Speed
and Power, itu adalah doktrin Inggris bagi kendaraan taktis tempur
mereka yang digunakan selama bertahun-tahun. Adalah Inggris yang
memprakarsai penggelaran kendaraan taktis yang kemudian menjadi
populer dan menjadi tren dalam sejarah pertempuran modern.
Inggris
memulainya dengan Long Range Desert Group yang diprakarsai oleh Ralph
Ager Bagnold. Kontra dengan pandangan publik mengenai Special Air
Service yang dipimpin David Stirling, adalah LRDG yang memprakarsai
penggunaan kendaraan segala medan. Dalam hal ini truk Chevrolet WB
yang bersenjatakan Lewis MG dan .303 Browning Mk II, untuk
melancarkan raid (penyerbuan) terhadap posisi pasukan Italia dan
Jerman. SAS hanya sekadar menjadi penumpang para desert battle ini,
dan kemudian menirunya untuk melancarkan raid sendiri termasuk di
Eropa.
Inggris,
secara menyedihkan bersiap memasuki gelanggang perang Afghanistan dan
Irak dengan persiapan perang yang minim, karena konservatif dengan
anggaran perang mereka. Kendaraan taktis yang dimiliki AB Inggris
kesemuanya berbasis Land Rover 110. Ada dua jenis, Wolf WMIK (Weapons
Mounted Installation Kit), dan Land Rover Snatch yang memperoleh
namanya karena digunakan untuk menculik (Snatch) para tersangka
teroris IRA pada masa-masa konfrontasi di Irlandia Utara. Wolf WMIK
yang telah digunakan sejak 1991 oleh Kesatuan elite SAS Inggris dan
kemudian diproduksi massal pada tahun 1994, telah menjadi simbol dari
kemampuan mobilitas pasukan Inggris di wilayah Afghanistan dan Irak.
Pada
perkembangannya, situasi dan kondisi lapangan telah berubah drastis
dibandingkan pada era 1940-an dimana Inggris berjaya di gurun Afrika.
Mobilitas dan kecepatan yang menjadi senjata tidak selalu mampu
digelar secara maksimal di wilayah urban yang dipenuhi
belokan-belokan dan gang-gang sempit. Ditambah lagi kerawanan medan,
termasuk ranjau, Wolf dan Snatch dengan segera mendapat kritikan dari
pasukan di lapangan. Ledakan sebutir granat bahkan mampu dengan mudah
menghancurkan bonnet dan mesin sebuah Land Rover Snatch. Kerusakan
yang sama juga dihasilkan oleh pecahan peluru mortir.
HMT 600/Coyote TSV
Untuk
menanggulangi masalah ini, Inggris tak menempuh jalan yang sama
seperti yang dilakukan AS, yang membangun Humvee dengan kit
perlindungan anti-ranjau dan peluru. Mungkin mereka berpendapat,
modifikasi serupa pada Land Rover akan membuatnya kepayahan untuk
berakselerasi, dan room for growth untuk Landy sudah nyaris tak ada
karena ukurannya yang kecil.
Karena
tak sempat membuat konsep kendaraan baru mengingat gentingnya situasi
dan kondisi di Irak dan Afghanistan saat itu. Inggris akhirnya
merilis Urgent Operational Requirement untuk kendaraan pengganti Wolf
pada tahun 1999. Sejumlah perusahaan pun dilibatkan, seperti Supacat,
Alliant Technisystems, dan AutomotiveTechnik yang turut dalam kontes.
Toh
pada akhirnya hanya Supacat yang siap dengan Supacat HMT 400 Truck,
rantis ringan dengan mobilitas tinggi. Kendaraan ini awalnya didapuk
sebagai rantis pembawa beban, dengan kemampuan mengangkut satu palet
mengikuti standar NATO. Kendaraannya dibangun secara modular, dimana
inti dari kendaraan sebenarnya adalah sejumlah kerangka tubular yang
ditempelkan ke mesin Cummins BTA 5.900 cc.
HMT 400/ Jackal MWMIK
Ketika
Supacat diumumkan sebagai pemenang, mereka bingung lantaran tak
memiliki kapabilitas dalam hal produksi mass`l untuk kendaraan
mereka. Untungnya, solusi pun datang dari kontraktor Devonport
Management Ltd, kontraktor Pertahanan Inggris yang biasanya membuat
kapal dan kapal selam. Urusan lini produksi pun selesai, Supacat bisa
berkonsentrasi dalam upayanya membangun varian Supacat HMT 400 yang
mampu memenuhi kebutuhan Angkatan Darat Inggris, yang dinamai sebagai
HMT 400 Jackal MWMIK (Mobility Weapon Mounted Installation Kit).
