKU. Dengan segera, satu lonf boat itu dihiasi lubang-lubang dari terjangan peluru L1A1 SLR yang ditembakkan pasukan Gurkha, sampai kemudian long boat tersebut tenggelam. Meninggalkan 26 mayat sukarelawan Indonesia yang menggambang di sungai yang keruh tersebut. Satu long boat lain berhasil dikejar, didalamnya terdapat Radio komunikasi milik Gurkha yang dirampas dan mortir yang digunakan untuk menyerang di Long Jawai sebelumnya.
Sukses besar KKO dalam melancarkan raid di Kalabakan mengundang kedatangan kompi B dan C dari 1/10th Gurkha yang digeser dari Malaka, yang dipimpin sendiri oleh Letkol Burnett. Semakin ahli dalam operasi pengejaran, Gurkha pun dikerahkan untuk mengevakuasi seluruh penduduk dusun dan kampung yang ada disekitar Tawau, serta menghentikan layanan bus umum yang digantikan oleh truk militer. Hasilnya segera tampak, sampai dengan 17 Januari 1964. 15 Sukarelawan berhasil dibunuh dan enam prajurit KKO berhasil ditawan. Dan pada akhir Februari, 96 sukarelawan berhasil dibunuh atau ditangkap, dan 21 KKO ditawan atau gugur.
Satu Prajurit KKO Indonesia yang berhasil ditangkap pasukan Gurkha

Senapan Serbu (Assault Rifle)

Senapan serbu adalah senjata standar bagi semua unit militer dan juga unit Pasukan Khusus. Mampu menembak dengan lesatan peluru yang memiliki efek damage besar dan jarak tembakan efektifnya yang lebih tinggi. Ada berbagai macam dan varian dari Senapan serbu, dan masing-masing disesuaikan dengan kebutuh`n operasi militer yang spesifik. Mulai dari AK-47, M16, dan M4A1 yang masing-masing memiliki spesialisasi tersendiri. Senapan serbu adalah bagian yang tak terpisahkan dari perlengkapan para prajurit yang bertempur.
.
.
AK-47 (1974)
Didasarkan pada AK-47 yang diciptakan oleh Timofeyevich Kalashnikov (kelahiran 1919), AK-47 buatan Rusia sangat populer karena kahandalan, kebandelan dan kemudahan dalam segi perawatannya. Senapan serbu ini populer dan telah dikenal reputasinya di seluruh dunia. Senjata ini tahan di segala jenis medan, dan masih bisa digunakan walaupun terkena air maupun lumpur. AK47 Sering digunakan oleh kelompok-kelompok teroris dan kelompok pemberontak. Kapasitas magazine nya 30 peluru dan senapan serbu ini memiliki jarak tembak efektif 500 meter (1.625 kaki).
  • Panjang : 94,3 cm (37,1 inci)
  • Berat : 3,4 kg (7,5 pon)
  • Kecepatan tembak : 600 rpm (600 peluru per-menit)
  • Kaliber : 5,45mm
.
.
.

Colt M16 A2 (1982)
Senapan serbu ini digunakan oleh US Marine Corps (USMC). M16-A2 memiliki jarak tembak efektif 500 meter dan magazinenya memuat 30 peluru. Senapan serbu ini hingga saat ini telah diproduksi di banyak negara di seluruh dunia dan menjadi senjata standar bagi pasukan-pasukan reguler.
  • Panjang : 100 cm (39,4 inci)
  • Berat : 3,4 kg (7,5 pon)
  • Kecepatan tembak : 800 rpm
  • Kaliber : 5,56mm
 .
.
.
Galil (1972)
Senapan serbu ini adalah senjata buatan Israel dan digunakan oleh Pasukan Israel termasuk Pasukan Elite Special Emergency Response Team yang berkekuatan 25 orang, yang dikenal juga sebagai Force 100. Senjata ini terkenal karena performanya yang baik dan tahan terhadap segala kondisi cuaca dan medan yang tidak bersahabat. Kapasitas magazinenya 25 peluru dan jarak efektifnya 600 meter (1.950 kaki).
  • Panjang : 105 cm (41,3 inci)
  • Berat : 4,4 kg (9,7 pon)
  • Kecepatan tembak : 650 rpm
  • Kaliber : 7,62mm
 .
.
.
SA80 (1986)
Senapan serbu SA80 adalah senjata tempur standar British Army, dibuat oleh Heckler & Koch (UK). Senapan serbu ini juga digunakan oleh Parachute Regiment dan Royal Marines (British). Optik pembidiknya memberikan zoom sebesar 4x, meningkatkan akurasi bidikan. Magazinenya menampung 30 peluru dan memiliki jarak tembak 500 meter (1.625 kaki).
  • Panjang : 78,5 cm (30,9 inci)
  • Berat : 3,8 kg (8,4 pon)
  • Kecepatan tembak : 650 rpm
  • Kaliber : 5,56mm
 .
.
.
FAMAS (1980)
Senapan serbu ini digunakan oleh Legiun Asing Perancis. FAMAS diseimbangkan dengan sempurna di area sekitar gagang pistolnya. Meskipun memiliki desain yang agak aneh, namun senapan serbu ini sangat populer karena kemudahan dalam penggunaannya. Magazinenya memuat 30 peluru dan memiliki jarak tembak efektif 450 meter (1.460 kaki).
  • Panjang : 75,7 cm (29,8 inci)
  • Berat : 3,7 kg (8,1 pon)
  • Kecepatan tembak : 950 rpm
  • Kaliber : 5,56mm
 .
.
.
FN FNC (1976)
FN FNC adalah senapan serbu pilihan untuk Para Komando Belgia. FNC dilengkapi dengan popor lipat, yang sangat ideal untuk pasukan lintas udara. Magazinenya berisi 30 peluru dan memiliki jarak tembak efektif 550 meter (1.780 kaki).
  • Panjang : 65,6 – 100 cm (29,8 – 39,4 inci)
  • Berat : 3,8 kg (8,4 pon)
  • Kecepatan tembak : 700 rpm
  • Kaliber : 5,56mm
 .
.
.
M4 Carbine (1994)
Senapan serbu M4 ini adalah varian senapan serbu terbaru dari keluarga senapan serbu M16, yang didasarkan pada desain asli AR-15 yang didesain oleh Eugene Stoner dan dibuat oleh ArmaLite. Ukurannya lebih pendek dengan tampilan desain yang mengagumkan, hampir 80% desainnya memiliki kesamaan dengan varian-varian M16 pendahulunya. Saat ini, M4 Carbine menggantikan senapan serbu M16, dan banyak digunakan oleh militer Amerika Serikat dan juga unit-unit militer di seluruh dunia. Magazinenya berisi 30 peluru dan memiliki jarak tembak efektif 500 meter.
  • Panjang : 33 inci (840 mm)
  • Berat : 3,1 kg
  • Kecepatan tembak : 700-950 rpm
  • Kaliber : 5,56mm
 .
.
.
HK36C (1997)
Heckler & Koch G36 adalah senapan serbu berkaliber 5.56 x 45mm, didesain pada awal permulaan tahun 90an oleh Heckler & Koch di Jerman. Senapan serbu ini menggantikan senapan serbu G3 berkaliber 7.62mm. Sering digunakan oleh unit-unit militer dan juga pasukan reguler karena kehandalannya dan desainnya yang tidak kalah dari senapan serbu M4 Carbine buatan AS. Memiliki jarak tembak efektif 800 meter dan kapasitas magazine 30 peluru.
  • Panjang : 228 mm (9.0 in)
  • Berat : 2.82 kg (6.2 lb)
  • Kecepatan tembak : 750 rpm
  • Kaliber : 5,56mm
.
.
.
.

MEMBONGKAR SENJATA
Salah satu pertimbangan terpenting dalam hal desain senjata untuk jenis senapan serbu adalah kemudahan perawatan senjata di lapangan. Senapan serbu individu ini adalah bagian terpenting dari operasi militer di medan tempur. Seorang prajurit yang mengoperasikan senapan serbu ini harus mampu menjaga senjatanya tetap dalam keadaan yang baik dengan upaya minimal dalam keadaan dan kondisi apapun. Seorang prajurit harus mampu membongkar dan merawat senjatanya sendiri sampai pada tingkat tertinggi dimana ia harus mampu melakukannya dalam keadaan gelap gulita sekalipun. Sepucuk senapan serbu yang tidak dirawat, besar kemungkinan senjata tersebut akan macet ataupun rusak, jika sudah begitu, maka nyawa seorang prajurit lah yang menjadi taruhannya.

