13 Oktober 2012
Menguji
Teori, Mencetak Sejarah
Rudal Yakhont
“Kepada
seluruh prajurit yang terlibat dalam latihan Armada Jaya XXXI/2012,
Saya atas nama pribadi dan selaku Kastaf AL beserta seluruh jajaran
TNI AL, mengucapkan selamat atas keberhasilan penembakan rudal
Takhont dari KRI OWA 354. Pertahankan keberhasilan ini demi kejayaan
AL tercinta. Bravo Zulu...”
Dengan
suara bergetar, kata-kata itu diumumkan KSAL Laksamana TNI Soeparno
lewat saluran radio VHF ke seluruh kapal perang yang mengikuti
latihan puncak TNI AL 2012, Armada Jaya XXXI, di perairan Sulawesi
Utara, Sabtu pagi (13 Oktober 2012). Dari rona wajahnya, ia tampak
puas sekali dengan uji coba penembakan rudal Yakhont, senjata
strategis terbaru TNI AL yang diunggulkan dalam latihan ini. Rudal
yang ditembakkan dari KRI Oswald Siahaan (354) yang biasa disingkat
OWA ini, berhasil menjebol dan menenggelamkan sasarannya, eks KRI
Teluk Berau, dengan jarak 182 kilometer, hanya dalam waktu delapan
menit.
Sasaran
terhantam pada menit ke-5, dan pada menit ke-8 kapal yang menjadi
target ini tenggelam. Karamnya kapal sasaran ini diakui amat diluar
dugaan banyak pihak. Pasalnya, Yakhont diyakini hanya akan menjebol
bagian tengah kapal, namun tidak menenggelamkannya. Untuk
menenggelamkannya, telah disiapkan khusus Torpedo SUT yang akan
menjebol dari bawah bodi kapal, mematahkannya menjadi dua bagian,
melambung ke atas, sehingga praktis akan menenggelamkannya. Karakter
galak Torpedo memang seperti ini, sehingga serangannya yang nyaris
tak terdeteksi ini amat sangat ditakuti oleh kapal-kapal perang
Sekutu saemasa Perang Dunia II.
“Untuk
itu saya jadi “amat kecewa” karena dalam latihan puncak kali ini
tak dapat melihat demo penembakan senjata strategis lain yang sudah
disiapkan. Kapal sasaran sudah terlanjur tenggelam,” ujar KSAL
Laksamana Soeparno sambil bercanda kepada segenap jajaran pimpinan
TNI AL. Selain untuk target yang sama, juga akan didemokan rudal
Exocet MM-40 Block II yang akan ditembakkan dari KRI Diponegoro (365)
dan rudal C-802 dari KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355).
detik-detik penembakan Yakhont dari KRI OWA 354
detik-detik menegangkan hancurnya sasaran KRI Teluk Berau
terhantam rudal Yakhont dari jarak sekitar 182 kilometer
SEJARAH
PERSENJATAAN DUNIA
Tenggelamnya
Landing Ship Tanks (LST) eks KRI Teluk Berau, dilaporkan dari awak
KRI Cakra yang memantau dari jarak sekitar 6km. Proses tenggelamnya
kapal dengan panjang bodi sekitar 85meter ini begitu dramatis.
Buritannya terlebih dulu karam, sementara haluan yang sempat
mendongak keatas, menyusul kemudian.
Didampingi
sejumlah pejabat tinggi TNI AL, KSAL pun menyalami para perwira yang
bertugas di KRI Surabaya (591), yang menjadi kapal markas komando.
Suasananya jauh berbeda ketika menyaksikan KRI OWA sedang melakukan
persiapan penembakan rudal dari jarak 500meter. Tegang sekali. Tegang
karena khawatir uji coba tersebut gagal kembali seperti yang terjadi
pada demo tahun 2011. Kala itu, di Samudera Hindia, Yakhont yang juga
ditembakkan dari KRI OWA, tak bisa mengunci target dan hilang kendali
tenggelam di laut setelah kehabisan bahan bakar.
Sejak
saat itu, rudal mematikan yang dibeli dari Rusia pada tahun 2009
tersebut menyisakan banyak tanda tanya besar, mengenai performa dan
cara mengendalikannya. Terlebih karena operator asal Rusia yang
diperbantukan untuk mengoperasikan penembakan rudal ini tidak
meninggalkan data kesalahan atau hasil dari evaluasi penembakan
tersebut. Kelegaan KSAL yang ditampakkan usai penembakan pada Sabtu
pagi itu, setidaknya menyiratkan juga kepuasan karena perwira
pelaksana penembakan dinilai telah menguasai praktik kendali
penembakan OTHT (Over The Horizon Target) rudal Yakhont.
