NORAD- Warisan Perang Dingin
Sejak kemunculan pesawat terbang, kekuatan udara
sudah diramalkan akan mengubah peta konflik dan peperangan di masa
mendatang. Salah satunya yang paling terlihat adalah, kekuatan udara
yang otomatis memunculkan upaya untuk menangkalnya, yang disebut sebagai
aspek pertahanan udara (Air defense).
Seolah tak ada habisnya, dalam sejarah konflik
besar yang dialami umat manusia, pembelajaran dari suatu konflik dapat
berlanjut dan diterapkan pada konflik-konflik selanjutnya. Begitu pula
antara Perang dunia II dan Perang dingin. Bedanya, kalau PD II adalah
konflik terbesar yang bermandikan darah dan memakan jutaan korban jiwa,
kalau Perang dingin sifatnya berbeda dari perang sebelumnya, namun masih
memiliki dampaknya hingga saat ini.
Salah satu pelajaran penting yang didapat dari PD
II, yang berdampak luas dalam era perang dingin adalah terkait masalah
kekuatan udara (Air power). Bom nuklir yang meluluhlantahkan
Hiroshima dan Nagasaki di Jepang berujung pada menyerahnya Jepang kepada
sekutu, otomatis mengangkat aura penggentar (deterrence)
senjata maut itu. Perkembangan teknik pembuatan bom nuklir serta rancang
bangun pesawat pembom jarak jauh pun membawa implikasi serius, bahkan
bagi negara sebesar Amerika Serikat, yang notabene merupakan kekuatan
utama Blok barat.
Kemampuan terbang pesawat pembom Soviet yang
mampu menjangkau Amerika Utara lewat rute lintas Arktik (Kutub Utara),
membuat dua negara tersebut saling bersitegang. Amerika sebagai kekuatan
utama NATO tentu layak merasa cemas akan ancaman pesawat pembom Soviet
memasuki wilayah udara Kanada di bagian Utara Amerika. Jika hal itu
terjadi dan sukses dilakukan, maka jangan berbicara masalah nuklir dulu,
ancaman yang ditebar melalui jalur udara berbekal ratusan ton munisi
konvensional, bukanlah perkara yang bisa dianggap sepele.
Sebaliknya bagi Kanada sendiri yang ukuran
wilayahnya berbatasan langsung dengan AS, dan dengan jumlah penduduk
yang lebih sedikit daripada populasi AS, Kanada memiliki banyak
wilayah-wilayah kosong alias tak berpenduduk. Bukan tak mungkin keadaan
ini dimanfaatkan Soviet untuk menyusupkan kekuatan militernya guna
menduduki Kanada dan menjadikannya staging area untuk
menggempur Amerika. Dan komposisi demografi wilayah kanada tak banyak
berubah sejak permulaan Perang dingin hingga sekarang.
Pesawat F-16 yang terbang dalam misi NORAD- di atas kota New York- AS
Berangkat dari kecemasan bersama, meski dengan latar
belakang agak berbeda, muncul wacana akan pembentukan sistem pertahanan
udara gabungan, yang kemudian disatukan dan dinamakan NORAD (North American Air Defense Command).
Tujuan utama sistem pertahanan udara yang merupakan gabungan dan
kerjasama antara AS dan Kanada ini adalah untuk meng-kordinasi
pertahanan udara berdasarkan masukan yang didapat dari radar sensor yang
ditebar di sekitar wilayah Amerika Utara.
Pada awalnya misi NORAD berfokus pada peringatan
dini terhadap ancaman dari udara, namun NORAD mulai bereaksi dan
merespon serius terhadap kemunculan dan eksistensi senjata nuklir jarak
jauh dalam bentuk rudal balistik antar-benua. Fokus ini diperluas dari
“pertahanan udara” menjadi “pertahanan ruang udara”, atau dengan kata
lain sistem gabungan ini memperluas wilayah cakupannya hingga mampu
mendeteksi ancaman udara dari luar atmosfir. Dan kata “Air” didalam
singkatan NORAD pun berubah menjadi “Aerospace”.
Di tengah desas-desus yang tengah menjadi bahan
pembicaraan dalam era Perang dingin, NORAD pun eksis dalam segala
ceritanya, mitos, dan bahkan teori konspirasinya. Bahkan di masa
sekarang dimana NORAD sudah lebih terbuka, tetap saja, segala prasangka,
dan mitos-mitos lainnya pun masih tetap eksis. Soviet boleh runtuh dan
Perang dingin bisa saja dinyatakan berakhir, nyatanya keberadaan dan
kehadiran NORAD tetap tak dapat dihapus begitu saja.
Insiden 9/11 di Amerika menjadi bukti tak
terbantahkan akan pentingnya keberadaan NORAD. Pada 11 September silam,
beberapa pesawat penumpang AS dibajak sekelompok teroris dan diarahkan
ke gedung-gedung yang merupakan fasilitas penting dan mewah di negeri
itu, menjadikan hari itu seperti peristiwa Pearl Harbor silam.
Terlepas dari berbagai teori konspirasi, salah
satunya adalah tuduhan yang menyatakan bahwa Peristiwa 11 September
merupakan rekayasa agar warisan Perang dingin yang dianggap kurang
relevan seperti NORAD, bisa terus eksis. Aspek pertahanan udara sudah
tak mungkin terhapuskan atau dihilangkan dari peta pertahanan negara
manapun. Selama masih ada yang namanya ancaman udara dan senjata,
ancaman-ancaman tersebut merupakan ancaman nyata yang tiap saat bisa
saja terjadi. Dan kemudian menghadirkan NORAD sebagai sistem penangkal
dari kemungkinan ancaman-ancaman udara tersebut.
Disadur dari; majalah COMMANDO- Info Populer Kemiliteran & Kepolisian / Volume VII / Edisi No.5 / Tahun 2011
No comments:
Post a Comment