Sub-machine gun (SMG)

Submachine gun telah menempatkan diri mereka sebagai senjata militer dan senjata pasukan khusus yang paling praktis. Daya tembaknya yang senyap dan mematikan menjadi andalannya, dan juga ukurannya yang ringan dan fleksibel, membuat senjata jenis ini sangat digemari, dan seringkali digunakan dalam setiap operasi khusus, khususnya untuk misi penyelamatan sandera di daerah perkotaan. Senjatanya juga dapat dibawa dengan mudah dan penggunaannya sangat simpel. SMG juga sering dipakai untuk tim perlindungan dan juga pengamanan sipil.
.
.
 
Mini Uzi (1981)
Mini-Uzi adalah versi praktis dari Uzi model pertama. Senjata ini menyimpan 20, 25 hingga 32 peluru dalam satu magazine. Biasanya dipakai dalam institusi penegak hukum kepolisian dan tim pengamanan khusus.
  • Panjang : 36 cm (14,2 inci)
  • Berat : 2,7 kg (5,9 pon)
  • Kecepatan tembak : 950 rpm (950 peluru per-menit)
  • Kaliber : 9mm


Submachine gun Uzi
SMG Uzi dikembangkan dan didesain pada tahun 1950-an oleh Uziel Gal dari Israel (1923-2002), yang kemudian namanya (Uzi) diabadikan untuk senjata ini. Uzi dibuat oleh Israeli Military Industries dan telah menjadi inspirasi bagi banyak senjata serupa di seluruh dunia. Sejak model pertama Uzi diluncurkan, varian lain pun telah banyak yang muncul, termasuk Mini Uzi (1981) dan Micro Uzi (1982). Uzi telah disekspor ke lebih dari 90 negara. Versi lainnya telah dibuat dan diadposi oleh banyak unit Pasukan Khusus termasuk US Secret Service. Dan lebih dari 10 juta senjata Uzi yang telah diproduksi.


MAC 10 (1970)
MAC memiliki magazine 32 peluru dan mampu mengisi ulang magazine dalam satu gerakan yang memakan waktu 1,5 detik. Popor besi yang ringan dapat disorongkan ke belakang untuk kenyamanan penembak. Senjata ini dikembangkan oleh pabrik industri senjata Amerika, Military Armament Corporation (MAC). Oleh karena itu senjata ini dinamakan seperti nama pabrik pembuatnya (MAC).
  • Panjang : 30-56 cm (11,8-22 inci)
  • Berat : 2,7 kg (5,9 pon)
  • Kecepatan tembak : 1.280 rpm
  • Kaliber : 9mm


FN P90 (1990)
FN P90 adalah senjata SMG dengan desain canggih dari FN (Fabrique Nationale) dari Belgia. Ditujukan bagi para penegak hukum kepolisian, senjata ini memiliki efek tolak balik kecil, dengan magazine atas yang kompatibel dan efisien. Dan memiliki kecepatan lesatan peluru yang tinggi.
  • Panjang : 50 cm (19,7 inci)
  • Berat : 2,5 kg (5,5 pon)
  • Kecepatan tembak : 900 rpm
  • Kaliber : 5,7mm



Baretta M12 (1959)
Baretta M12 telah diadopsi kepolisian Italia (Carabinieri) dan unit-unit militer di seluruh dunia. M12 memiliki lesatan peluru akurat hingga 200 meter (658 kaki), dan dapat dipasang magazine dengan kapasitas peluru; 20,32 atau bahkan 40 peluru.
  • Panjang : 41,8-66 cm (16,5-26 inci)
  • Bobot : 3,2 kg (7 pon)
  • Kecepatan tembak : 550 rpm
  • Kaliber : 9mm






AUG PARA (1986)
Senjata berjenis SMG ini diturunkan dari keluarga senjata AUG. didesain dan dibuat oleh pabrik pembuatan senjata Austria, Steyr. Untuk jenis SMG ini, larasnya diperpendek untuk membuatnya tampak kecil dan sesuai dengan pasukan lintas udara. Magazinenya dapat menampung 20 dan 32 peluru.
  • Panjang : 66,5 cm (26 inci)
  • Berat : 3,3 kg (7,3 pon)
  • Kecepatan tembak : 700 rpm
  • Kaliber : 9mm



Heckler & Koch MP5 (HK-MP5)
Diperkenalkan pada 1964, submachine gun MP5 berkaliber 9mm dibuat oleh pabrik senjata Jerman Heckler & Koch, menghadirkan penyempurnaan desain atas submachine gun pendahulunya pada masa itu. MP5 menampilkan banyak inovasi desain, khususnya mekanisme penembakan dan dibuat dengan standar tinggi. Hal ini berujung pada diadopsinya MP5 oleh banyak Pasukan Elite didunia, dan yang paling terkenal adalah penggunaan MP5 oleh Pasukan Khusus SAS British.


MP5SD (1975)
Senjata ini didesain untuk penggunaan khusus dimana suara dan cahaya akibat tembakan harus diredam. Seperti misi rahasia dan juga misi-misi untuk membunuh musuh secara senyap. Menggunakan magazine 15 atau 30 peluru. Memiliki jarak efektif 100 meter (328 kaki)
  • Panjang : 55 cm (21,6 inci)
  • Berat : 2,9 kg (6,3 pon)
  • Kecepatan tembak : 800 rpm
  • Kaliber : 9mm



MP5 NAVY (1980)
Salah satu varian MP5 yang didesain khusus untuk US Navy SEAL. MP5N dapat menggunakan 15 atau 30 peluru dan memiliki jarak tembak efektif 100 meter (328 kaki).
  • Panjang : 49-96 cm (19,2 – 27,1 inci)
  • Berat : 2,55 kg (5,61 pon)
  • Kecepatan tembak : 800 rpm
  • Kaliber : 9mm



MP5K (1976)
Jenis varian ini didesain untuk pertempuran jarak dekat, versi K (dari bahasa Jerman, Kurz; yang berarti; pendek). Senjata ini dapat dengan mudah dibawa, dan disembunyikan. Senjata ini sangat ringan sehingga memudahkan si penembak dalam melakukan aksinya. Magazine 30 peluru, dan memiliki jarak tembak efektif 50 meter (164 kaki).
  • Panjang : 32 cm (12,5 inci)
  • Berat : 2 kg (4,4 pon)
  • Kecepatan tembak : 900 rpm
  • Kaliber : 9mm



MP5A3 (1964)
Varian ini memiliki popor belakang yang dapat dimasukkan ke dalam, untuk mengurangi panjang senjata, dan juga dapat ditarik keluar, untuk memudahkan si penembak dalam membidik sasaran dan menambah akurasi bidikan. Magazinenya dapat memuat 15 atau 30 peluru, MP5A3 memiliki jarak tembak 100 meter (328 kaki).
  • Panjang : 49-96 cm (19,2 – 27,1 inci)
  • Berat : 2,55 kg (5,61 pon)
  • Kecepatan tembak : 800 rpm
  • Kaliber : 9mm


Mekanisme penembakan senjata MP5
MP5 memiliki mekanisme penembakan khusus yang menggunakan bolt tertutup. Sebagian besar SMG (submachine gun) ditembakkan dari bolt terbuka, yang berarti saat pelatuk ditarik, bolt melesat kedepan untuk memasukkan peluru ke kamar peluru dan kemudian menembakkannya. Hasilnya adalah perubahan keseimbangan senjata, yang dapat menurunkan akurasi dan mengakibatkan tembakan tak mengenai sasaran. Akan tetapi, MP5 memiliki bolt tertutup. Semua yang terjadi pada saat pelatuk ditarik adalah hanyalah palu pemukul (hammer) yang dilepaskan, yang lalu melesatkan peluru.
 
Desain MP5
Desain varian MP5 sangat luar biasa. Sebagian besar bahannya terbuat dari baja berkualitas tinggi. Dapat ditembakkan dalam segala kondisi cuaca dan medan yang berat, seperti di medan berlumpur dan basah.

SAS - Afghanistan 2002



Pasukan khusus Inggris telah berada di garis terdepan dalam “Perang melawan teroris” saat ini. Dalam waktu tiga minggu setelah serangan 11 September 2011, elemen-elemen SAS telah dikirim ke Afganistan. Misi mereka menyerang sel-sel teroris Al-Qaeda yang beroperasi dari markas di seluruh pelosok negeri dan membantu menyingkirkan rezim Taliban yang berkuasa di Afghanistan, yang menjadi suporter utama kampanye Al-Qaeda melawan Barat.
Mengirimkan SAS British ke Afghanistan pasca serangan teroris 11 September 2011 adalah sebuah langkah yang lazim dilakukan. Pada saat pendudukan Soviet atas negara tersebut (1979-1989), unit-unit SAS telah menyusup untuk membantu Mujahidin (Pejuang suci) dalam perang pemberontakannya melawan Soviet dan para komunis Afghanistan. Selama masa tersebut, SAS telah benar-benar memahami medan dan juga pola hidup masyarakat Afghanistan. Mereka juga memiliki keahlian yang relevan dalam operasi di Afghanistan: Mountain Troop di dalam Sabre Squadron SAS memiliki keahlian memanjat tebing dan gunung dalam keahlian tingkat tinggi, untuk menaklukkan medan Afghanistan yang ganas dan bergunung-gunung, sejumlah prajurit SAS juga mampu berbicara bahasa dalam dialek lokal seperti lokal Pashto dan Dari.


