Otto Lillenthal - melakukan demo terbang pada pesawat layang buatan nya.
inilah yang kemudian menginspirasi Wright bersaudara.
Pada
saat awal kelahiran pesawat terbang, Indonesia belumlah lahir dan
masih merupakan jajahan Belanda yang bernama Hindia Belanda. Untuk
menceritakan perkembangan dunia penerbangan “sipil” di Indonesia,
mau tak mau kita harus melihat terlebih dulu tentang kisah
perkembangan penerbangan di dataran Eropa, yang kemudian membawa
pengaruhnya ke bumi Nusantara.
Sebelum
kelahiran pesawat terbang, balon udaralah yang merupakan wahana udara
yang paling populer. Balon yang berisikan hidrogen atau udara panas
seperti yang dilakoni oleh kakak-beradik Joseph-Michel (1740-1810),
dan Jacques-Etienne Montgolfier (1745-1799) di Perancis, sukses
membawa manusia terbang ke angkasa. Percobaan dengan balon udara
panas juga dilakukan di Belanda pada tahun 1804 dengan tokohnya
Abraham Hopman (1770-1832). tapi balon udara bukanlah sebuah jawaban
ideal untuk mewujudkan “mimpi” manusia untuk terbang ke
angkasa (udara), karena sifatnya yang sulit dikendalikan dan sangat
mudah terombang-ambing oleh angin.
Otto Lillenthal (1848-1896)
Menjelang
berakhirnya abad-19, Otto Lillenthal (1848-1896), membuat pesawat
berjenis layang (glider) dengan memanfaatkan gaya aerodinamika dan
sayap seperti layaknya burung, ini juga belum sempurna karena pesawat
layang harus diterbangkan dari tempat yang tinggi terlebih dahulu
seperti di wilayah perbukitan.
Tapi
dasar-dasar dari pemikiran Lillenthal lah yang menginspirasi dua
bersaudara asal Amerika Serikat, Wilbur dan Orville untuk membuat
sebuah model pesawat terbang. Pada 17 Desember 1903, Orville Wright
berhasil menerbangkan pesawat buatannya, Flyer, di bukit berpasir
Kill Devil, Kitty Hawk- Carolina Utara. Penerbangan tersebut hanya
berlangsung selama 12 detik, tapi itu adalah detik-detik pertama yang
membuka era fajar penerbangan.
Wright bersaudara, saat menerbangkan pesawat Model "A" buatan mereka.
Perjalanannya
memang tidaklah selalu mulus. Di negerinya sendiri, malah timbul
ketidakpercayaan bahwa ada dua bersaudara yang “hanya tamatan SMA”,
dengan biaya mereka sendiri, dan hanya bekerja sebagai tukang sepeda,
mampu dan sukses membuat sebuah model pesawat terbang dan
menerbangkannya. Sedangkan seorang Profesor. Samuel Langley membangun
Great Aerodome, dengan melibatkan banyak peneliti serta dibiayai
sangat besar oleh negara, justru gagal total dalam membuat dan
merancang sebuah pesawat!
EUFORIA
PENERBANGAN
Wright Brothers,
Wright
Brothers tidak berkecil hati menghadapi sikap pesimis di negerinya
sendiri. Mereka memutuskan untuk menunjukkan demo terbang Model “A”
di Eropa, tepatnya di Perancis pada tahun 1908. walaupun sudah lebih
baik dari Flyer, Model “A” masih terlihat sederhana dan bersayap
dua (biplane), sebuah ciri khas pesawat di era awal penerbangan.
Sayapnya terbuat dari kerangka kayu yang ditutup kain yang sangat
rapuh. Buat bergerak ke depan dan terbang saja, mengandalkan sebuah
mesin berdaya dorong kecil. Kontrol kemudi mengandalkan kawat-kawat
piano yang melintang satu sama lain, menyatu di dalam kemudi yang
berada dibagian tengah sayap sebagai tempat pilot. Saking
sederhananya model pesawat tersebut, seseorang bisa saja menjadi
perancang, pembuat dan pilot pesawat sekaligus, seperti yang
dilakukan Wright Brothers.