Untuk
memenuhi persyaratan bahwa kendaraan harus tahan terhadap ledakan
ranjau anti-personel, maka Supacat menggandeng Jankel Armouring Ltd,
yang membuat pelat baja sebanyak dua modul. Modul depan menempel di
atas as depan, sementara pelat belakang menempel di atas mesin hingga
ke as belakang. Sementara untuk melindungi penumpang HMT 400, Jankel
membuat 9 modul pelat baja yang mengelilingi kendaraan, dengan yang
tertebal ada dibagian belakang dan depan.
Bila
pelat baja terpasang seluruhnya, hanya dibagian bahu dan kepala
penumpang depan yang terekspos. Tidak memadai memang, namun HMT 400
dikendarai dengan kecepatan tinggi, bukan untuk pertempuran statis.
Pelat ini mampu menahan impact peluru 7,62mm dan dapat dilepas-lepas
sesuai kebutuhan. Apabila mengangkut kargo misalnya, konfigurasi
minim proteksi dapat diaplikasikan.
Keunggulan
lain dari Jackal adalah warisan banyaknya ruang kargo yang tersedia
dari Supacat. Dibagian belakang, di sisi kiri dan kanan Jackal dapat
diisi dengan 4 jerigen air (sisi kiri) atau BBM/Diesel (sisi kanan)
di tiap sisinya, membuat Jackal mampu beroperasi pada jarak yang
lebih jauh lagi. Berkat sistem transmisi otomatis 5 transmisi dan
sebuah mesin 5,9 liter (Jackal 1) atau 6,7 liter (Jackal 2/2A) yang
sangat bertenaga, pengemudi Supacat armored ini bisa merasa bak
pengemudi mobil rally dan lupa kalau yang dikemudikannya adalah
kendaraan taktis plus persenjataan lengkap. Maklum saja, begitu gas
digeber maksimal, kecepatan 120 km/jam di jalanan aspal dapat dengan
mudah dilalui, apalagi didukung dengan air suspension yang cenderung
berkarakter lembut. Kemampuan halang rintang kendaraan ini sangatlah
baik, karena suspensinya dapat dinaikkan sampai selisih satu meter,
cukup untuk melintasi genangan air yang mungkin ditemukan di medan
terbuka.
Namun
dalam Operasi Kapcha Baz pada Maret 2009, lain lagi ceritanya.
Operasi besar yang melibatkan 250 prajurit Inggris, mayoritas
prajurit Gurkha, dan 100 prajurit ANA (Afghanistan National Army),
Jackal memiliki peranan besar dan sentral dalam mobilitas pasukan.
Jackal dari A Squadron, 1st The Queen's Dragoon Guards
berperan sebagai overwatch yang mengamankan lokasi pendaratan Chinook
RAF yang membawa para prajurit Gurkha.
Berdasarkan
kesaksian Cpl Cunningham, “Situasinya sangat genting, pasukan di
darat ditembaki dari berbagai arah dan semua membutuhkan bantuan
kami. Untungnya Jackal sangat lincah dan dapat menghujani posisi
lawan setiap kali kami bergerak. Dalam kesempatan ini satu roket
meledak tepat di atas Jackal, menyirami penumpangnya dengan serpihan
pecahan metal, tapi untungnya tak ada yang terluka.”
Pada
akhirnya keputusan yang mengatakan bahwa Jackal merupakan pengganti
Wolf MWMIK yang tepat adalah kembali pada doktrin yang diterapkan.
Untuk Pasukan Khusus seperti SAS dan SBS, patroli dan serangan kilat
ke posisi lawan adalah sebuah norma. kemampuan Jackal untuk dapat
diangkut dengan Heli transpor sekelas Chinook juga menjadi keunggulan
tersendiri. Jackal boleh jadi merupakan penyempurnaan dari Supacat
HMT 400 yang digunakan Inggris sebelumnya. Namun bagi pasukan
infanteri reguler, perlu dipikirkan kembali keefektifan
kendaraan ini.
HMT Extenda
Patroli
dalam wilayah urban yang seringkali diwarnai dengan insiden stop dan
go, serta profil ancaman yang datang silih berganti, akan menjadi
tantangan tersendiri bagi Jackal yang bisa dibilang tak terlindung
sama sekali dari sisi atas kendaraan. Cukup satu lemparan granat
tangan, dapat mengakhiri hidup semua penumpangnya. Keunggulan sapuan
persenjataan yang meng-cover 360 derajat, akan dengan cepat
menghilang apabila serangan lawan datang secara simultan. Untuk
Operasi semacam ini, kendaraan MRAP seperti Mastiff yang digunakan
oleh AD Inggris, sepertinya mutlak untuk digunakan.
Disadur dari Majalah Commando Volume VIII / Edisi No.4 / Tahun 2012
No comments:
Post a Comment