PENUGASAN DAN AKSI PERTAMA
Unit-unit SAS beroperasi di Afghanistan dalam jangka waktu kurang dari tiga minggu setelah peristwa 11 September 2001. kontak tembak pertama antara pasukan Taliban dan SAS terjadi pada akhir bulan September di perbukitan yang mengelilingi ibukota Afghanistan, Kabul. Ini merupakan operasi pengintaian untuk mengetahui respon Taliban. Pasukan SAS terlibat baku tembak, melukai lawan, lalu mengundurkan diri atau menghilang secepat mungkin.
Unit-unit SAS di wilayah Afghan bekerjasama dengan Pasukan Elite AS. Tujuan utamanya adalah untuk meng-kordinasikan serangan terhadap kamp Pelatihan dan markas-markas militer Al-Qaeda, serta memburu pemimpin Al-Qaeda yang piawai dalam bersembunyi, Osama Bin Laden. Sebanyak 6 kamp latihan besar berhasil diidentifikasi.
Menggunakan laser penanda target, SAS mengarahkan bom yang dijatuhkan melalui pesawat dan mengarah langsung ke kamp musuh dan seketika itu menghancurkan kamp tersebut. Saat serangan udara tidak dimungkinkan, mereka melaksanakan serbuan cepat lintas udara menggunakan helikopter.
Sebagai bagian dari penugasan singkat SAS untuk membantu Aliansi Utara Afghan dalam perjuangannya melawan Taliban, mereka mengatur serangan udara terhadap posisi Taliban, melatih para prajurit Aliansi Utara menggunakan senjata canggih, dan seringkali juga membantu pasukan Aliansi dalam pertempuran.

PERTEMPURAN BESAR
Pada 25-27 November di sebuah benteng abad ke-19 di utara Mazar –Sharif, 600 tahanan Taliban yang ditawan memberontak. Setelah membunuh seorang interogator AS, mereka menyerbu gudang senjata yang dipenuhi berbagai senapan serbu dan peluncur roket buatan Rusia. Pertempuran sengit pun pecah. Unit-unit SAS dan pasukan elite AS dioperasikan, melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap posisi para tahanan yang memberontak. Namun beberapa bom salah sasaran, melukai anggota SAS dan membunuh sejumlah sekutu Afghan. SAS terlibat dalam kontak tembak besar-besaran dengan para tahanan, para tahanan yang tewas mencapai 50 orang dan yang para tahanan yang tersisa akhirnya memutuskan untuk menyerah.
Aksi SAS besar-besaran terjadi pada Operasi Anaconda (Maret 2002). unit-unit SAS membantuk gerak besar-besaran pasukan AS untuk membersihkan Taliban dan titik-titik pertahanan Al-Qaeda di pegunungan Shah-i-kot di timur Afghanistan.
Perang di Afghanistan berakhir pada pertengahan 2002 dengan terjungkalnya rezim Taliban. Dan tidak diragukan lagi, SAS British telah melakukan banyak operasi-operasi rahasia untuk menghentikan dan menanggulangi aksi dari para teroris Taliban.

Profil Special Air Service - British

SAS British

Special Air Service atau SAR adalah sebuah resimen pasukan khusus dari Tentara Britania Raya yang telah menjadi model pasukan khusus yang populer di banyak negara di seluruh dunia. Special Air Service bersama-sama dengan Special Boat Service (SBS), Special Reconnaissance Regiment (SRR), dan Special Forces Support Group (SFSG), kesemuanya itu membentuk unit Pasukan Khusus United Kingdom dibawah komando pemimpin Pasukan khusus.


Fungsi Utama SAS;
  • Penanganan Anti-Terorisme
  • Pengumpulan Informasi Intelijen
  • Penyerangan Target; sabotase dibelakang garis pertahanan musuh
  • Perlindungan dekat (close protection)
  • Melakukan Misi Rahasia dan mata-mata

SAS, secara prinsip, adalah organisasi Pasukan Elite Britania (Inggris). Dibentuk Tahun 1941 untuk melakukan penyerangan dibelakang garis pertahanan Jerman di Afrika Utara, dengan the Long Range Desert Group, sekarang model pasukan elite ini menjadi model yang banyak ditiru oleh banyak negara. SAS adalah kelompok berskala kecil dan organisasi rahasia, Merupakan bagian dari UKSF (Pasukan Elite UK), SBS dan SRR. SAS dianggap sebagai unit yang terbaik dan Unit Pasukan khusus dengan pelatihan terbaik di dunia.


Organisasi
Ada tiga Batalion terpisah, Resimen dari Resimen SAS-22 adalah elemen tentara reguler, dengan Resimen tentara teritorial (Territorial Army), Resimen SAS-21 dan Resimen SAS-23, diketahui sebagai SAS(R). mereka mendukung penerbangan dari Korps pasukan udara (Army Air Corps) dan dua skuadron dari Korps Kerajaan Inggris, yang mana terdiri dari gabungan pasukan SAS dan personil SAS(R). Semua personil SAS harus melewati prosedur seleksi ketat untuk dapat menjadi bagian dari SAS, proses penyeleksian anggota SAS-21 dan SAS-23 diperpanjang menjadi lebih dari 1 tahun.
SAS-22 juga memiliki markas, dan bagian Intelijen, Penelitian operasional militer, Sayap CRW, dan pelatihan wing. Masing-masing skuad dibagi kedalam 4 grup, untuk 16 orang tentara dengan tanggung jawab dan keahlian yang berbeda; (Tentara Udara, Tentara Maritim, Tentara Gerak Cepat, dan Tentara Gunung) Sayap CRW dibentuk untuk 1 skuadron, yang bergantian setiap 6-9 bulan. Skuadron dipecah menjadi dua Tentara yang terpisah;

Tentara Merah (Tentara Udara dan Tentara Gunung)
Tentara Biru (Tentara Maritim dan Tentara Gerak Cepat)
Masing-masing dari dua kubu Tentara dibentuk dari grup penyerbuan dan tim sniper.

Fungsi dan tugas SAS;
  • Mengumpulkan informasi Inteljen di belakang garis pertahanan musuh
  • Menghancurkan target yang jauh di belakang garis pertahanan musuh
  • Melindungi atasan senior dan pejabat tinggi Kerajaan Britania
  • Menjalani operasi CRW untuk membantu unit kepolisian, seperti; SO19
  • Beroperasi tanpa campur tangan Pemerintah Resmi Britania Raya
  • Melatih pasukan khusus dari negara-negara lain
  • Menjalankan operasi Anti-Terorisme di dalam dan luar negeri

Bahkan ketika masing-masing Tentara telah mendapat Perannya (Tentara Maritim, Tentara Gerak Cepat, Tentara Udara), masing-masing Tentara diharapkan harus mengetahui dan melaksanakan juga peran dari kelompok Tentara lain. Ini dimaksudkan untuk memunculkan rasa tanggung jawab diantara Tentara didalam keseluruhan Resimen.

Special Boat Service (SBS) – Penanganan ancaman teroris melalui
wilayah laut


Latihan dan Seleksi
Komandan besar Mayor John Woodhouse memperkenalkan penyeleksian prajurit SAS di Tahun 1952. sebelum tahun tersebut, para prajurit telah dipercaya dalam berbagai misi di medan tempur. Latihan dan seleksi SAS adalah pelatihan militer yang paling sulit didalam seleksi Tentara Britania, dilaporkan bahwa hanya 2-10% yang lolos seleksi dari 100%. ini termasuk test fisik dan kekuatan, Keberanian di atas Mercusuar Brecon dan jurang Elan di Wales, dan hutan lebat di Brunei. Gurun Namib juga dimasukkan sebagai pelatihan padang pasir. Seleksi yang ketat membutuhkan waktu 6 bulan untuk selesai

Pelatihan prajurit SAS di gurun


Penugasan dan Pengenalan unit Pasukan Khusus(Pelatihan 2 hari)
lebih dari seminggu, kandidat yang berpotensi akan ditunjukkan seperti apa kehidupan dalam UKSF (Pasukan Khusus UK), dan diberikan tugas yang ditentukan sepanjang penyeleksian. Terdapat sebuah map dan tes kompas, ujian berenang, latihan pertolongan pertama (First Aid Test) dan test ketahanan perang.