Jangan
pula dibayangkan demo terbang aerobatik pada zaman itu seperti demo
terbang saat ini. Demo terbang Model “A” membosankan!! hanya
terbang lurus, bahkan untuk belok pun susah dan harus ekstra
hati-hati lantaran kerangka pesawat tidak bisa menopang manuver
ekstrem. Salah sedikit saja pesawat bisa jatuh, anginnya juga tidak
boleh kencang, bahkan idealnya malah tidak ada angin sama sekali,
yang dibuktikan dengan menyalakan rokok, yang asapnya malah
membumbung lurus ke atas, melakukan pendaratan juga harus ekstra
hati-hati. Pesawat Wright Brothers hanya dilengkapi lunas peluncur
tanpa dilengkapi roda buat lepas landas dan mendarat. Jika mendarat
terlalu cepat, akan berakibat fatal, bisa-bisa pesawat jadi hancur
berkeping-keping.
Namun
terlepas dari itu, pesawat buatan Wright bersaudara adalah jawaban
dari “impian” terbang manusia selama berabad-abad. Demo terbang
mereka mendapatkan banyak kepercayaan dan sambutan hangat baik dari
Eropa, bahkan sampai membuat euforia tersendiri bagi banyak orang,
yang berusaha mengikuti jejak mereka, membuat pesawat terbang.
Louis
Bleriot adalah seorang perancang dan penerbang asal Perancis. Hanya
dalam waktu setahun dari Demo Wright, pesawat terbang rancangannya
yang disebut Bleriot XI, terbang dari Perancis menuju Inggris.
Menakjubkan!! mengingat jaraknya yang dinilai sangat jauh pada masa
itu, dan bahkan Bleriot berani terbang di atas lautan!!
Bleriot
XI sangatlah maju daripada pesawat Model “A”. bahkan dilihat dari
mata sekarang, Bleriot XI dinilai cukup modern, bersayap tunggal
(monoplane), memiliki perangkat roda pendarat, bahkan memiliki kokpit
dan juga ekor pesawat. Selain itu, Bleriot juga memiliki pemikiran
untuk membuka sekolah khusus pilot Bleriot pada tahun yang sama
sebagai salah satu usahanya untuk menjual pesawat buatannya.
model replika pesawat terbang Bleriot XI.
merupakan model yang cukup modern pada waktu itu.
merupakan model yang cukup modern pada waktu itu.
Meskipun
mahal, kurikulum sekolah pilot Bleriot sangatlah maju, diajar oleh
instruktur yang berpengalaman, dan memiliki banyak pesawat latih. Tak
mengherankan banyak orang yang berminat. Kemudian banyak orang di
Eropa dan AS yang berbondong-bondong belajar di sana, berlomba-lomba
untuk mendapatkan brevet terbang Aero Club de France yang
prestisius sekaligus menjadi pilot penerbang nomor satu di negaranya,
tak terkecuali pilot dari Belanda.
Pilot
tiba-tiba menjadi profesi yang sangat menjanjikan. Meskipun mereka
juga sangat dekat dengan maut, mereka-mereka ini yang kemudian
dibayar mahal untuk menunjukkan kebolehan mereka dalam pertunjukan
“atraksi udara” pada pameran-pameran kedirgantaraan atau
untuk menerbangkan pesawat-pesawat dari pabrik pembuat pesawat
terbang yang tumbuh cukup pesat pada waktu itu.
sebuah poster "tantangan" Aero Club De France.
sebuah poster yang ditujukan bagi mereka yang ingin mengikuti
sebuah poster yang ditujukan bagi mereka yang ingin mengikuti
perlombaan "terbang" pada awal abad-19 dengan pesawat-pesawat buatan mereka sendiri.
Poster ini bertanggal 16-17 Juni 1912, dan diselenggarakan oleh Klub penerbang Perancis.
ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka-mereka yang telah berhasil membuat model
ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka-mereka yang telah berhasil membuat model
pesawat terbangnya.
Disadur
dari Majalah Angkasa “Edisi Koleksi”, SPI (Sejarah Penerbangan
Indonesia)- Edisi Koleksi No.81 Tahun 2012
No comments:
Post a Comment