Selain
menjadi sebuah prestasi baru bagi TNI Angkatan Laut, keberhasilan uji
coba penembakan ini praktis menjadi catatan baru bagi sejarah demo
persenjataan dunia. Itu karena penembakan dilakukan di wilayah
perairan Utara Sulawesi tersebut merupakan keberhasilan pertama
penembakan OTHT dari rudal ini. Dengan demikian, keberhasilan ini
praktis menjadi perhatian dunia internasional, khususnya dari
negara-negara lain pemilik rudal serupa, yakni; Suriah, Vietnam, dan
Rusia. Dan boleh jadi, akan menjadi catatan khusus bagi India,
pembuat dan pengguna rudal BrahMos- rudal sasaran permukaan laut yang
digubah dari P-800 Oniks yang digelanggang internasional dikenal
sebagai Yakhont.
Penembakan
rudal dan torpedo bukanlah satu-satunya “menu” pada uji coba kali
ini. Ditempat lain juga didemokan gempuran senjata berat andalan
marinir TNI AL. Pasukan pendarat ini mengusung meriam Artileri
MER-57, Howitzer 105 dan roket RM-70 Grad, serta tank-tank terbaru
BMP-3F yang didatangkan dari Rusia dan LVTP-7A1 buatan Korea Selatan.
Latihan juga masih mengikutkan ranpur lama seperti Tank Amfibi PT-76
dan AMX-10 PAC.
Kendaraan-kendaraan
tempur tersebut, berikut para prajurit marinir yang menyertainya,
masuk ke wilayah sasaran lewat operasi pendaratan amfibi
besar-besaran pada Minggu dini hari (14 Oktober 2012) di Pantai
Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur. Ibarat serangan Sekutu ke
Normandia semasa PD II, mereka keluar dari mulut kapal-kapal LST dan
Landing Perform Dock (LPD) TNI AL bersama Tank-tank Amfibi dan
Landing Craft Unit (LCU) yang dapat mengangkut hingga satu kompi
prajurit.
Dalam
operasi militer untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai musuh
itulah Marinir melancarkan serangan Artileri untuk melindungi
pasukan. Tembakan pertama dilancarkan oleh Tank-tank Amfibi yang baru
saja mendarat di pantai. Berikutnya oleh meriam-meriam Kaliber besar
seperti MER-57 dan Howitzer How-105. Untuk serangan yang lebih
mematikan, juga ditembakkan roket-roket 122mm Grad. Roket pertahanan
yang ditembakkan dari peluncur multi 10x4 ini, jika dioperasikan
dengan tepat, dari jarak 20km, mampu meluluhlantahkan wilayah seluas
3 hektar.
Dengan
demikian Armada Jaya XXXI/2012 lengkap memperlihatkan kesiapan
penggelaran operasi militer di laut, di pantai pendaratan serta
serbuan para prajurit marinir ke wilayah sasaran. Menurut wakil
Direktur Latihan Laksma TNI Siwi Sukma yang sehari-hari sebagai
Komandan dan Guskamla Armatim TNI AL, keberhasilan penggelaran
Latihan Armada Jaya kali ini bisa juga dilihat sebagai keberhasilan
Seskoal dalam menerapkan Wargaming System. Dengan alat utama yang
biasa disampaikan secara tutorial kepada siswa-siswa Seskoal ini,
mereka bisa mengujikan konsep-konsep peperangan dalam gambaran yang
utuh dan live.
“Skenario
Wargame untuk latihan ini kami buat berdasarkan potensi konflik yang
aktual. Kemungkinan pihak-pihak tertentu menduduki suatu wilayah
selalu ada oleh karena wilayah Indonesia amat luas. Begitu pun semua
ini kami lakukan untuk tujuan defensif. TNI hanya menggelar operasi
militer seperti ini untuk merebut kembali suatu wilayah yang diduduki
musuh,” jelas Laksda TNI Arief Rudianto.
Tembakan Roket RM-70 Grad dalam Latihan Armada Jaya XXXI / 2012
Sumber:
Majalah
COMMANDO Volume VIII / Edisi No.5 / Tahun 2012.
No comments:
Post a Comment