Test kebugaran dan Navigasi (Pelatihan 4 minggu)
Pelatihan pertama adalah prajurit ditempatkan di medan yang tidak bersahabat seperti di Mercusuar Brecon dan Jurang Elan. Cuaca disana tidak dapat dipredikisi dan tidak bersahabat, dan banyak juga Tentara yang tewas disepanjang seleksi yang ketat ini, kebanyakan kematian disebabkan oleh Hypothermia (terkait dengan suhu badan yang terlalu rendah) atau hal-hal lainnya. Seleksi dimulai dengan ujian ketahanan perang, prajurit harus berlari 2,5 km dalam 15 menit, lalu pada jarak yang sama (yaitu 2,5km) lari secara individu kurang dari 10,5 menit. Minggu pertama banyak meliputi perjalanan disekitar Britania Raya, lembah dan jurang dengan sedikit beban yang dipikul prajurit. Pelatihan navigasi dan pembacaan map juga termasuk didalamnya. Pelatihan Navigasi dijalankan dalam grup-grup kecil di area sekitar Woodland dan juga pada malam hari. Bawaan dalam tas prajurit yang dipikul mulai diperbanyak dan semakin berat, senjata serbu SA80 tanpa tali harus dibawa. Prajurit harus membawa dan menggenggam senjata tersebut dalam situasi apapun, seperti; memanjat lereng gunung dan menuruni lembah.


Pelatihan lanjutan awal (pelatihan 4 minggu)
Latihan ini terdiri dari latihan yang lebih detail dan realistik dalam penggunaan senjata, pemusnahan dan taktik patroli kecil. Mereka yang tidak siap untuk terbang parasut, juga akan dilatih dalam kemampun ini. Pada akhir latihan parasut SAS, prajurit diberikan gelar SAS Wings, yang merupakan unit penerbang parasut terbaik.


Pelatihan Hutan (pelatihan 6 Minggu)
Prajurit dibagi kedalam empat patroli dan diawasi siang malam oleh Staf Direktur, prajurit harus bertahan satu jam saat fajar, dan satu jam saat petang setiap hari tanpa kegagalan, dan harus membawa pisau mereka setiap saat. Setelah latihan navigasi, mereka menuju kedalam hutan lebat, penanganan maritim, membangun kamp, dan ada sebuah ujian lagi agar mereka lolos seleksi. Dimana semua hal yang telah dipelajari harus diterapkan secara benar dan sempurna. Prajurit harus bertahan hidup, bertarung dan hidup didalam hutan, dan harus berhati-hati untuk setiap sayatan, goresan dan kulit yang melepuh, karena itu dapat dengan mudah menginfeksi kulit. Hujan hampir setiap saat turun, yang juga melemahkan mental para prajurit. Untuk pelatihan hutan sendiri, biasanya dilakukan di hutan belantara di Brunei


Ujian ketahanan perang (pelatihan 4 minggu)
Ada bulan yang lain, dimana untuk melatih ketahanan perang, hidup di medan perang dan menggunakan taktik pelarian dan meloloskan diri (E & E tactics; Escape and Evasion tactics). Ada juga pelajaran teknik interogasi untuk orang-orang yang tertangkap sebagai Tahanan Perang (Prisoners of War). Di akhir pelatihan taktik EE, prajurit harus dipakaikan pakaian besar untuk memperlambat gerakan mereka, mereka harus menghindar dan meloloskan diri dari kejaran Hunter Force (Pasukan pengejar dan pemburu), yang berkomplot dengan Resimen Prajurit Parasut atau Prajurit Gurkha. Prajurit kebingungan, dibuat stres dan frustasi, dipaksa untuk berada dalam keadaan kacau balau, dehidrasi dan tidak diberikan makanan. Banyak fobia yang bermunculan diantara para prajurit yang dibina, seperti mereka ditempatkan diposisi dimana mereka menaruh tawanan didalam sebuah kandang yang tidak lebih besar dari kandang anjing Kennel, dan meletakkan besi diatas kandang tersebut. Tawanan kemudian secara terus-menerus memukul besi dengan rantai, untuk membuat perasaan Klaustrofobik (rasa takut yang amat sangat didalam area yang kecil)

Prajurit hanya diijinkan untuk merespon pertanyaan dengan;
Nama
Pangkat
Nomor
Tanggal Lahir
I’m sorry I cannot answer that question”
Dalam latihan, prajurit juga diperbolehkan untuk menberitahukan kepada tawanan mereka tentang agama, golongan darah dan riwayat kesehatan nya.


Latihan taktis Prajurit SAS di wilayah perkotaan – Penanggulangan Anti-Teroris


Spesialisasi Khusus Prajurit;
  • Pertolongan Pertama, level tingkat tinggi, dengan bertugas penuh di Rumah Sakit yang sibuk, termasuk seminggu berada di kamar mayat.
  • Sinyal atau Isyarat
  • Teknik Parasut HALO (High Altitude, Low Opening)
  • Teknik Parasut HAHO (High Altitude, High Opening)
  • Berlatih menembak Sniper, semua prajurit SAS dilatih oleh Marinir Kerajaan Inggris pada kursus latihan menembak sniper di CTCRM (Commando Training Centre Royal Marines)
  • Mempelajari bahasa asing
  • Kemampuan mengoperasikan kendaraan; patroli kendaraan, patroli dan penjagaan lintas negara, dan latihan mengemudi untuk menghindari kejaran dan serangan musuh
  • Pelatihan CRW
  • Metode peledakan bom EMOE
  • Perlindungan VIP (bodyguard atau perlindungan dekat)


Unit SAS yang bertugas di Irak


Sampai saat ini, SAS telah terlibat dalam banyak operasi militer di luar dari negaranya sendiri. Operasi militer tersebut tentu sangat membantu sekutu dalam perlawanan terhadap kelompok bersenjata di daerah konflik militer. Dari dulu hingga saat ini SAS telah bersekutu dengan Amerika Serikat dalam masalah konflik militer dan penanganan Anti-Terorisme di dunia. Tentu pasukan Elite dari Inggris ini menambah daya tempur dan mendapatkan banyak Informasi Intelijen dalam bekerjasama dengan AS, yang tentunya mempermudah operasi mereka di lapangan. Keterlibatan mereka antara lain;
  • Perang Dunia ke-2
  • Situasi Darurat Malaysia
  • Konfrontasi Indonesia vs Malaysia
  • Pemberontakan Dhofar
  • Situasi Darurat Aden
  • Masalah Irlandia Utara
  • Perang Falklands
  • Perang Gulf
  • Intervensi NATO di Bosnia
  • Operasi Barras
  • Perang Irak
  • Perang di Afghanistan

Kerahasiaan
Sejak masuk kedalam Resimen, Prajurit harus memegang teguh peraturan ketat, seperti; tidak menceritakan kepada siapapun termasuk kepada keluarga mereka; bahwa mereka adalah anggota SAS. Kerahasiaan harus diterapkan termasuk didalam bertugas di lapangan. Prajurit juga tidak diperkenankan untuk memberikan informasi apapun, termasuk nama mereka, kepada otoritas kepolisian manapun, pada saat mereka beroperasi. Prajurit memiliki hak penuh 24 jam setelah selesai pertempuran dan baku tembak dengan musuh, dan tidak harus memberikan bukti-bukti kepada polisi disepanjang periode ini (periode 24 jam). Jika penghargaan diberikan kepada Anggota SAS, seperti; Military Cross (MC), prajurit yang terdaftar di media adalah Resimen induk mereka dan bukan Prajurit SAS. Jika prajurit SAS terbunuh pada saat bertugas (Killed in Action). Dan jika ada yang terbunuh, dan dapat dihindari, informasi tidak dipublikasikan untuk umum. Tapi jika itu tidak dapat dihindari, maka prajurit yang tewas terdaftar didalam Resimen Induk mereka dan bukan sebagai SAS. Setelah meninggalkan SAS, mantan anggota SAS kemungkinan tidak diberikan detail dari operasi misi rahasia yang sedang berjalan. Mantan Anggota Resimen menggunakan nama samaran seperti; Andy McNab. Pemerintah Otoritas Kerajaan Inggris tidak akan membuat pengumuman resmi yang menyangkut SAS dan ketika Pemerintah Inggris melaporkan sesuatu, maka dikatakan bahwa “tidak ada hubungannya dengan SAS”. Menteri Pertahanan Inggris telah membuat kebijakan resmi untuk tidak mendiskusikan keterlibatan apapun menyangkut SAS ataupun kegiatan operasi Intelijennya.

Operasi Perburuan Osama Bin Laden

OPERASI INTELIJEN;  MEMBURU OSAMA BIN LADEN



Presiden Barack Obama bersama pejabat tinggi AS lainnya menyaksikan langsung penyerbuan Osama bin Laden


Andai saja Osama mengikuti perkembangan tentang rilis-rilis WikiLeaks yang berisi dokumen pemerintah AS serta membacanya dengan seksama, mungkin Osama bisa mengetahui bahwa AS sudah mulai mengetahui tempat persembunyiannya di Abottabad, Pakistan. Itulah bocoran mengejutkan yang dirilis beberapa hari sebelum Obama memerintahkan serbuan helikopter yang membawa malapetaka bagi pimpinan tertinggi Al-Qaeda, Osama bin Laden.
Osama bin Laden tewas setelah diterjang peluru di kepala dan dadanya pada 2 Mei 2011, sekitar pukul 01.00 waktu Pakistan. Penyerbuan itu memakan waktu 40 menit lamanya, yang dilakukan oleh kelompok tentara elit Amerika Serikat. Operasi penyerbuan dengan sandi ‘Neptune Spear’ ini dilancarkan di rumah persembunyian Osama di Bilal Town, Abbottabad, Pakistan. Karena itu operasi ini juga dikenal dengan sebutan ‘Abbottabad Operation’.
Operasi Neptune Spear diperintahkan langsung oleh Barrack Obama dan dilaksanakan oleh para personel elit US Navy SEAL dari NAVAL Special Warfare Development Group (DEVGRU), kelompok unit elit tersebut dikenal juga sebagai ‘SEAL Team Six’, dibawah kendali komando Joint Special Operation Command yang digabungkan dengan operasi rahasia CIA. Tim ini dikirim melintasi perbatasan Afghanistan-Pakistan untuk melancarkan operasi rahasia.


Sebelum operasi untuk melancarkan penyerbuan terhadap Osama dilakukan, Intelijen AS sudah menjalankan aksi pengintaian dan perburuan Osama dari jauh-jauh hari sebelumnya. Kemudian lokasi tempat persembunyian Osama bin Laden diketahui dan terlacak melalui salah satu kurirnya. Sementara itu, Osama betul-betul yakin bahwa keberadaannya tidak tercium oleh Amerika. Keyakinan ini beralasan, karena Osama menutupi jejak keberadaannya dari dunia luar, dan dari siapapun termasuk dari kelompok Al-Qaeda itu sendiri dan para pimpinan-pimpinan Al-Qaeda.
Di sisi lain, Amerika sepertinya memang tak mau melepaskan begitu saja Osama tanpa terdeteksi. Bahkan sebulan sebelum pemilihan presiden AS tahun 2008, Obama sudah mengungkapkan kesungguhannya untuk memburu Osama. Saat itu, Presiden Obama yang masih menjabat sebagai senator dari illinois tengah mengikuti debat calon presiden berhadapan dengan John McCain, di Belmont University, Nashville. Salah seorang hadirin kemudian bertanya apakah ia akan memburu pimpinan tertinggi Al-Qaeda di Pakistan, meskipun itu berarti menginvasi negara lain?. Jawab Obama; “Jika kita menemukan Osama bin Laden dan pemerintah Pakistan tidak sanggup, atau tidak mau menangkapnya, maka saya kira kita harus bertindak dan melakukannya. Kita akan membunuh Osama. Kita akan menghancurkan Al-Qaeda. Itu harus menjadi prioritas utama dalam skala nasional.”
Kesungguhan AS dalam memburu Osama dibuktikan dengan dikerahkannya kekuatan Intelijen profesional; seperti CIA. Identifikasi kurir Al-Qaeda merupakan langkah awal bagi CIA untuk melakukan interogasi di markas rahasia CIA dan kamp. Pengasingan Guantanamo Bay. Tahun 2002, penginterogasi mendengar klaim yang tidak bisa dipastikan mengenai kurir Al-Qaeda dengan nama julukan Abu Ahmed al-Kuwaiti (kadang disebut juga Sheikh Abu Ahmed of Kuwait). Dalam mengorek Informasi dari berbagai sumber di Guantanamo dengan cara menjalankan taktik interogasi, CIA sempat mendapatkan satu nama; Maulwai Abd. Al-Khaliq Jan, yang disebut-sebut sebagai kurir Osama. Namun CIA tidak lantas percaya bagitu saja.
Tahun 2007 pejabat berwenang mengetahui nama al-Kuwait yang asli. Namun mereka tidak mengungkapkan nama tersebut maupun cara bagaimana mereka mengetahuinya. Agustus 2010, penyadapan terhadap tersangka lain mendapatkan pembicaraan dengan al-Kuwaiti. Agen CIA menemukan al-Kuwaiti lalu membuntutinya hingga ke kompleks Osama di Pakistan. Kelak, al-Kuwaiti bersama saudara laki-lakinya terbunuh bersama dengan Osama dalam serbuan yang dilancarkan pada 2 Mei 2011.

Tak mau sasarannya lolos, operasi rahasia pengintaian dan pengumpulan data Intelijen pun segera dilaksanakan. Yang terlibat dalam operasi rahasia ini diantaranya adalah; CIA, National Security Agency (NSA), dan National Geospatial-Intelligence Agency) NGA. Menggunakan foto citra satelit dan laporan Intelijen, CIA melakukan identifikasi dan menentukan identitas penghuni rumah dan kemana kurir itu akan pergi.

Pada September 2010, CIA mengetahui dan menyimpulkan bahwa kompleks tersebut dibangun khusus untuk menyembunyikan seseorang yang sangat penting. Dan bahwa kemungkinan besar itu adalah tempat persembunyian Osama. Dugaan resmi menyatakan bahwa ia tinggal di kompleks tersebut bersama dengan istri mudanya.

Dari citra foto satelit, Waziristan Haveli tidak ada di tahun 2001, namun muncul di gambar yang diambil pada 2005. Untuk menghasilkan foto detail empat dimensi dari kompleks Osama, US National Counter-terrorism Center menggunakan drone-derived Intelligence.


Peta yang didapat kemudian digunakan untuk menciptakan model kompleks yang kelak digunakan untuk latihan tim operasi khusus.


Selain melakukan uji data Intelijen, Amerika Serikat bahkan sempat melakukan progam imunisasi di wilayah Waziristan Haveli untuk memastikan bahwa Osama tinggal disana. Program ini sesungguhnya merupakan rangkaian dari operasi terselubung yang dilancarkan AS. Untuk mendapatkan sampel DNA dari anak-anak yang tinggal di kawasan Waziristan Haveli, yang dicurigai sebagai anak dari Osama bin Laden. Namun kenyataannya tidak berhasil, tidak ada satu pun yang berhasil “dipancing” untuk melakukan imunisasi.
Pada 29 April 2011, pukul 08.20 pagi. Presiden Obama memberi arahan kepada penasehat John Brennan, Thomas E. Donilon, dan penasehat keamanan lainnya di Diplomatic Reception Room dan memberi perintah final untuk menyerbu kompleks Abbottabad, Pakistan.
Sebuah spekulasi menyebutkan bahwa penyerbuan ke Abbottabad dipercepat untuk berjaga-jaga. Alasannya, nama Maulawi Abd al-Khaliq Jan yang sempat diungkap oleh Abu Faraj al-Libi sebagai kurir Osama ini muncul dalam evaluasi tahanan JTF-GTMO (Joint Task Force Guantanamo) Abu Faraj al-Libi. Dan seperti biasa, bocoran ini dirilis oleh WikiLeaks pada tanggal 24 April 2011.
Meski sudah mendesak, namun penyerbuan itu terpaksa ditunda dan dilaksanakan esok hari karena cuaca yang tidak bersahabat. Setelah Presiden Osama memerintahkan untuk membunuh atau menangkap Osama bin Laden, Panetta memberi perintah untuk meneruskan rencana pada tengah hari 1 Mei.
Operasi penyerbuan dilaksanakan oleh SEAL Team Six dengan helikopter dari 160th Special Operations Aviation Regiment (SOAR), sebuah unit Airbone AD AS. Operasi penyerbuan ini dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisasi dampak yang tidak perlu dan resiko terhadap individu yang tidak mengancam didalam kompleks, termasuk terhadap warga sipil Pakistan di lokasi sekitar kompleks. Menurut pernyataan Panetta, 25 Personel elite Navy SEAL terlibat didalam penyerbuan. Tim elite Angkatan Laut AS ini didukung oleh seekor anjing pengendus bom.

Pasukan elite AS- US Navy Seal


Night Stalkers- sebutan untuk SOAR- menyediakan 2 helikopter Black Hawk yang dimodifikasi dan 2 Chinooks sebagai cadangan. Pesawat lain yang kabarnya ikut memberi dukungan termasuuk jet tempur dan drones. Penyerbuan dilakukan saat sinar bulan tak terlalu terang sehingga helikopter dapat masuk Pakistan dengan posisi sangat rendah dan tanpa terdeteksi. Pada malam hari tanggal 2 Mei, dua helikopter Black Hawk lepas landas dari Afghanistan (kemungkinan dari daerah Bagram atau Jalalabad) menuju Abbottabad.
Sementara itu, pagi hari pada 1 mei (waktu Washington), pejabat tinggi Gedung Putih membatalkan jadwal kunjungan, memesan makanan dan mengubah kondisi ruangan menjadi tempat pertemuan. Tepat pukul 11, penasehat-penasehat utama Presiden Obama mulai berkumpul mengelilingi meja konferensi. Mereka semua siap menyaksikan siaran langsung video penyerbuan terhadap Osama bin Laden, video penyerbuan itu terhubung langsung ke Panetta di markas besar CIA, dan McRaven di Afghanistan.
Begitu penyerbuan dimulai, ada kemungkinan militer Pakistan melacak jet tempur mereka namun tidak ikut campur dalam operasi penyerbuan. Kabarnya, Pakistan diberitahu oleh AS tentang penyerbuan tersebut pada saat penyerbuan dimulai, namun diminta untuk tidak ikut campur.

SEAL Team Six

Begitu berada pada posisi, personel elite Team Six meluncur dengan cepat menggunakan tali (rappelling) dari Black Hawks. Setelah tim berada di darat, salah satu helikopter mengalami stall akibat terkena vortex yang dihasilkan oleh wash propelernya sendiri terhadap dinding kompleks yang tinggi. Akibatnya, heli terpaksa mendarat darurat.
Walaupun pendaratan diupayakan di luar komples, namun ternyata heli tersebut jatuh terguling ke bagian dalam kompleks. Dari foto yang beredar, setelah penyerbuan usai, sisa-sisa heli Black Hawk yang terjatuh itu sudah dimodifikasi demikian rupa dan dilengkapi dengan fitur stealth dan cat penyerap gelombang radar.
Sekitar pukul 1.00 pagi waktu setempat, Team Six berhasil mendobrak dinding kompleks menggunakan peledak dan melakukan penyerbuan bersamaan dengan tembakan dari penghuni didalam kompleks. Team Six berhasil melumpuhkan dua penjaga yang diduga adalah sang kurir dan saudara laki-lakinya. Team Six kemudian mengamankan bangunan-bangunan kompleks, termasuk bangunan utama, ruang demi ruang.



Baku tembak terjadi di lantai satu bangunan utama, serta lantai 2 dan 3 dimana bin Laden tinggal bersama keluarganya. Kedua lantai tersebut merupakan bagian terakhir dari kompleks yang diamankan. Personel keamanan di kompleks ditangkap oleh SEAL, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak. Mereka lalu diikat dengan pengikat plastik dan dibiarkan di tempat hingga penyerbuan usai, baru kemudian mereka dibawa keluar.
Team Six berhadapan dengan Osama di lantai 3, Osama digambarkan mengenakan pakaian gamis khas Pakistan. Menurut pejabat tinggi AS, Osama melakukan perlawanan. Paling tidak dua peluru merobohkan Osama bin laden, satu peluru menembus sisi kiri kepalanya dan satunya lagi kemungkinan di bagian kepala atau dadanya.
Sementara jasad Osama bin Laden dibawa oleh Pasukan AS, keempat jasad lainnya ditinggalkan di kompleks. Jumlah maupun identitas pasti dari penghuni kompleks tak jelas. Beberapa diantaranya merupakan anggota keluarga Osama. Termasuk kemungkinan istri keempatnya dan anak perempuan mereka.
Penyerbuan yang semula dilancarkan dalam waktu 30 menit, akhirnya tuntas dalam waktu 40 menit. Dalam operasi penyerbuan tersebut, Team Six juga melucuti dan menyita hard drive computer, dokumen-dokumen, DVD, USB, dan peralatan elektronik lainnya yang kemudian akan diperiksa.
Karena rusak dan tidak dapat dipakai terbang lagi, heli yang melakukan pendaratan darurat terpaksa ditinggalkan setelah perangkat-perangkat pentingnya dirusak dan diledakkan. Sebagai gantinya, satu heli Chinook yang sebelumnya telah bersiap di udara siap memberi dukungan, dan dengan segera menyusul ke lokasi.


Heli yang jatuh yang ditemukan warga disekitar lokasi kejadian


Setelah operasi, 2 helikopter terbang ke Laut Arab Utara dan mendarat di atas kapal induk USS Carl Vinson. Pimpinan militer Pakistan dan Intelijen Pakistan diberi tahu mengenai operasi rahasia tersebut tak lama setelah helikopter-helikopter AS keluar dari Abbottabad.
Beberapa bulan berselang, banyak media menyebut bahwa operasi Abbottabad sebagai operasi yang sekelas dengan Operation Eagle Claw dan insiden “Black Hawk Down”. Akan tetapi hal ini disanggah oleh pejabat resmi militer dari Departemen Pertahanan AS. Kalau mau disamakan sebagai “Operasi Terminasi” Osama, menurut yang bersangkutan, misi tersebut hanyalah satu dari sekian ribu misi rutin yang dilaksanakan AS dalam beberapa tahun terakhir.

 
Kerumunan warga Pakistan yang ingin melihat lokasi kejadian usai tewasnya Osama


Operasi Neptune Spear jelas hanya satu dari sekian banyak operasi rahasia yang dilakukan AS. Meski hasilnya diumumkan secara resmi, pada akhirnya, selayaknya operasi rahasia, banyak detail dari operasi yang hanya bisa diduga-duga akurasi
nya oleh publik.



Tulisan ini disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi. Dengan judul “The World’s Most Shocking COVERT OPERATIONS. Delapan operasi terselubung paling menggegerkan”. Angkasa Edisi Koleksi no.75 2011. Edisi bulan September 2011.

Profil Komando Pasukan Khusus (SAT 81 Gultor)

Kopassus Indonesia











Kopassus (singkatan dari; Komando Pasukan Khusus), adalah Pasukan Khusus yang menjalankan misi rahasia dan operasi Intelijen untuk Pemerintah Republik Indonesia, seperti; Aksi langsung di lapangan, Perang luar biasa, sabotase, membasmi aksi-aksi pemberontakan, Penanganan Anti-Terorisme, dan pengumpulan informasi Intelijen. Kopassus dibentuk Tahun 1952. dan langsung menarik perhatian dunia setelah sukses melaksanakan operasi pembebasan sandera atas pembajakan pesawat Garuda Penerbangan 206.
 Tidak butuh waktu lama, Pasukan Elite ini dengan cepat menyebarkan kampanye militer mereka; menumpaskan para komunis pada akhir tahun 1950-an, kampanye militer di Papua Barat pada Tahun 1965, konfrontasi dengan malaysia dari tahun 1962-1966, pembunuhan massal komunis di Tahun 1965, Invasi di Timor Timur Tahun 1975, dan menyusul kampanye militer mereka, untuk menumpas kelompok-kelompok separatis di wilayah kedaulatan Indonesia.




Fungsi Utama Kopassus;
  • Penanganan Aksi Terorisme
  • Sabotase
  • Pembebasan sandera
  • Membasmi pergerakan kelompok Separatis
  • Pengumpulan Informasi Intelijen

Pada 15 April 1952, Kolonel Alexander Evert Kawilarang meletakkan dasar-dasar untuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi, sebelum diubah namanya menjadi Kopassus. Daya gerak untuk membangun pengembangan Pasukan Khusus ini adalah, pengalaman ketika menghadapi perlawanan RMS (Republik Maluku Selatan) atau Republic of the South Moluccas. Yang berkomplot dan didukung oleh dua kompeni dari KST (Dutch Korps Speciale Tropen). Indonesia sangat terkejut dan kesulitan dalam menghadapi kemampuan sniper dari KST. Yang mana waktu itu Indonesia belum memiliki senjata sniper tersebut. Lalu mereka berencana untuk membangun Pasukan yang serupa untuk Indonesia. Bagaimanapun, pada waktu itu, tidak ada komandan Militer Indonesia yang memiliki kemampuan yang memadai ataupun pengalamanan yang tinggi dalam operasi khusus. Letnan Kolonel Slamet Riyadi tidak akan lagi melihat mimpinya untuk membentuk unit Pasukan Khusus setelah kematiannya dalam pertempuran dengan kelompok separatis RMS.

Tak lama setelah itu, Kolonel Kawilarang dengan menggunakan Intelijen Militer dan bertemu dengan Mayor Rokus Bernardus Visser – mantan anggota Ducth Special Forces, setelah terjalin perdamaian pada saat pembentukan Negara Indonesia Yang baru merdeka. Ia menetap di Jawa Barat, dan menikahi perempuan Indonesia, dan dikenal sebagai Mohamad Idjon Djanbi. Dia adalah yang pertama dalam perekrutan untuk Pasukan Khusus Indonesia. Setelah itu, unit tersebut kemudian menjadi Kopassus, yang diadopsi oleh kesamaan Baret Merah (Red Beret) milik the Dutch Special Forces.
Singkat kata, dengan Terbentuknya Kopassus saat ini. Banyak memberikan dukungan keamanan atau back-up untuk wilayah kedaulatan Republik Indonesia hingga sekarang. Kopassus beroperasi secara rahasia dan tidak terdeteksi, yang tersebar di berbagai pelosok-pelosok wilayah di Nusantara. Mereka melakukan serangkaian aksi-aksi pembunuhan untuk kepentingan Negara dalam hal memerangi kelompok-kelompok pemberontak Negara. Dan melakukan misi lainnya seperti; penanganan Anti-Terorisme dan pengumpulan Informasi Intelijen, dan hal-hal terkait dengan wilayah kemananan dan kedaulatan Indonesia.


Kemenangan Pasukan terletak pada Pasukan Elite, keberaniannya terletak pada Komando, kecakapannya terletak pada penyusunan strategi dan semangat.. dan tindakan yang merugikan orang lain terletak pada pertempurannya yang berulang-ulang.”
  • Sun Tzu dalam The Lost Art of War (1996 terjemahan Indonesia)

Artinya adalah, sehebat apapun sebuah pasukan kalau terus menerus harus berada di medan perang yang sama, pastilah akan mengalami kerugian. Menurut Sun Tzu II, kalaupun menang tentulah ditebus dengan kerugian yang amat perih. Kuncinya adalah, para jenderal yang mengirim serdadu ke medan perang haruslah memperhitungkan kelelahan fisik dan mental yang akan melanda pasukan. Mencapai batas maksimum ketahanan manusia, itulah yang ingin dikejar di pendidikan-pendidikan prajurit komando. Prajurit ditempa dan dibina dengan sangat keras sampai ia merasakan kesakitan yang tidak pernah terbayangkan olehnya. Ada pihak menyebutnya tidak manusiawi. Tapi apakah perlakuan yang akan diterima seandainya ia tertangkap musuh akan lebih manusiawi? Tentu jika Prajurit yang tertangkap oleh musuh dan ditawan. Dia akan disiksa lebih keras dan diinterogasi lebih kejam daripada yang pernah dibayangkan. Tidak hanya dilatih menghadapi siksaan musuh, juga Prajurit harus mampu bertahan dalam pertempuran yang panjang dan melelahkan.
Jika masuk Pendidikan untuk masuk Tentara saja sangat sulit dengan binaan yang sangat kejam dan melelahkan, lebih sulit dibandingkan dengan masuk Pendidikan Polisi. Maka, tentu untuk menjadi Kopassus, Prajurit dididik dan dibina secara tak berprikemausiaan dan sampai diatas batas maksimal ketahanan mental dan fisik Prajurit. Sehingga lulusan Kopassus adalah lulusan dari Prajurit-prajurit pilihan yang tidak sembarang orang bisa masuk. Pendidikan Kopassus 5 kali lipat lebih ketat, keras, dan kejam daripada pendidikan Komando biasa. Sehingga ada yang mengatakan bahwa 1 orang Prajurit Kopassus, sama saja dengan; 5 orang Tentara Reguler. Itu memang benar, karena keahlian dan kemampuan Prajurit Kopassus diatas rata-rata Tentara Reguler. Dengan begitu menjadikan Kopassus merupakan unit Pasukan Elite Militer yang tangguh dan kuat di segala medan, dan dapat ditempatkan di waktu dan tempat manapun untuk tugas dan misi rahasia.


 Pendidikan Kopassus
Bertahan hidup di Rawa dan Hutan


Dalam proses rekrutmen, Kopassus menerapkan standar di atas rata-rata. Dari postur tubuh, minimal 168 sentimeter. Bahkan di era Prabowo Subianto pernah mencapai 170 sentimeter. Penerapan standar tinggi badan ini tentu dengan maksud untuk mendapatkan sosok prajurit yang tangguh dan berwibawa. Dari semua tahapan pendidikan di atas, materi komando diakui yang paling berat. Namun justru dari sinilah awalnya pembentukan prajurit individu seperti yang dibutuhkan Kopassus sebagai komando tempur. Kenyataannya walau seberat apapun, banyak generasi muda yang tertarik mengabdi kepada Negara dengan masuk dan mendaftar menjadi Prajurit Kopassus.
Kecepatan reaksi tidak hanya harus dimiliki pada saat di medan tempur. Tetapi juga di semak belukar, rawa dan hutan belantara. Prajurit harus bisa bergerak cepat dan taktis dengan senjata mengarah kedepan untuk mengejar musuh yang lari.
Adalah Mayor Inf Sarwo Edhi Wibowo yang banyak membawa angin perubahan dalam pendidikan komando. Komandan ke 4 ini menata materi pendidikan lebih sistematis dan terarah sesuai kebutuhan. Termasuk mencari daerah latihan Akhir dari penyempurnaan adalah ditetapkannya tahapan pendidikan komando: Tahap Basis, Gunung dan Hutan serta Tahap Pendaratan Laut.
Pendidikan Prajurit Kopassus – medan hutan dan rawa


Waktu pendidikan ditetapkan selama 20 minggu. Periode pelatihan dibagi atas Latihan Dasar Komando (10 minggu), Gunung dan Hutan (enam minggu) dan Pendaratan Laut (empat minggu). Dalam ketiga tahapan ini, siswa komando menerima 63 materi pelajaran seperti teknik tempur, membaca peta, pionir, patroli, survival, mendaki gunung serta pendaratan dengan kapal motor dan pendaratan amfibi.
Materi-materi diarahkan kepada kebutuhan tugas. Meliputi PJD (Pertempuran Jarak Dekat), perang kota, gerilya lawan gerilya, selam militer dan antiteror. Selain Sepursus (Sekolah Pertempuran Khusus), prajurit juga diharuskan mengikuti pendidikan spesialisasi.

Ada dua tahap latihan yang menurut Prajurit yang paling sulit dan mendebarkan dalam sesi Perang Hutan dan rawa, yaitu tahap pelolosan dan Kamp Tawanan.
Pelolosan diawali dengan dilepasnya siswa satu demi satu di sebuah tempat di Nusakambangan. Dalam hitungan tertentu, is harus tiba di save house di pantai Permisan. Pelolosan dimulai pukul 7 pagi hingga paling lambat memasuki save house pukul 10 malam.

Setelah dilepas instruktur, siswa yang tidak dibekali apapun itu harus mampu menembus segala rintangan selama di perjalanan. Rintangan baik dari medan ataupun dari rintangan rekayasa para instruktur. Rintangan rekayasa instruktur bisa berupa tembakan atau dikejar sampai tertangkap. Apa jadinya kalau tertangkap? Bayangkan saja perang sungguhan ketika seorang tentara musuh tertangkap. Dimasukkan ke dalam tahanan lalu diinterogasi dan disiksa sampai buka mulut. Gebukan, tendangan, hantaman benda keras dan sejumlah siksaan lainnya yang mungkin tidak bisa disebutkan, harus diterima bagi yang tertangkap..
Selesai Pelolosan, berikutnya sudah menunggu materi Kamp Tawanan, Jika di Pelolosan hanya yang tertangkap saja yang merasakan siksaan sebagai tawanan, maka di Kamp Tawanan seluruh siswa merasakannya. Selama tiga hari tiga malam, siswa merasakan beratnya menjadi tawanan perang. Pendidikan Latihan ini membuat para Prajurit sadar akan ancaman dan bahaya yang harus mereka alami saat mereka tertangkap dan diinterogasi oleh musuh sebagai tawanan perang.


Pendidikan Komando adalah Pendidikan dan latihan yang sangat melelahkan dan meruntuhkan mental dan fisik Prajurit. Itulah kesimpulan akhir dari pendidikan komando. Ada yang kuat, setengah kuat dan yang gagal di tengah jalan. Penilaian akhir pendidikan komando dilakukan secara akumulatif dari puluhan materi yang diberikan. Dari penilaian itu akan terlihat kecenderungan, kelebihan dan kekurangan seorang prajurit. Peserta yang gagal biasanya karena sakit. Dan untuk Prajurit yang berhasil lolos dalam Pendidikan, maka ia berhak dan pantas menyandang gelar sebagai Prajurit Kopassus Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri ketika seseorang berhasil menjadi Kopassus.


 
Saat-saat kelulusan Prajurit Kopassus, yang telah dibina dan dididik
secara keras serta di tekan sampai diluar batas ketahanan manusia


Prajurit Kopassus dengan mengenakan Baret Merah


Tahap-tahap Pendidikan Komando;
Tahap Pertama (Dasar) – 10 Minggu Pelatihan :
  • Latihan Individu di Batujajar
  • Membentuk Sikap dan Kepribadian Individu
  • Mengisi Kemampuan Teknis
  • Taktik Operasi Komando
  • Pertempuran Perorangan
  • Dasar-dasar Pertempuran Kota
  • Pengetahuan Pendukung
  • Manajerial Lapangan
  • Uji Kemampuan Navigasi Darat
  • Uji kemampuan Perorangan

Tahap Kedua (Gunung dan Hutan) – 6 Minggu pelatihan :
  • Perang Hutan dan Pertempuran di Situ Lembang
  • Pemantapan Pengamatan Hutan
  • Kemampuan Individu di Hutan
  • Teknik Dasar Pertempuran
  • Kemampuan kerjasama Tim dan kelompok di dalam Hutan
  • HTF Hutan
  • Aplikasi Long March (PPJJ)

Tahap Ketiga (Rawa dan Laut) – 4 Minggu pelatihan :
  • Titik berat Operasi Komando
  • Taktik Pertempuran Rawa di Cilacap dan Nusakambangan
  • Pemantapan Pengamatan Rawa dan Laut
  • Kemampuan Patroli
  • Ilmu Medan Rawa
  • Uji Daya Tahan CAMP

 
Unit khusus Penanggulangan Ancaman Teroris- SAT 81 GULTOR


Unit SAT 81 Gultor adalah nama satuan dari Kopassus yang sekarang menangani masalah Keamanan dan Ancaman keamanan Negara, lebih difokuskan terhadap masalah Penanggulangan Anti-Terorisme. SAT 81 Gultor singkatan dari Satuan 81 Penanggulangan Aksi terorisme. Konflik yang timbul saat ini seringkali membutuhkan gerak cepat, taktik jitu, dan ketepatan pembacaan situasi, dan penyelesaian atau penumpasan teroris dalam waktu singkat, serta pembebasan sandera, yang kesemuanya merupakan spesialisasi mutlak yang dimiliki Unit SAT 81 Gultor. Seperti pembebasan sandera lintas negara yang pernah dan berhasil dilakukan oleh satuan khusus ini. Saat pembajakan pesawat didalam pesawat Garuda Airline 206 (Operasi Woyla), yang terjadi pada 13 maret 1981 di Bandara Don Muang, Bangkok. Operasi lainnya yaitu pembebasan 26 sandera yang ditawan GPK Kelly Kwalik di Irian Jaya pada 15 mei 1996.
Selain Sat 81 Gultor, Kopassus juga memiliki Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) untuk wilayah pertahanan maritim, yang merupakan gabungan dari Kopaska (Korps Pasukan Katak) dan Taifib (Batalion intai Amfibi). Dan satuan khusus yang dimiliki TNI-AU, yakni; Detasemen Bravo 90 (Bravo 90) yang baru dibentuk pada tahun 1990, yang melaksanakan dukungan operasi udara, dan menetralisir semua aktivitas udara musuh.


 Kemampuan beladiri PASUKAN KOPASSUS
Bela Diri Prajurit


Aksi Prajurit kopassus dalam kegiatan bela diri

Prajurit Kopassus juga diajarkan dalam pertarungan Individu dan pertarungan jarak dekat tanpa menggunakan senjata. Maka dari itu, ilmu bela diri adalah sangatlah penting, dan merupakan pertahahan terakhir dari Prajurit Kopassus dalam hal pertahahan dan untuk membunuh musuh dengan tangan kosong.


Penjinakkan Bom
Selain ilmu bela diri, Prajurit kopassus diajarkan bagaimana cara menanggulangi serangan musuh, dalam hal ini melalui penjinakkan bom. Kemampuan ini khusus untuk unit Pasukan Satuan Penanggulangan Teror atau yang dikenal dengan SAT 81 Gultor. Dalam hal ini, Kopassus telah sangat berkembang dalam hal Ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga jam terbang yang cukup, yang mereka dapatkan selama ini. Di era yang modern ini, teroris juga telah banyak merajalela di Indonesia dengan menggunakan berbagai macam bom dan bahan peledak lain yang semakin hari semakin berkembang, baik dalam hal; skala ledakan bom maupun ukuran dan jenis bomnya yang beraneka ragam. Mengharuskan Pasukan Khusus ini, Sat 81 Gultor, untuk lebih handal dalam penanganan aksi Terorisme melalui aksi-aksi bom yang sedang marak berkembang di Indonesia.
Latihan gabungan antara SAT-81 Kopassus dan SAS.
dengan menggunakan robot penjinak bom


Kemampuan Maritim
Prajurit Kopassus juga membekali diri dengan Latihan Maritim untuk meningkatkan kemampuan Maritim, baik kemampuan Kelompok ataupun kemampuan Individu. Kemampuan bukan hanya di darat saja, tetapi di perairan juga menjadi perhatian yang serius bagi Pasukan Elite ini. Mengingat Perairan di Indonesia yang sangat luas dan terbentang dari Sabang sampai Marauke. Membuat kemampuan Maritim ini mutlak diperlukan bagi Prajurit Kopassus. Mensyaratkan berbagai persyaratan untuk kemampuan ini, diantaranya; mampu berenang cepat, mampu menyelam di bawah dasar laut dengan kedalaman tertentu, mampu berenang dengan memegang senjata dan memikul beban yang berat, mampu berenang dengan tangan atau kaki terikat, berenang jauh untuk tujuan meloloskan diri dari sergapan musuh. Dan masih banyak lain persyaratan atau kemampuan taktis lainnya yang mutlak harus dimiliki. unit ini dinamakan Kopaska (Komando Pasukan Katak).
Simulasi Grup Kopassus (Kopaska) di perairan Indonesia


Taktis dan Pasukan Gerak Cepat
Kopassus juga merupakan pasukan taktis dan pasukan gerak cepat terbaik di Indonesia. Bahkan di dunia, Kopassus sudah tidak diragukan lagi kecepatannya saat membebaskan sandera pada pembajakan pesawat Garuda GA 206 dalam operasi woyla Tahun 1981, saat itu, Kopassus hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk membunuh teroris dan menyelamatkan semua sandera. Ini tentu bukan hal yang mudah dilakukan, sejak saat itu, Kopassus menjadi semakin melegenda dan disegani oleh banyak negara-negara luar, bahkan Amerika sekalipun.
Latihan taktis – pembebasan sandera


Latihan gabungan Kopassus dan SAS Australia di Bandara,


Belakangan ini, saat hubungan Indonesia dan Australia mulai membaik. Keduabelah pihak bersepakat untuk menjalin kerjasama dalam hal Kemanan Internasional dan Penanganan Aksi Terorisme. Maka sering sekali Pihak Pejabat Militer Australia datang berkunjung ke Indonesia untuk sekedar melihat secara langsung simulasi latihan Kopassus, dan juga menjalin hubungan baik dengan cara melaksanakan Latihan gabungan Antara Kopassus Indonesia (Sat 81 Gultor) dan SAS Australia (Australian Special Air Service Regiment) .
Kopassus- saat latihan gabungan bersama SAS Australia


Kopassus kemudian dinobatkan sebagai pasukan Elite terbaik ke-3 di Dunia, setelah Mossad Israel di urutan ke-2, dan SAS Inggris di urutan pertama, yang disurvei oleh Discovery Channel; Military Channel pada Tahun 2008. Yang menjadi kriteria Discovery Channel dalam menempatkan Kopassus dalam urutan Pasukan Khusus Terbaik ke-3 di dunia adalah kemampuan dan kecakapan Individu nya, bukan dinilai dari Peralatan dan Teknologi canggih yang dimiliki. Ini menjadikan Kopassus mendapatkan citra yang positif dari berbagai pihak, dan juga banyak disegani dan dipuji oleh masyarakat Indonesia sendiri, terutama di kalangan generasi muda Indonesia, terlepas dari semua tuduhan pelanggaran HAM yang gencar-gencarnya digembar-gemborkan oleh media barat. Untuk itu, dengan memiliki Satuan Khusus ini, menjadikan rakyat Indonesia bangga dan merasa aman. Teroris tentu harus berpikir ulang jika ingin berhadapan dengan Pasukan elite ini.

Grup Satuan 81- Penanggulangan Teror (SAT 81- Gultor)


Satuan 81 Penanggulangan Teror adalah unit gerak cepat dalam hal pembebasan sandera, melumpuhkan musuh dengan sekejap, dan melakukan serangkaian Aksi penanggulangan ancaman terorisme lainnya. Kualitasnya pun diakui oleh banyak pihak, bahkan oleh pengamat militer asing, walaupun banyak juga masyarakat Indonesia yang masih meragukan kualitas mereka. Akan tetapi, yang perlu dicatat adalah, Pasukan Elite ini mendapatkan penghargaan menjadi Pasukan Elite terbaik ke-3 di dunia, oleh Discovery Channel, tentu bukan hal yang mudah didapatkan oleh Pasukan Elite manapun di dunia. Bahkan Pasukan Khusus Amerika sekalipun, tidak dimasukkan ke dalam daftar 3 besar Pasukan Khusus terbaik di dunia. Sudah sepatutnya kita, sebagai warga negara Indonesia, bangga memiliki Komando Pasukan Khusus; Kopassus !




Tulisan dibuat pada; (18 Agustus 2011)